64

1.3K 147 4
                                    

Seorang pelayan restoran menyambut kedatangan Rosé dengan ramah dan kemudian mengantar Rosé menuju ke tempat yang telah dipesan sebelumnya, sebuah ruangan private dengan menu masakan Jepang. Hari itu Rosé sengaja datang lebih awal dari waktu yang ia janjikan kepada Luna hingga beberapa menit kemudian, pintu ruangan pun terbuka. Seorang perempuan berambut sedang masuk dan duduk di hadapannya.

Perempuan itu tampak masih sangat muda. Mungkin usianya sekitar pertengahaan 20 tahun. Entahlah, Rosé juga tak sempat untuk mencari tahu. Yang jelas perempuan itu adalah benalu di kehidupan percintaannya dengan Chanyeol.

"Tulis saja berapa yang kau butuhkan untuk hidup sendiri selama sisa hidupmu," kata Rosé yang enggan berbasa-basi. Ia menyerahkan sebendel cek kosong beserta bolpoin kepada Luna.

Luna memutar bola matanya jengah dengan sikap Rosé, "aku sudah bilang aku tidak mau!" kata Luna sambil mendorong kembali bendelan cek di depannya  "apa kau pikir aku pengemis hanya karena aku tidak selevel denganmu?"

Rosé menyunggingkan senyumannya, "YAAAAK! Aku bahkan tak pernah menganggap kau ada! Aku mau bicara denganmu hanya karena kau mengandung bayi kekasihku."

"Kau benar-benar gila Park Chaeyoung-ssi !!" Rosé merunduk sebentar lalu kembali menatap Luna.

"Coba pikirkan baik-baik, Luna-ssi," Rosé berhenti untuk menyesap air mineral yang ada di depannya, "lebih baik mana? Hidup bebas selama sisa masa hidupmu atau kau harus menahan derita karena kau menikah dengan pria yang tak pernah mencintaimu?"

"Jangan bicara seolah kau benar-benar peduli padaku, Chaeyoung-ssi,"

Rosé terkekeh getir. Memang benar, Rosé tak terlalu peduli dengan masa depan perempuan itu. Ia membenci perempuan itu.

"Chaeyoung-ssi, coba kau pikirkan juga, bagaimana jika orang-orang tahu apa yang kau coba lakukan padaku?"

Bukan Rosé tidak tahu apa resiko yang harus ia hadapi jika kelakuan buruknya ini terkuak tapi jujur saja ia tak peduli. Intuisinya mengatakan bahwa ia harus mempertahankan Chanyeol, apapun cara dan resikonya.

"Luna-ssi, kau tahu berapa usiaku?"

"Entahlah, mungkin 30 tahun lebih, aku tak pernah mencari tahu tentangmu,"

Rosé tertawa miris, ia tidak mentertawakan Luna. Ia justru sedang mentertawakan keadaannya. Di usianya yang sudah 35 tahun, ia masih harus memperebutkan seorang pria. Ia tak percaya hidupnya akan seperti ini.

"Apa kau tidak bertanya-tanya kenapa aku melakukan semua ini?"

"Ya mungkin kau malu kalau pernikahanmu akan batal."

Rosé mengangguk-angguk pelan. Itu juga salah satu alasannya tapi bukan yang utama, "bagimu mungkin aku hanyalah perempuan tua yang menyedihkan. Aku melakukan cara kotor untuk menyingkirkanmu tapi aku bersungguh-sungguh saat aku bilang aku akan merawat bayimu, aku mencintainya dengan segala yang ia miliki, kelebihan maupun kekurangannya toh semua ini juga terjadi karena kesalahanku, seandainya aku tak pergi kisah kalian juga tak akan pernah dimulai,"

Rosé berdiri dari tempatnya dan tiba-tiba menekuk kakinya. Ia berlutut di hadapan perempuan muda di depannya. "Kumohon pergilah dari kehidupan kami, biarkan kami bahagia, Luna-ssi,"

Luna tak percaya dengan apa yang sedang dilakukan Rosé. Kemana gadis angkuh yang semalam meneriakinya dan memberinya cek barusan?

"Kau memang benar-benar egois Chaeyoung-ssi, selama ini aku tak begitu percaya dengan apa yang Chanyeol oppa katakan tentangmu tapi melihatmu hari ini, kurasa aku mengerti betapa menderitanya Chanyeol oppa karenamu,"

Rosé menundukkan wajahnya. Ia meneteskan air matanya. Ia tak pernah sadar jika ia telah memberikan Chanyeol begitu banyak penderitaan sampai Luna menyadarkannya.

"Intinya aku tak akan pernah memberikan bayiku pada siapapun terlebih pada perempuan menyedihkan sepertimu!" Luna beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Rosé yang masih duduk berlutut di atas karpet berwarna kuning gading tersebut.

***

"Kudengar kau menemuinya, apa itu benar?" tanya Chanyeol saat ia mengunjungi apartemen Rosé.

"Kenapa? Apa dia mengadu padamu?"

Chanyeol menggelengkan kepalanya. Luna belum mengatakan apapun padanya.

"Apa oppa khawatir kalau aku akan menyakitinya?"

"Bukan begitu Chaeyoung-ah, aku tahu kau tak akan melakukannya, aku hanya tak ingin dia stres lalu--,"

"Tak bisakah oppa mengkhawatirkan aku saja?" Rosé memotong kalimat Chanyeol. Padahal pria itu ingin bilang bahwa menyulut emosi Luna hanya akan merugikan Rosé. Chanyeol tak ingin Luna menyebarkan berita buruk tentang Rosé. Rosé tak seburuk itu dan jika ternyata memang berubah menjadi buruk, Chanyeol adalah penyebab utamanya.

"Maafkan aku Chaeyoung-ah, maafkan aku," tak ada kata yang dapat Chanyeol ucapkan selain kata maaf karena telah membuat kekasihnya berubah.

tvN Life Bar : EXO Chanyeol and Blackpink Rosé special ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang