part 10

14.8K 1.7K 145
                                    

chapter 10
obat
(1104 words)

attention!
di chapter ini ada beberapa adegan flashback. jadi jangan bingung sama latar waktunya ya!







***

Sudah tepat satu bulan Jisung tinggal di kediaman Minho. Hari demi hari pun hubungan Jisung dan Minho semakin baik-baik saja.

Sangat sering Minho mengajaknya 'bermain', dan karena Jisung yang sadar akan 'tugas'nya, maka dalam kondisi apapun ia tak pernah menolak. Terlebih lagi, Minho kini sudah tidak bermain aman, karena sudah sering mengeluarkan 'cairan' miliknya didalam hole Jisung.

 Terlebih lagi, Minho kini sudah tidak bermain aman, karena sudah sering mengeluarkan 'cairan' miliknya didalam hole Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Flashback—

"Han Jisung"

Jisung yang kebetulan sedang membaca novel di kasurnya dengan segera menghentikan aktivitasnya ketika mendengar Minho memanggilnya dari kamar sebelah.

Lelaki manis itu dengan segera berlari menuju kamar Minho dengan masih menggunakan piyama kebesaran miliknya itu.

"Kenapa kak?" tanyanya setelah sampai dan berdiri tepat disamping Minho yang sedang bersandar pada headboard kasurnya.

Minho dengan santai membuka nakas disamping kasurnya dan memberikan Jisung sebuah botol berukuran kecil berwarna putih kepada Jisung.

"Ini apa kak?" tanya Jisung sembari menatap bingung kearah botol yang ia pegang itu.

"Obat anti hamil. Minumlah segera setelah kita selesai berhubungan badan. Aku tidak puas jika harus mengeluarkan spermaku diluar terus menerus. Maka dari itu, setelah kita bercinta, segera minum pil itu. Mengerti?"

Jisung dengan ragu-ragu menganggukkan kepalanya. Bagaimanapun juga Jisung ingin menolak, tapi dia tidak mungkin melanggar perintah Minho.

***

Keesokan harinya...

"Nggh—ahh!"

Minho mencapai titik puncaknya setelah lebih dari 30 menit melakukan aktivitas seksual bersama Jisung malam itu. Untuk pertama kalinya, Minho mengeluarkan 'cairan kenikmatannya' di dalam tubuh Jisung.

Baginya, badan Jisung benar-benar candunya saat ini. Setiap ia merasa penat sepulang kantor, ia akan segera meminta Jisung untuk 'memanjakannya' hingga tengah malam. Jisung pun sudah mulai terbiasa akan hal itu. Meskipun pada awalnya ia merasa 'kotor', namun lama-kelamaan ia menyadari, selama ini yang menyentuhnya hanyalah Lee Minho seorang. Maka dari itu, ia tidak mau menyamakan dirinya seperti pelacur dijalanan yang haus akan kenikmatan.

Jisung yang sudah lelah bermain malam itu dengan segera melepaskan pelukannya dari badan Minho untuk segera mengambil botol putih yang telah ia persiapkan dinakas disamping kasur milik Minho.

Boss (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang