4

7K 470 20
                                    

Sejak memutuskan untuk mengumumkan berita rencana pernikahannya, baik Chanyeol maupun Rosé telah siap untuk menghadapi berbagai macam respon dari masyarakat. Pro dan kontra tentu tak akan dapat mereka hindari namun keduanya telah sepakat untuk menghadapinya bersama-sama.

Seperti hari itu dimana para wartawan telah berbondong-bondong datang dan menunggu keduanya di depan pintu stasiun TV di Korea Selatan. Semua wartawan tentu ingin menjadi yang pertama dalam mendapatkan pernyataan maupun foto keduanya.

Chanyeol dan Rosé tampak keluar dari pintu utama. Rosé menundukkan kepalanya, bukan karena ia malu atau merasa bersalah hanya saja hari itu ia sedang tak ingin memberikan pernyataan apapun.

Chanyeol yang tanggap pun segera meraih telapak tangan Rose dan membawanya berjalan dengan sangat hati-hati. Ia tak ingin calon istrinya tertabrak atau menabrak kamera.

“Kami akan mengadakan konferensi pers esok hari, mohon simpan pertanyaan kalian untuk besok,” kata Chanyeol sambil berjalan, tak lupa ia juga memamerkan lesung pipinya.

“Kau ingin langsung kembali atau mampir ke suatu tempat dulu?” tanya Chanyeol sesaat setelah keduanya masuk ke dalam mobil.

“Aku ingin pulang saja, lagipula besok kita menghadiri konferensi pers,” Chanyeol mengangguk dan mulai menyalakan mesin mobilnya, “kalau begitu mau mampir ke flatku?”

Tawaran Chanyeol membuat Rosé mengerutkan dahinya. Ia menoleh pada Chanyeol yang tampak fokus dengan kemudinya. “memangnya sudah boleh?”

Kali ini ganti Chanyeol yang mengerutkan dahinya. Ia tak mengerti apa maksud dari pertanyaan Rose padanya.

“Beberapa hari yang lalu kau sampai mengusirku, apa kau lupa?”

Chanyeol memuka mulutnya tanpa suara, ia ingat betapa marahnya Rosé saat ia tak mengijinkan gadis itu untuk masuk ke flat apartemennya. Ada sesuatu yang saat itu belum boleh Rose ketahui, “kau masih marah?”

Sebuah senyuman sinis muncul di sudut bibir Rosé. Apa ia harus menjawab pertanyaan konyol Chanyeol? Tentu  saja Rosé marah. Bukankah sebagai calon pasangan suami istri seharusnya sudah tak ada lagi yang perlu disembunyikan?

“Ayolah, aku minta maaf karena mengusirmu kapan hari, tapi aku bersumpah aku tak menyembunyikan hal buruk di belakangmu,”

Berkencan untuk waktu yang cukup lama membuat Chanyeol paham bahwa Rosé adalah seorang gadis yang punya imajinasi tinggi. Cukup tinggi untuk memulai sebuah pertengkaran terkadang.

Setelah mobilnya masuk ke area apartemen yang terletak di daerah Gangnam, Chanyeol pun mengurangi laju mobilnya. Ia membuka kaca mobil untuk menyapa seorang petugas keamanan yang sedang berjaga.

***

Sesampainya di depan pintu flat apartemennya Chanyeol pun mengusap layar kunci otomatis dan menekan beberapa digit angka.

“Eoh!!!” celetuk Rosé saat menyadari bahwa angka password pintu Chanyeol adalah tanggal lahirnya, “kau merubahnya lagi?”

“Sejak awal ini adalah passwordku,” jawab Chanyeol singkat, ia tak ingin berdebat dan segera memutar kenop pintu dan mendorong daun pintu ke arah dalam.

Dasar pria tidak romantis!!! Seharusnya Chanyeol mengucakan candaan merayu atau apapun itu sebagai betuk permintaan maaf karena selain mengusir pria itu juga telah merubah password tanpa memberitahu Rosé. Namun kekecewaan Rosé tak berlangsung lama, kekecewaannya hilang setelah pintu terbuka sempurna.

“Daebak, kau benar-benar merubah desainnya?”

Pertanyaan antusias Rose dijawab anggukan oleh Chanyeol. Dari senyumannya saja sudah terlihat bahwa Chanyeol sangat bangga akan hasil kerja kerasnya.

Rose tak sanggup menyembunyikan ketakjubannya. Ia sangat memuji selera Chanyeol dalam mendesain suatu ruangan. Tidak sia-sia Chanyeol ikut kuliah online jurusan desain interior dulu.

Keduanya kini duduk bersama di atas sofa. Tak ada jarak yang memisahkan keduanya. Baik Chanyeol maupun Rosé sudah sangat nyaman dengan posisinya.

“Oppa, kau pasti kesal karena aku justru menuduhmu yang macam-macam,”

“Memang kapan kau tak menuduhku?”

Rose melepaskan diri dari pelukan Chanyeol. Ia duduk menghadap Chanyeol dan menatap lekat-lekat pada mata lebar Chanyeol, “katakan, apa kau tidak pernah bosan denganku? aku selalu menuduhmu, selalu salah paham kepadamu dan selalu marah padamu, apa kau tidak bosan?”

“Tentu saja aku bosan, karena itu aku menikahimu agar kau bisa melihatku seharian, dengan begitu kau akan berhenti curiga padaku,"

Rosé melepasakan dirinya dari pelukan Chanyeol. Pernyataan cinta macam apa itu pikir Rosé.

Terkadang Chanyeol memang bersikap sangat menyebalkan seperti ini. Entah ia benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwa Rose sedang memancingnya agar mengucapkan kata-kata romantis seperti adegan dalam drama percintaan.

Merasa percuma untuk mengeluhkan sikap Chanyeol akhirnya Rose kembali ke posisinya semua. ia menenggelamkan kepalanya di dada bidang Chanyeol sambil memorinya mengingat kembali masa-masa awal pertemuannya dengan Chanyeol.

tvN Life Bar : EXO Chanyeol and Blackpink Rosé special ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang