9

3.9K 361 24
                                    

Sebuah mobil van berwarna hitam berhenti tepat di lobi stasiun TV SBS. Rosè turun dengan gitar di pundaknya. Sebelumnya manajernya sudah menawarkan diri untuk mengantarnya sampai ke ruang latihan tapi ia menolak karena ia tahu manajernya harus mengantar anggota Blackpink yang lain hari ini.

Rosé menyapa Jihyo yang sudah terlebih dahulu datang. Keduanya masuk bersamaan ke ruang latihan dimana para staf dan anggota kolaborasi yang lain sudah datang kecuali Chanyeol.

Sambil menunggu mereka memutuskan untuk mengobrol satu sama lain. Project kolaborasi tak akan terasa menyatu jika mereka masih saling canggung dan tak mengenal satu sama lain hingga beberapa menit kemudian Chanyeol datang dan menyapa semua orang yang hadir.

“Maaf aku terlambat, jadwal kami yang sebelumnya mundur sehingga jadwal yang lain juga ikut mundur,”

Chanyeol dengan sopan meminta pengertian pada seluruh staf dan anggota kolaborasi.

Dengan hadirnya Chanyeol maka sesi latihan pun dimulai. Satu persatu menujukkan kemampuannya untuk direkam oleh staf sebagai cuplikan sebelum performance nanti.

Lima jam berlalu begitu saja tanpa mereka sadari waktu latihan telah usai. Kesemua anggota kolaborasi mulai mengemasi barang-barangnya dan berpamitan untuk undur diri.

“Kau tidak pulang?”

Chanyeol mendapati Rosé sedang duduk sendirian di bangku yang terletak di samping mesin penjual minuman.

“Manajerku belum sampai sunbae, sunbae sendiri?”

“Aku membawa mobil sendiri karena manajerku harus mengantar anggotaku yang lain,”

Bukannya pergi Chanyeol justru ikut duduk di samping Rosé dengan gitarnya sebagai pembatas.

“Kau mahir dalam bermain gitar,”

Rosé tersenyum mendengar pujian Chanyeol.

“Apa kau sering main gitar?”

“Dulu sebelum menjadi trainee aku memang sering bermain gitar bersama ayahku,”

“Sama! Aku juga main gitar dengan ayahku saat masih sekolah,”

Rosé lagi-lagi tersenyum canggung. Ia tidak tahu harus menanggapi bagaiman. Bertepuk tangan pasti akan berlebihan pikirnya.

“Tapi kulihat kukumu terlalu panjang, apa kau tidak punya pik?”

Pik adalah alat bantu yang digunakan oleh seorang gitaris saat bermain gitar. Pik akan melindungi jari dari kapalan.

“Ada tapi aku meninggalkannya di kamar,”
Chanyeol kemudian merogoh saku gitarnya. Ia mengambil salah satu piknya secara acak dan memberikannya pada Rosé, “letakkan ini di saku gitarmu jadi tidak akan tertinggal lagi,”
Rosé menerima pik pemberian Chanyeol dan mengamatinya, “bukankah ini terlalu tebal untuk gitar akustik?”

Chanyeol mengamatinya pik yang ada di tangan Rosè. Ia pun merogoh lagi pik yang ada di saku gitarnya. Ia memilih pik yang lebih tipis dari sebelumnya, “kalau begitu gunakan ini,” Chanyeol menyodorkan pik lain berwarna merah.

“Tidak, aku akan menyimpan yang ini saja, ayahku pasti iri karena aku punya pik limited edition dari Queen,”

Wajah Rosé terlihat senang hanya dengan membayangkan betapa irinya ayahnya nanti, “tidak apa-apa kan?”

Chanyeol mengangguk, itu memang limited edition tapi ia punya stok lebih di apartemennya jadi tidak masalah jika Rosè menginginkannya.

“Mendengar perkataanmu, sepertinya kau tahu banyak tentang alat musik,”

“Sejak kecil aku tidak pandai dalam belajar sehingga aku fokus dalam hal lain,”

Chanyeol mengangguk, sama dengan Rosé, Chanyeol juga tak pandai dalam bidang akademis karena itu ia fokus dalam non akademis.

“Apakah ayahmu suka Queen?”

Rosé mengangguk, ia menambahkan beberapa nama grup band lain yang disukai ayahnya.

“Lalu kau sendiri suka apa?”

Mulus sekali bukan obrolan Chanyeol? Tak sulit karena sepertinya mereka sangat cocok mengobrol soal musik.

“Belakangan ini aku mendengarkan lagu dari Honne tapi aku juga suka Coldplay, Muse dan Alter Bridge,”

“Aku tidak menyangka seorang gadis akan menyukai jenis musik seperti itu,”

Rosé tersenyum, “aku mendengarkan berbagai jenis lagu untuk kujadikan referensi juga,”

Chanyeol senang obrolannya dengan Rosé berjalan dengan lancar. Ia tak butuh banyak usaha karena sejak awal selera musik mereka sangat mirip. Tentu akan lebih menyenangkan jika mereka menjadi lebih akrab kedepannya.

“Selain bermain gitar aku juga bermain drum, sebenarnya aku sedang berlatih bermain piano sekarang,”

Mata Rosé membola dengan sempurna mendengar Chanyeol.

“Aku kebalikan sunbae, aku bisa bermain piano tapi aku juga ingin bisa bermain drum,”

“Kau mau main ke apartemenku?”

Pertanyaan Chanyeol justru terdengar canggung bagi Rosé. Wajahnya memerah membayangkan Chanyeol mengajaknya ke apartemennya.

“Maaf, aku tidak bermaksud lancang hanya saja aku punya studio latihan sendiri di apartemenku, jadi jika kau ingin latihan kau bisa datang kapan saja,”

“Studio? Sungguh? Wah itu hebat sekali?”

Chanyeol tersenyum senang mendengar pujian yang disampaikan oleh Rosé.

“Terkadang aku juga merekam hasil latihanku dan aku mengunggahnya di Soundcloud,”

“Sunbae punya akun Soundcloud?”

Chanyeol mengangguki pertanyaan Rosé. Ia juga menceritakan bahwa terakhir kali ia mengupload unggahannya saat ia sedang latihan dengan D.O..

Obrolan seru mereka terpaksa berhenti saat Rosé sudah dijemput oleh manajernya. Chanyeol menyesal kenapa ia tadi tak meminta nomor Rosé. Pasti akan seru jika ia bisa mengenal Rosé lebih jauh lagi.

tvN Life Bar : EXO Chanyeol and Blackpink Rosé special ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang