part 28

9.5K 1.2K 238
                                    

chapter 28
penjaga baru
(1512 words)





***

Setelah lelah menangis sekitar setengah jam, Jisung pun tanpa sadar telah tertidur diatas lantai dingin itu tanpa alas apapun. Ia pun hanya menggunakan kedua tangannya sebagai bantalan kepalanya.

Posisi tidurnya pun hanya bisa miring, mengingat punggungnya yang masih sakit jika bersentuhan dengan apapun.

Kedinginan, tentu. Badannya menggigil ditengah-tengah tidurnya.

Hingga tiba-tiba, pintu gudang itu terbuka, menampakkan sesosok laki-laki yang datang dengan membawa nampan berisi makanan.

Laki-laki itu mendudukkan dirinya disamping Jisung yang tidur memunggunginya, tepatnya menghadap tembok. Ia meletakkan nampan berisi piring dan gelas itu tepat disampingnya.

"Bangunlah" panggil laki-laki itu sembari menepuk pundak Jisung, membuat Jisung yang masih terlelap dalam dunia mimpinya secara terpaksa harus kembali ke dunia nyata.

Matanya yang belum beradaptasi dengan cahaya terang yang berasal dari pintu masuk gudang membuat Jisung harus menyipitkan matanya, mengurangi intensitas cahaya yang masuk kedalam matanya.

"Bangun. Makanlah" ucap lelaki itu kembali setelah mengetahui adanya pergerakan dari Jisung.

Jisung yang tak bisa langsung membalikkan badannya karena punggungnya yang luka itupun terpaksa harus mendudukkan dirinya terlebih dahulu dan baru membalikkan badannya.

Mata Jisung membulat tidak percaya dengan siapa yang dilihatnya.

"K—kak Seungmin?"

"Makanlah. Kau belum makan dari pagi. Ini sudah malam sekarang" perintah Seungmin sembari membawa nampan itu dilantai dihadapan Jisung.

"K—kakak g—gak marah sama Jisung?" tanya Jisung ragu-ragu.

Seungmin hanya tersenyum simpul. Pipinya yang membiru itu menunjukkan pada Jisung betapa kerasnya pukulan dan tamparan Minho padanya tadi siang.

"K—kak... Maaf..." ucap Jisung ketika melihat tidak ada respon apapun dari Seungmin selain tersenyum.

"Aku tidak marah kok. Kau tidak perlu khawatir. Ketika aku memutuskan akan membantumu, aku sudah memprediksi hal-hal semacam ini akan terjadi. Jadi kau tidak perlu merasa bersalah seperti ini" ucap Seungmin sembari mengelus pipi Jisung pelan.

Senyum Seungmin yang tulus itu cukup menghangatkan hati Jisung. Ia pun percaya akan ketulusan Seungmin membantunya tadi.

"Makanlah. Kamu belum makan dari kemarin. Tadi pagi kamu sibuk ingin kabur sampai tidak memakan sarapanmu!" perintah Seungmin sembari menyodorkan sebuah piring berisi makanan berat kepada Jisung.

Jisung pun menganggukkan kepalanya paham dan dengan segera menyantap menu masakan yang diberikan oleh Seungmin.

Sedangkan Seungmin memilih untuk duduk memeluk lututnya sembari mengamati Jisung yang makan dengan lahapnya dihadapannya.

"Kak Hyunjin tidak apa-apa kah, kak?" tanya Jisung tiba-tiba ditengah menikmati makan malamnya.

Seungmin mengangguk pelan. "Dia sedang mandi kok. Nanti katanya akan menyusul kesini" ujarnya.

Benar saja, belum semenit Seungmin menutup mulutnya, Hyunjin datang dengan handuk yang melingkar dilehernya dan rambut yang masih basah. Ia pun ikut duduk disamping Seungmin dan ikut mengamati Jisung yang sedang makan.

Pipi Jisung merona merah melihat betapa seriusnya Seungmin dan Hyunjin yang duduk berdampingan fokus melihatnya makan. Ia merasa seperti sedang ditonton oleh kedua orang tuanya yang suka melihat perkembangan anaknya.

Boss (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang