42

2.1K 214 17
                                    

Rosé berkali-kali mengerjapkan matanya, ia tak percaya dengan apa yang didengarnya sehingga ia menghapus air matanya dan melepaskan pelukan Chanyeol.

"Aku tidak pernah mengkhianatimu, kau salah paham,"

"Salah? Melihatmu dirindukan dan dibutuhkan wanita lain apanya yang salah paham?" Rosé hampir berteriak kalau dia tidak ingat sedang berada di tempat umum.

"Hubungan kami tidak seperti yang kau pikirkan,"

Rosé merasakan air matanya kembali jatuh, ia membenci dirinya sendiri malam ini. Kenapa ia harus terlihat sangat lemah di hadapan Chanyeol. Lalu untuk apa selama ini ia bertahan bila pada akhirnya akan terlihat menyedihkan di hadapan mantan kekasihnya.

"Aku tahu akan sulit bagimu untuk percaya padaku, tapi aku bersumpah bahwa yang kukatakan itu benar, dia adalah kekasih sahabatku yang meninggal beberapa bulan yang lalu, dia sendirian sehingga aku menawarkan diri untuk membantunya,"

Rosé masih terdiam, ia mencerna apa yang diucapkan oleh Chanyeol kata demi kata.

Chanyeol mengambil ponselnya dan menekan beberapa angka kemudian memberikannya pada Rosé, "ini, kau bisa bertanya pada Miyuki sendiri,"

"Hi, apakah ini Rosé?" tanya seorang wanita dari ujung telepon.

"Benar," jawab Rosé singkat.

"Sebelumnya aku minta maaf karena aku menyebabkan kesalahpahaman diantara kalian. Chanyeol dan aku hanya berteman. Saat itu aku memang sedang hamil dan karena aku sendirian, Chanyeol menawarkan diri untuk menjadi ayah dari bayiku," merasa kalimatnya terdengar ambigu akhirnya Miyuki buru-buru menjelaskan kalimatnya, "tidak, jangan salah paham dahulu, dia hanya menjadi ayah angkat untuk bayiku, bukan menjadi suamiku,"

Rosé cukup lama terdiam sambil mencerna kata-kata yang diucapkan oleh Miyuki. Rosé kemudian tersenyum getir saat kesadarannya mulai kembali.

"Apa kau tidak percaya?" lagi-lagi Miyuki bertanya karena ia bisa merasakan bahwa Rosé masih belum mempercayainya.

"Kau tidak perlu sejauh ini, aku baik-baik saja."

"Percayalah, dia sangat mencintaimu, aku akan merasa sangat bersalah jika kau seperti ini," Rosé tak menjawab sehingga Miyuki pun melanjutkan, "apa jangan-jangan kau sendiri yang tidak mencintainya? Bukankah kau seharusnya mempercayainya jika kau memang mencintainya?"

Kata-kata Miyuki serasa memukul kepala Rosé dengan cukup keras. Ia tiba-tiba seperti diingatkan kembali pada tindakannya selama ini. Ia selalu curiga dan selalu memutuskan hubungan lebih dulu tanpa memberi kesempatan Chanyeol untuk menjelaskan.

"Jadi kau masih tidak percaya padaku?" tanya Chanyeol begitu menerima kembali ponselnya. Tidak ada jawaban dari Rosé sehingga Chanyeol yang kesal pun kembali menarik Rosé ke dalam pelukannya.

Suara isakan terdengar di telinga Chanyeol, ia melepaskan pelukannya dan menatap Rosé yang menangis sambil kepalanya tertunduk.

"Lagi, kau lagi-lagi menangis. Yakkk, katakan padaku bahwa kau sudah memaafkanku."

"Kau tidak salah, untuk apa kau meminta maaf? Justru aku yang harusnya minta maaf padamu. Aku tidak pernah mempercayaimu. Aku sangat jahat kepadamu."

Melihat Rosé yang semakin menangis Chanyeol pun kembali memeluk kekasihnya. Ia tidak peduli hubungan mereka masih kekasih atau mantan kekasih, baginya hubungan mereka belum berakhir selama ini.

"Aku selama ini selalu menuduhmu. Tidak percaya padamu. Aku yang selalu meminta berpisah saat kita sedang ada masalah dan jugal tidak memberimu waktu untuk menjelaskan. Masalahnya adalah aku. Bukan kau."

"Aku juga salah, seharusnya aku mengatakannya padamu dulu sebelum memutuskan untuk bertanggung jawab pada bayi Miyuki. Jadi kau tidak perlu salah paham padaku."

.
.
.
.
.

Rosé dan Chanyeol kembali ke hall setelah Chanyeol memastikan gadisnya tersebut tidak lagi menangis. Sambil bergandengan tangan mereka masuk ke hall dan hal itu membuat Yura yang melihatnya menjadi sangat terkejut.

"Apa ini?" tanya Yura sambil menunjuk tautan tangan antara Chanyeol dan Rosé.

"Aku akan cerita pada eonni, tapi tidak sekarang," jawab Rosé sambil tersenyum meski matanya merah.

"Oke.... aku akan menunggu penjelasanmu."

"Hyung, boleh kami kembali duluan?" tanya Chanyeol pada Suho karena bagaimanapun Suho yang mengajaknya datang.

"Yayayyayayaaaa kembalilah, aku yakin kalian saling merindukan satu sama lain," jawab Suho santai sekaligus lega setidaknya tugasnya berkurang satu karena selama ini sudah sangat berat baginya untuk mengurus bayi besar seperti Sehun, jika ditambah sikap uring-uringan Chanyeol rasanya ia akan mati muda.

"Apakah keadaan oppa sudah baikan?" tanya Rosé sambil tidak berhenti memandangi Chanyeol yang fokus dengan kemudi.

"Pengobatanku tidak secepat sebelumnya karena seseorang membuatku tidak nafsu makan dan melewatkan minum obat."

Jawaban bercanda dan sarkas Chanyeol ditanggapi serius oleh Rosé, ia menundukkan kepalanya dan hanya diam sambil merutuki sikap egoisnya kemarin-kemarin.

"Yak! Yak! Yak! Jangan memasang wajah seperti itu, aku hanya bercanda. Aku sangat sehat sekarang."

"Tetap saja, aku pasti menyusahkanmu."

"Kalau aku bilang tidak, itu akan membuatku terlihat keren kan?"

Rosé menatapnya tanpa menjawab.

"Tapi aku harus jujur, kau memang menyakitiku. Jadi kumohon jangan seperti itu lagi."

"Maafkan aku. Aku akan lebih percaya lagi kepadamu."

"Kau ada jadwal besok?" pertanyaan Chanyeol dijawab gelengan kepala oleh Rosé.

"Bagaimana kalau kita mendaki malam ini?"

"Mendadak begini? Tidak , tidak , aku tidak akan mendaki dengan tampilan seperti ini," jawab Rosé sambil memandangi gaunnya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Aku tidak ingin cepat berpisah denganmu malam ini,"

Rosé menurunkan kaca jendela mobil Chanyeol. Udara malam yang dingin menerpa pipinya yang terasa panas. Chanyeol tak mengatakan apapun atau melakukan apapun tapi kenapa ia justru merasa seakan diserang?

Park Chaeyoung, besok hari minggu kau harus ke gereja, kau harus melakukan pengakuan dosa !!! batin Rosé sambil menggigit bibir bawahnya untuk menolak semua sensasi merinding di tubuhnya.

tvN Life Bar : EXO Chanyeol and Blackpink Rosé special ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang