51

1.5K 171 1
                                    

Rosé tersenyum saat seorang pria datang dan duduk di hadapannya.

"Apakabar Chaeyoung-ssi?" tanya pria itu.

"Baik Youngman-ssi,"

Youngman adalah seorang investor dalam project-project solo Rosé. Secara singkat pria itu adalah sponsornya.

"Bagaimana progresmu? Sebenarnya aku bisa saja bertanya pada manajermu tapi aku ingin mendengarnya langsung darimu,"

"Sudah 85% tapi sebenarnya aku masih tidak begitu puas dengan hasilnya,"

"Jangan khawatir, aku tidak akan menekanmu atau membuatmu terburu-buru, lakukan senyamanmu saja,"

"Terimakasih sudah memahamiku, Youngman-ssi,"

Youngman tersenyum penuh arti pada Rosé. Ia mendengarkan penjelasan Rosé dengan seksama tentang rencana-rencana kerjanya bertahun-tahun ke depan.

"Okay, cukup dengan pembahasan tentang pekerjaan, bagaimana dengan hubunganmu? Apa kau baik-baik saja dengannya?" Bekerjasama dalam waktu lama membuat keduanya pun akrab sehingga terkadang mereka membahas hal-hal pribadi.

"Sebenarnya kami bertengkar beberapa hari yang lalu,"

"Kenapa?"

"Dia membahas tentang pernikahan,"

"Apa kau tidak mau menikah?"

"Tentu saja bukan begitu maksudku, seperti yang kau tahu aku punya banyak sekali rencana dan harapan yang belum terealisasi, aku tidak ingin menikah jika itu belum terpenuhi."

"Kau memang pekerja keras, suamimu kelak pasti akan kesulitan untuk memenuhi harapanmu,"

"Apa aku seburuk itu?"

"Secara bisnis itu bagus tapi dalam berhubungan itu adalah masalah,"

"Jadi menurutmu aku harus bagaimana?"

"Kurangi sedikit rencanamu, kau tetap bisa melakukannya nanti setelah menikah,"

"Tidak, aku tidak ingin bekerja setelah menikah, aku harus merawat suami dan anakku nanti setelah menikah,"

Youngman mengangguk mengerti. Menjadi rekan bisnis Rosé untuk waktu yang lama tak membuatnya heran dengan cara berpikir Rosé.

"Aku akan memikirkan saranmu, aku pergi dulu Youngman-ssi,"

Youngman mengangguk dan mempersilahkan Rosé pergi.

"Kurasa aku harus mulai bergerak sebelum terlambat," gumam Youngman sambil menatap Rosé yang berjalan menjauh.

***

"Sudah jangan menghubunginya terus menerus. Berikan dia waktu untuk mendinginkan kepalanya" kata Yoora pada Chanyeol yang masih sibuk menelponi kekasihnya.

Sebelumnya Chanyeol sedang berada di daerah dekat apartemen Yoora sehingga ia memutuskan untuk mampir sebentar karena cukup lama ia tak bertemu dengan kakaknya.

"Aku sangat heran, biasanya wanita sangat ingin segera dinikahi oleh kekasihnya. Tapi Chaeyoung justru menghindari hal itu dengan alasan ingin meraih impiannya dan masih tak siap dengan tanggung jawab sebagai seorang istri. Padahal aku tak punya keinginan untuk membatasi kegiatannya meski nanti kami sudah menikah. Aku juga tak memintanya untuk selalu memasak atau menyiapkan keperluanku nanti. Aku hanya ingin memilikinya seutuhnya. Itu saja"

"Hmmmmm" Yoora meletakkan sendok dan garpunya, ia mengaitkan kedua tangannya sambil tampak berpikir.

"Apa dia tak menginginkanku, noona?"

"Bodoh!" umpat Yoora pada pemikiran konyol adiknya, "sudah terlalu terlambat kalau ia berpikir tak segera menikah hanya karena tak menginginkanmu, kalian sudah pacaran lama sekali"

"Lalu apa masalahnya?"

"Daripada tidak menginginkanmu, aku malah berpikir mungkin ia hanya merasa belum yakin saja padamu"

"Bukannya itu sama saja?"

"Beda, kalau dia tak menginkanmu ia pasti tak akan mau tetap berkencan denganmu sampai sejauh ini. Kupikir sebaiknya kau tak terlalu memaksanya, aku takut ia akan benar-benar kabur nanti."

***

"Chanyeol-a!" panggil seorang pria berkacamata saat melihat Chanyeol melintas di hadapannya, "Chaeyoung baru menelepon. Ia ingin kau menghubunginya segera"

Chanyeol meraih ponselnya dan menekan angka 1 panggilan cepat di ponselnya.

"Ada apa?"

"Apa oppa sibuk malam malam ini?" tanya Rosé dari seberang telepon.

Chanyeol tak percaya nada bicara Rosé bisa sesantai itu, apa dia sudah lupa bagaimana mereka bertengkar terakhir kali?

"Iya, aku harus menyelesaikan pekerjaanku" Chanyeol pikir ia perlu untuk bermain tarik ulur sekarang. Yoora ada benarnya, bila ia terlalu mengejar atau menekan Rosé, itu hanya akan membuat Rosé jenuh dan kabur darinya.

"Kalau begitu baiklah" kata Rosé yang sadar bahwa kekasihnya masih kesal padanya.

"Memangnya ada apa?"

"Tidak, aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin bilang besok aku akan berangkat ke Paris untuk menghadiri acara Fashion Week di sana"

"Okay, hati-hati"

"Kalau begitu aku tutup teleponnya" nada lemah yang diucapkan Rosé mulai mengusik perasaan Chanyeol.

Chanyeol sudah hendak luluh dan berniat mengatakan beberapa hal untuk menahan Rosé agar tak menutup sambungan telepon, tapi Rosé sudah terlanjur menutupnya duluan.

tvN Life Bar : EXO Chanyeol and Blackpink Rosé special ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang