part 46

9.9K 1.1K 192
                                    

chapter 46
aku melarangmu
(1310 words)





***





"B—Bang Chan?!"

"M—Minho?!"

"K—Kak Chan...?!"



Bang Chan, Minho, dan Jisung terkejut melihat sosok satu sama lain. Berbeda dengan Jeongin yang melihat mereka bertiga dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Kalian saling kenal?" tanya Jeongin dengan polosnya.

Tatapan bingung Minho kini berubah dengan tatapan marah dan tak suka. Sedangkan Jisung dan Chan masih tak menduga bisa bertemu kembali secara tak sengaja seperti ini.

"J—Jisung? Kamu kenapa?"

Chan mulai bisa mengendalikan ekspresi terkejutnya. Ia kini mulai berjalan mendekati Jisung yang duduk diatas kursi roda.

Namun belum sampai Chan mendekati sosok Jisung, Minho langsung menarik kursi roda itu keluar dari kamar Jeongin dan membawanya pergi.

"M—Minho, sebentar!"

Panggilan Chan tak Minho hiraukan, ia lebih memilih mendorong kursi roda itu pergi meinggalkan kamar Jeongin. Jisung yang duduk diatas kursi roda itu hanya memilih pasrah karena ia tak mau memperunyam suasana.

Tapi belum saja kursi roda itu memasuki kamar milik Jisung, Chan telah berhenti dihadapan Jisung dengan tegapnya.

Minho memutar bola matanya malas. "Minggir!" perintahnya.

Namun sepertinya Chan nampak tak peduli. Ia malah memilih untuk berlutut dihadapan Jisung dan menatap sosok Jisung yang mulai pucat dan kurus dihadapannya itu.

Tangannya ia gunakan untuk meraih tangan pucat Jisung yang tertancap selang infus itu.

"Jadi, Jisung yang diceritakan Jeongin itu kamu, hm?"

"Kamu kenapa? Kenapa kamu tiba-tiba menjadi seperti ini?"

Jisung tak menjawab, ia menunduk dan memilih untuk menghindari kontak mata dengan Chan. Ia takut Minho akan kembali ke sifat aslinya jika mengetahui dirinya menggubris pertanyaan Chan.

"Jawab aku, Han Jisung..."

Hening, tak ada respon apapun dari Jisung.

"Maaf ya, sepertinya Jisung tak ingin bicara padamu. Bisa kau minggir?" tanya Minho dengan sarkasnya.

Chan pun hanya bisa menghela nafasnya berat, kemudian berdiri dengan lemasnya dan membiarkan kursi roda itu melewatinya. Ia menatap tak rela ketika melihat Jisung dibawa pergi oleh Minho masuk kedalam kamarnya.

Suasana kamar itu hening. Minho kini sedang menutup kembali pintu kamar itu, sedangkan Jisung masih duduk diam di kursi rodanya dengan tatapan kosongnya.

Minho kini berjalan mendekati Jisung. Ia lalu mengelus pelan rambut hitam itu dengan perlahan.

"Kerja bagus, Han..."

"Aku tidak suka melihatmu bersamanya"

"Jangan sekali-kali menggubris keberadaannya, mengerti?"

Jisung tak bisa berbuat apa-apa selain menganggukkan kepalanya pelan. Ia rasanya ingin menangis saat ini. Namun entah mengapa ia tak bisa. Ia pun hanya bisa menatap kosong kedepan tanpa berbuat apa-apa.

Jiwa diktator seorang Minho memang masih melekat pada diri pria tampan itu. Dan Jisung tak bisa melawannya. Itulah mengapa Jisung lebih memilih menyetujui perintahnya saja. Ia tak mau sisi Minho yang baik nan penyayang itu pergi lagi dari sisinya.

Boss (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang