chapter 2
gelandangan
(1472 words)***
Jisung benar-benar berjalan tanpa tujuan. Ia hanya pasrah kemana kakinya membawa. Ia pergi tanpa membawa sehelai pakaian, tanpa membawa selembar uang, dan sama sekali tidak memikirkan bagaimana ia akan makan ataupun hidup. Dia hanya berharap ia akan bertemu dengan seseorang yang mungkin akan berbaik hati memungutnya dan membawanya pulang.
Ia sudah berjalan sekitar 6 jam tanpa henti dan tanpa arah. Kakinya mulai pegal karena berjalan terus menerus. Namun, lelaki itu baru tersadar bahwa langkah kakinya membawanya sampai di pusat kota, dimana terdapat banyak sekali pusat perbelanjaan dan restoran-restoran yang ramai dengan pengunjung.
Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Pantas saja restoran ramai, sudah jam makan malamternyata.
Jisung berjalan menyusuri trotoar yang cukup ramai dengan kepala menoleh kekiri, menampakkan orang-orang yang sedang menikmati makan malam mereka dengan keluarga, kerabat, dan kekasih mereka. Tanpa Jisung sadari, tangan Jisung telah melingkar apik di depan perutnya dan mengelusnya pelan karena rasa lapar yang tiba-tiba menghampiri.
"Aku tidak punya uang..." gumamnya pelan sembari menunduk menatap perutnya yang berbunyi.
Sembari terus berjalan, ia pun tak sengaja melewati bagian depan sebuah gang buntu kecil yang memisahkan satu restoran dengan restoran lainnya. Ketika ia menoleh, ia melihat ada seorang karyawan yang sedang membuang kantung sampah.
Otaknya pun berpikir, pasti ada makanan sisa yang baru saja dibuang dari dalam restoran.
Maka dari itu, Jisung pun segera berlari ketika karyawan itu baru saja memasuki kembali restoran tempatnya bekerja untuk segera mencari sisa makanan yang sekiranya bisa mengganjal laparnya saat ini.
Tangan putih Jisung terus menggali kantung sampah itu. Ia memisahkan beberapa makanan yang layak makan dari tumpukan sampah-sampah dapur. Bau busuk yang menyeruak dari sekitarannya benar-benar diabaikannya. Yang terpenting ia bisa mendapat sesuatu untuknya makan.
"Anak muda?"
Sebuah panggilan tiba-tiba menghentikan aktivitas Jisung. Badan Jisung menegang karena merasa tertangkap basah sedang mencuri makanan.
"Kau sedang apa anak muda?"
Suara itu terdengar seperti suara bapak-bapak berumur 50 tahunan.
Jisung pun menolehkan kepalanya, mengembalikan posisi kantung sampah itu cepat cepat, dan menegakkan badannya lagi.
"Kau sedang apa anak muda?" tanya sosok itu sekali lagi.
"M—mencari makan tuan..." jawab Jisung dengan kepala menunduk, menatap jemari kakinya yang hanya dialasi sandal itu telah dipenuhi oleh cairan-cairan dari kantung sampah yang ia bongkar tadi.
"Rumahmu dimana anak muda?" tanya sosok itu yang kini telah berada tepat dihadapan Jisung dan menyentuh pundaknya.
Jisung masih menundukkan kepalanya dan menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak punya rumah tuan..." jawabnya sopan.
"Kemana kedua orang tuamu?" tanyanya lagi.
"Saya yatim piatu tuan, dan saya baru saja kabur dari panti asuhan tempat saya tinggal" jawab Jisung mulai sedikit terbuka.
Sosok bapak-bapak itu pun menepuk pundak Jisung beberapa kali.
"Ikutlah denganku"
Jisung mengangkat kepalanya, menatap mata bapak-bapak dihadapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss (Minsung)
Fanfiction\ˈbäs\ a person who exercises control or authority. hidup baru seorang han jisung akan selalu dikontrol oleh lee minho. lalu, apakah ia dapat bebas dari kekangan lee minho? kurasa tidak. WARNING buku ini mengandung adegan dewasa dan kekerasan, kata...