Chanyeol berjalan mondar mandir sambil menempelkan ponsel ke telinganya. Penerbangannya satu jam lagi tapi Luna tak muncul juga hingga kemudian Chanyeol melihat seorang perempuan bertubuh tinggi dan berambut pirang menatapnya dengan kesal.
"Apa kau kesal karena bukan Luna yang datang?"
"Ti-tidak," Chanyeol menurunkan ponselnya. Ia terkejut dengan kedatangan Rosé.
Rosé melangkahkan kakinya menghampiri Chanyeol. Ia tak melepaskan tatapannya sedikitpun dari pria itu.
"Apa kau sungguh-sungguh akan meninggalkanku dan kabur bersamanya?"
"Ma-maafkan aku Chaeyoung-ah,"
"Aku tidak akan pernah memaafkanmu," Rosé melipat tangannya di depan dada, "kalau kau menyesal, berikan sisa hidupmu padaku,"
Chanyeol menatap ngeri ke arah Rosé. Memberikan sisa hidupnya pada Rosé? Apa gadis itu akan membunuhnya?
"A-apa yang akan kau lakukan? Apa kau sudah bermeditasi hari ini?" Chanyeol selalu meminta Rosé untuk sering bermeditasi, gadis itu saat marah jarang bisa mengontrol emosinya.
"Ayo pergi, dia tidak akan datang!"
"Kau-- kau melakukan apa padanya?"
Rosé menghela napasnya kesal, "YAKKK! KAU PIKIR AKU MEL--"
Rosé belum sempat melanjutkan kalimatnya karena ia sudah pingsan di tempat. Chanyeol heboh memanggil pertolongan dan membawa gadis itu ke rumah sakit.
***
Pintu keluar rumah sakit sudah ramai dengan pemburu berita. Mereka berbondong-bondong datang setelah mendengar kabar bahwa Rosé pingsan di bandara. Chanyeol terpaksa harus memasukkan Rosé ke kamar rawat karena ia khawatir akan terjadi sesuatu pada Rosé jika ia melihat kerumunan wartawan yang datang.
Rosé membuang wajahnya saat Chanyeol duduk di sampingnya. Seharusnya ia yang marah tapi keadaan justru sebaliknya. Chanyeol sedang menatapnya sambil mengerutkan dahinya.
"Kenapa kau mengajak anakku minum-minum?"
Rosé meringsut. Ia merasa bersalah karena semalam ia minum-minum tanpa tahu bahwa ia sedang mengandung.
"Kalau kau kesal padaku, jangan membahayakan yang lainnya!"
"YAAAAAK!!! MEMANGNYA AKU SENGAJA? AKU JUGA TIDAK TAHU KALAU AKU SEDANG HAMIL !!! LAGIPULA OPPA SENDIRI YANG HAMPIR SAJA MERUSAK MASA DEPANNYA DENGAN PERGI MENINGGALKANKU!"
Kini ganti Chanyeol yang meringsut, kalau saja Rosé tak menahannya mungkin benar. Ia akan merusak masa depan anaknya sendiri demi anak orang lain.
"Darimana oppa tahu aku minum-minum semalam?"
Chanyeol kelabakan menjawab pertanyaan Rosé. Gadis itu akan marah jika tahu ia menipunya dengan pura-pura menjadi pria dalam khayalannya. "KAU MENELEPONKU! APA KAU LUPA?"
Rosé menghela napasnya, ia harus memperbaiki kebiasaan mabuknya. Tidak, dia harus berhenti minum-minum. Alkohol tak baik bagi kesehatan janin.
***
Beberapa menit kemudian ibu Chanyeol datang bersama suaminya. Ia memukul punggung Chanyeol keras-keras. Bagaimana bisa ia justru tahu kalau Rosé hamil lewat berita di televisi.
"Pernikahan hanya tinggal hitungan minggu kenapa kalian tidak sabar sekali?" keluhnya.
"Eomma, nanti atau sekarang sama saja," kata Chanyeol berusaha membela dirinya.
"Apa kau baik-baik saja? Apa kau merasa mual atau tidak enak makan? Aku akan membuatkanmu makanan enak, kau mau apa?" sikap ibu Chanyeol sangat berbeda kepada Rosé. Ia begitu senang melihat calon menantunya tersebut baik-baik saja.
Di tengah percakapan keluarga, Baekhyun dan Suho masuk ke kamar rawat Rosé. Mereka memberikan bunga pada Rosé sebagai bentuk ucapan selamat atas kehamilannya.
"Kau jadi menitipkannya padaku?" tanya Baekhyun.
Chanyeol melirik ke arah Rosé. Gadis itu memancarkan laser lewat matanya.
"Yak, Baekhyunna, kau ini bicara apa? Mana pernah aku berkata seperti itu?"
"Benarkah? Sepertinya pernah," Baekhyun menggaruk kepalanya berpura-pura mengingat-ingat.
"Berhenti bertingkah menyebalkan kalau kau masih ingin melihatku hidup," bisik Chanyeol pada Baekhyun membuat Suho yang mendengarnya pun tergelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
tvN Life Bar : EXO Chanyeol and Blackpink Rosé special ✔
FanfictionBREAKING NEWS : EXO Chanyeol and Blackpink Rosé Dilaporkan Akan Menikah. Kisah asmara bak cerita dalam fanfiction akan terwujud dalam kehidupan nyata!!