part 51

10.3K 1.1K 464
                                    

chapter 51
mencoba merelakan
(1757 words)







***







Rencana Tuhan memang tidak ada yang tahu.

Setelah dua minggu yang lalu Jisung dan Minho saling mengikat janji untuk menikah di masa depan, kesehatan Jisung semakin mengkhawatirkan.

Sepertinya, kondisi Jisung saat ini malah hendak menggagalkan segalanya. Menggagalkan keinginan Minho untuk menimang Jisung dalam sebuah bahtera rumah tangga impian dimasa depan.

Jika kalian ingin tahu, cuci darah sudah tidak bisa mengatasi penyakitnya lagi. Obat-obat bukannya menyembuhkan Jisung lagi, namun malah menjadi penyerang kesehatan Jisung saat ini. Kondisi satu-satunya ginjal yang digunakannya untuk bertahan hidup pun sudah nyaris serupa dengan ginjalnya yang rusak.

Seminggu terakhir inipun, Minho sudah tidak bisa meninggalkan Jisung sama sekali. Ia telah menyerahkan segala urusan perusahaan kepada Hyunjin agar ia dapat fokus mengontrol kondisi Jisung selama 24 jam penuh.

Felix pun menjadi penjaga cadangan di siang hari jika Minho membutuhkan waktu untuk mengistirahatkan badannya pasca begadang semalaman untuk menjaga Jisung.

Changbin yang selalu bolak-balik mengantar Felix ataupun Seungmin dari rumah ke rumah sakit sepertinya kini sudah hapal jalan menuju rumah sakit dengan menutup mata.

Sedangkan kondisi Jisung terkini sudah seperti seorang mayat hidup yang tak bisa melakukan apa-apa dikasurnya. Badannya hanya tinggal tulang. Pipi gembilnya yang sangat lucu itu mulai tirus. Dan kulitnya pun memucat karena jarang terkena matahari lagi.

Jae ataupun Woojin pun terus berusaha mencari pendonor ginjal. Namun tetap saja, tidak ada seseorang yang nampaknya berminat mendonorkan ginjalnya di area Seoul untuk Jisung.

Minho hanya bisa berharap dan berdoa atas kesembuhan Jisung, meskipun sebenarnya Jae ataupun Woojin sempat beberapa kali mendatanginya dan memohon kepadanya untuk mengikhlaskan Jisung saja.

Minho hanya bisa berharap dan berdoa atas kesembuhan Jisung, meskipun sebenarnya Jae ataupun Woojin sempat beberapa kali mendatanginya dan memohon kepadanya untuk mengikhlaskan Jisung saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Throwback...

Malam itu, Minho terduduk dilantai sebuah koridor instalasi gawat darurat dengan kedua tangan yang menutup wajahnya. Bahunya bergetar hebat saat ini. Ya, ia menangis.

Sejam yang lalu, Jisung mengalami sesak nafas yang diikuti dengan tekanan darahnya yang meningkat drastis. Pihak rumah sakit dengan paniknya langsung memberi pertolongan pertama kepada Jisung sebelum akhirnya ia dirujuk kedalam instalasi gawat darurat untuk penanganan lebih lanjut.

Minho menyaksikan itu semua dengan mata kepalanya sendiri. Ia menegang diposisinya ketika melihat beberapa perawat dan dokter dan paniknya memberi pertolongan pertama pada Jisung.

Kedua tangannya dingin dan lututnya terasa lemas. Ia seperti kehilangan jiwanya dan tak bisa mengendalikan dirinya saat itu.

Setelah Jisung mulai kehilangan kesadarannya, barulah mereka berbondong-bondong membawa Jisung menuju IGD dengan Minho yang mengekor dibelakangnya.

Boss (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang