part 35

9.7K 1.2K 218
                                    

chapter 35
malam itu
(1280 words)







***





Malam itu,

Halaman belakang rumah mewah Minho tiba-tiba tak menjadi sepi lagi. Suara tangisan remaja laki-laki terdengar nyaring bersatu dengan suara binatang malam yang meninggali rerumputan halaman itu.

Felix duduk disebuah kursi besi dibawah pohon maple sendirian. Ia masih menangis sejak satu jam yang lalu.

Sejak Seungmin membantunya bangkit pasca mendapat tendangan keras dari kakaknya, Felix memilih untuk menyendiri di halaman belakang.

Dia memilih untuk menyendiri saat ini karena ia takut. Ia takut jika harus kembali kekamarnya dan harus mendengar suara tangisan Jisung dari kamar kakaknya. Ia tidak tega untuk mendengar hal semacam itu.

Ia pun merutuki bagaimana sifat kakaknya yang berubah drastis ini. Minho yang dia kenal adalah Minho yang penyayang, baik, dan ramah. Lalu mengapa kakaknya sendiri itu bisa berubah? Ia seperti berada dalam sebuah labirin yang tak berujung. Ia tak tahu jawaban pasti mengapa sifat kakaknya berubah dan menjadi seorang penyiksa seperti sekarang ini.

"Mengapa kau sendiri?"

Sebuah suara mengalihkan perhatian Felix.

Ia menoleh dan mendapati sosok Changbin yang sedang berjalan kearahnya saat ini.

Felix tak menjawab. Ia memilih menunduk dan menggelengkan kepalanya pelan.

Changbin langsung duduk disamping Felix tanpa sama sekali meminta persetujuan majikan muda nya itu.

"Jisung tidak diapa-apakan oleh kakakmu kok" ujar Changbin membuka topik pembicaraan.

Felix mengangkat kepalanya dan menoleh kearah Changbin dengan tatapan bingung.

"Dia tidak diapa-apakan. Aku daritadi di lantai dua dan tak mendengar Jisung menangis ataupun meminta ampun dari kakakmu. Jangan khawatir" ujarnya memperjelas.

Felix kembali menundukkan kepalanya dan sedikit tersenyum simpul. "Terima kasih, ... Kak" ujarnya dengan suara pelan.

"Kak?"

Changbin cukup terkejut Felix memanggilnya dengan awalan 'kak'

Ini sepertinya pertama kalinya remaja berambut pirang itu memanggilnya dengan sopan.

"Terima kasih, Kak Changbin" ucap Felix sekali lagi sembari mengangkat kepalanya dan menunjukkan senyuman simpulnya kepada Changbin.

Changbin membalas senyuman itu.

"Sudahlah, jangan menangis. Kau jelek jika menangis" ejek Changbin sembari mengusap air mata yang masih membasahi pipi gembil sosok manis dihadapannya itu dengan sedikit kasar.

Felix tertawa kecil mendengar ejekan Changbin. Ia pun hanya bisa pasrah ketika permukaan tangan Changbin mengusap pipinya dengan sedikit kasar.

Setelah itu, keheningan pun kembali menghampiri mereka berdua. Mereka kembali sibuk dengan pikiran masing-masing. Felix yang menundukkan kepala, dan Changbin yang fokus melihat sekitar.

"Kak..."

Changbin yang merasa terpanggil oleh sosok disampingnya itu dengan segera mengalihkan pandangannya.

"Jisung sebenarnya salah apa sih?" tanya Felix ketika melihat Changbin telah fokus memperhatikannya.

Changbin mengangkat alisnya bingung.

Boss (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang