part 22

10.6K 1.3K 105
                                    

chapter 22
perjanjian perusahaan
(1047 words)







***







Setelah Minho selesai menegur Jisung, dengan segera si lelaki manis itu berlari menuju dapur untuk mengembalikan nampan yang dipegangnya sebelumnya.

Ketika ia hendak kembali kekamar, ternyata Minho masih tetap diam diposisinya sembari mengamati gerak gerik Jisung dengan tatapan tajamnya.

Jisung hanya bisa menundukkan kepalanya ketika melewati Minho dan tetap berjalan menaiki tangga.

Ia berusaha menahan tangisnya karena ia tahu masih ada Chan yang duduk disofa. Jika ia menangis, ia takut dianggap Minho mencari perhatian dari Chan. Maka dari itu ia memilih menahan tangisnya yang sebenarnya bisa saja meledak kapan saja.

"Sorry, dia emang rada kurang ajar, jadi perlu ditegur" ucap Minho kepada Chan sambil berjalan kearah ruang tamu dengan wajah tak bersalahnya.

Chan hanya tersenyum canggung karena bingung harus bereaksi seperti apa mengingat sebelumnya lelaki tampan itu telah melihat semua bentakan kasar yang diucapkan oleh Minho kepada Jisung.

"Hehe... Iya iya gapapa kok" jawab Chan dengan tawa canggungnya.

"Emang kalau boleh tau, dia itu siapamu?" tanya Chan sesaat setelah Minho mendudukkan dirinya di sofa tepat diseberangnya.

Minho hanya tertawa kecil sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan sahabatnya itu.

"Ah biasalah, hanya 'mainan' ku saja kalo lagi sange Chan!"

"Kita ini sudah dewasa untuk melampiaskan nafsu kita kan? Daripada mencari pelacur sembarangan, lebih baik punya stok satu untuk di 'mainkan' kan?" ucap Minho tanpa beban dengan suara yang cukup keras.

Ya, Jisung mendengarnya. Jisung mendengar semuanya.

Ia masih setengah jalan menuju kamarnya ketika mendengar betapa entengnya Minho mengumumkan statusnya dirumah ini kepada Chan.

Langkahnya seketika terhenti. Hatinya sakit. Air matanya yang ia coba bendung sekuat tenaga akhirnya menetes juga menuruni wajahnya yang mulai tirus itu. Tangan kanannya ia gunakan untuk meremas hatinya yang terasa berdenyut sakit hanya karena mendengar sebuah kalimat sarkas yang diucapkan oleh Minho dengan santainya itu.

Jisung yang sudah tak bisa membendung tangisnya mencoba berlari menaiki tangga. Namun sayang, karena terlalu panik berlari, ia malah tersandung. Hal itu mengakibatkan Minho dan Chan yang sedang mengobrol mengalihkan perhatian mereka ke sumber suara.

Jisung yang tahu bahwa ia kini menjadi pusat perhatian dengan segera bangkit dan melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

Chan yang sebelumnya tidak percaya dengan penjelasan Minho mengenai status Jisung yang hanya sebagai pemuas nafsu teman baiknnya itu, kini semakin tidak percaya setelah melihat Jisung yang menangis hingga terjatuh ditangga barusan. Terlebih lagi sikap Minho yang tadi meneriakinya dan membentaknya karena ketahuan mengobrol dengannya, hal itu membuat Chan mencium sesuatu yang mencurigakan diantara Minho dan Jisung.

Tapi, dengan segera ia mencoba mengalihkan pemikirannya itu. Ia harus fokus merebut hati Minho untuk segera menandatangani dokumen-dokumen akusisi perusahaan miliknya dan menyelamatkannya dari kebangkrutan.

 Ia harus fokus merebut hati Minho untuk segera menandatangani dokumen-dokumen akusisi perusahaan miliknya dan menyelamatkannya dari kebangkrutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Boss (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang