part 49

10.7K 1.1K 205
                                    

chapter 49
curahan hati
(1863 words)







***





Pikiran-pikiran buruk yang terlintar di otak Minho syukurlah tidak benar-benar terjadi.

Dokter Jae, dokter yang merawat Jisung secara intensif jika kalian lupa, baru saja memberitahu Minho kalau tensi Jisung baru saja mencuat naik karena emosinya yang tak terkontrol itu.

Ia pingsan lemah karena pembuluh darah di bagian otak mengalami tekanan yang sangat kuat. Syukurlah hal itu tidak menyebabkan Jisung terkena stroke atau penyakit komplikasi lainnya.

Minho kini duduk disamping kasur Jisung, menunggu si lelaki berwajah manis itu terbangun dari tidurnya yang sudah berlangsung sekitar 5 jam itu.

Sang surya pun sudah nyaris kembali ke peraduannya.

Minho semakin khawatir karena Jisung tidak memakan makan pagi dan siangnya. Perutnya dipastikan kosong karena ini sudah menjelang waktu makan malam.

Minho sebenarnya tadi sempat menangis. Tepatnya menangisi kebodohannya yang tidak bisa mengontrol emosinya terhadap Jisung dan mengakibatkan Jisung menjadi seperti ini.

Ia terus-menerus memohon Jisung untuk bangun hingga menjanjikan si manis itu untuk pergi ke pemakaman Jeongin bersamanya. Ya meskipun Jisung tak mendengarnya sih karena dia masih tidak sadarkan diri.

"Bangunlah, sudah jam makan malammu... Jangan tidur terus..." mohonnya sembari memegang tangan Jisung yang bagian atasnya memerah karena pembuluh darahnya yang pecah pasca terlepas paksa dari jarum infusnya.

Tanpa disadari oleh Minho, sebenarnya adiknya tengah berdiri diluar kamar bersama Changbin dengan tatapan sedih.

Ya, Felix dan Changbin datang kerumah sakit setelah mendapat kabar dari kakaknya sejam yang lalu melalui telepon kalau Jisung tak sadarkan diri sejak tadi siang. Ya, meskipun Minho enggan untuk menjelaskan masalahnya sih.

GREK

Suara pintu yang dibuka mengalihkan perhatian Minho.

Felix datang dengan Changbin berdampingan dengan senyum yang nampak seperti dipaksakan.

Iya, sorot mata Felix nampak khawatir. Namun ia tetap menyembunyikan dengan senyum manisnya.

"Kak, kubawakan makan malam. Ayo makan dulu" ajak Felix sembari meletakkan tas punggungnya diatas meja dan mendudukkan pantatnya diatas sofa empuk itu.

Minho hanya mengulas senyum dan membalik kursi yang diduduknya untuk menghadap meja dimana Felix, dibantu Changbin, menata bekal makanan yang dibawanya dari rumah.

"Ini kak makanannya" ucap Felix sembari memberikan sepiring makanan kepada Minho yang diterima Minho dengan hati-hati.

Minho pun langsung melahap makanan yang dibawa Felix itu karena sebenarnya dia memang sangat lapar setelah tidak makan nyaris seharian.

Felix dan Changbin pun ikut menemani Minho dengan ikut menyendokkan lauk kedalam mulut mereka masing-masing.

"Jadi Jisung kenapa lagi kak?" tanya Felix sembari mengunyah makanannya.

Minho menelan makanannya dan sedikit menunduk lesu.

"Tekanan darahnya terlampau tinggi. Ia pingsan karena itu" jawab Minho singkat karena berusaha mengesampingkan alasan utama dibalik terjadinya kejadian itu.

"Tapi tekanan darah naik pasti ada penyebabnya..." gumam Changbin seperti sedang berbicara sendiri.

Felix yang mendengar monolog Changbin langsung menolehkan pandangannya kearah Changbin.

Boss (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang