35

2.2K 230 37
                                    

Setelah selesai makan malam, Chanyeol dan Rosé memutuskan untuk melanjutkan mengobrol di dalam kamar. Rosé bahkan sudah mengganti pakaiannya dengan piyama biru tua milik Chanyeol yang tampak kebesaran untuknya.


"Kau sedang apa? Tidak tidur? Ini sudah hampir jam 3 malam," ucap Chanyeol saat melihat Rosé yang bukannya tidur malah sibuk memotret dengan ponselnya.

"Aku suka melihatmu bermain gitar seperti ini," gadis itu masih sibuk memotret Chanyeol yang memetik gitarnya.

"Chagi-ya, biarkan aku bertanya satu hal padamu,"

Rosé mengangguk dan menurunkan ponselnya.

"Apa kau masih berpikir bahwa aku suka tebar pesona?"

"Iya masih" jawab Rosé cepat tanpa berpikir.

Chanyeol menegakkan tubuhnya dan meletakkan gitarnya di lantai, "artinya kau masih belum percaya sepenuhnya padaku,"


"Bagaimana ya? Begini, mungkin oppa memang tidak bermaksud untuk tebar pesona, tapi oppa adalah orang yang mudah menarik perhatian. Kepribadianmu yang mudah sekali akrab dengan orang lain, jujur saja membuat jadi lebih khawatir,"

Chanyeol meraih tangan Rosé agar gadis itu pindah ke pelukannya, "apa yang kau khawatirkan?"

"Aku khawatir oppa akan melampiaskan kebosanan oppa pada gadis lain, kita jarang sekali bertemu,"

"Kau takut kehilangan aku?"

Rosé mengangguk dalam pelukan Chanyeol.

"Kalau kau memang takut kehilangan aku, kenapa kau mudah sekali mengucapkan kata berpisah?"

"Sudah kubilang aku tak bermaksud demikian," Rosé menjawab dengan gumaman. Ia merasa cukup bersalah karena sering menyakiti Chanyeol karena sikap emosionalnya.

"Aku sangat menyukaimu, bahkan aku mencintaimu tapi kupikir akan ada saat dimana aku bisa kehilangan kesabaranku dan jika itu terjadi kita akan benar-benar berpisah karena aku kau akan melihat sisi yang sangat lain dari diriku,"

"Apa ada sisi lain oppa yang belum kuketahui?"

Chanyeol menarik napasnya dan balas menatap Rosé, "banyak sekali, selama ini aku menahan diri karena aku tidak ingin kau melihatnya,"

"Kalau begitu bukankah artinya kau pura-pura baik padaku?"

"Yaaaaaaaak, aku menahan diri bukan pura-pura, kau ini menyebalkan sekali,"

Rosé terkekeh setelah memancing kemarahan Chanyeol. Pria itu melebarkan matanya hingga bola matanya nyaris keluar, "terimakasih,"

"Hah? Kenapa tiba-tiba kau mengatakannya?"

"Terimakasih karena sudah bersabar denganku,"

"Jangan khawatir, kau adalah special case dalam hidupku,"

Rosé mengerutkan dahinya dan memasang wajah bertanya-tanya pada Chanyeol.


"Sebelumnya aku sangat benci jika punya pacar yang posesif, aku merasa kebebasanku terenggut tapi entah kenapa hanya denganmu aku bisa bertahan,"

Rosé semakin membenamkan wajahnya di dada Chanyeol. Pria itu benar-benar membuatnya tersipu. Wajahnya kembali memerah sehingga ia menyembunyikannya dengan menarik selimut sampai ke atas kepalanya.

"Wae?"

"Aku mengantuk, aku mau tidur,"

"Yak yak! Jangan tidur dulu, ayo lakukan satu kali lagi,"

"Mwoya oppa, kau membuatku semakin malu," pekik Rosé dengan suara lumba-lumbanya. Tak cukup hanya malu karena ucapan Chanyeol sekarang ia malu karena Chanyeol ingin 'melakukannya' sekali lagi.

tvN Life Bar : EXO Chanyeol and Blackpink Rosé special ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang