part 33

10.2K 1.3K 291
                                    

chapter 33
berobat
(2156 words)





kan belum sehari, jadi bolehlah disebut double up?





***



Pagi itu, tanpa Jisung duga, ia terbangun dengan nyamannya di kasur milik Minho.

Entah mengapa, ia merasa tidurnya semalam sangatlah lelap sehingga ketika terbangun pagi ini ia merasa sangat segar. Mungkin bisa juga karena efek beberapa hari terakhir Jisung tidur hanya beralaskan karpet diatas lantai berdebu yang sangat keras.

Meskipun harus tidur dalam kondisi miring, namun tetap saja, pagi itu ia merasa badannya terbangun berbeda daripada biasanya.

Ketika ia mengangkat badannya dan hendak merenggangkan badannya, selimut yang menutupi badannya secara tak sengaja melorot dan menampilkan badan putihnya yang tak terlapisi apapun.

Saat itulah, Jisung baru mengingat, bahwa semalam, ia dan Minho baru saja menghabiskan sebuah malam yang panjang bersama.

Wajah Jisung secara instan memerah padam. Otaknya dengan otomatis memutar kejadian yang terjadi semalam, ketika dirinya dan Minho menyatukan diri mereka diatas kasur ini.

Sentuhan Minho semalam benar-benar berbeda daripada sebelumnya. Memang benar kata orang-orang. Berhubungan badan akan terasa sangat indah jika didasari sikap mau-sama-mau. Jisung kemarin memang benar-benar merelakan dirinya disentuh oleh Minho setelah Minho menyetujui persyaratannya. Dan hal itulah yang membuat Jisung dapat menikmati 'permainan' Minho yang semalam terasa sangat intens dan lembut baginya itu.

Tidak ada tamparan, jambakan, atau pukulan seperti biasanya. Ini lebih seperti 'sentuhan' yang sering Minho berikan dulu ketika Jisung belum ketahuan hamil.

Hati Jisung terasa berdegup sangat kencang sekarang. Ia menarik selimut itu kembali untuk menutup wajahnya yang memerah.

"Perasaan aneh apa ini?" gumamnya dibalik selimut yang menutup kepalanya.

"Sedang apa kamu?"

Suara berat itu mengalihkan perhatian Jisung. Dengan segera, Jisung menarik turun selimut itu untuk melihat sosok yang menegurnya barusan.

Itu Minho. Dengan badan dan rambut yang masih basah, dan sebuah handuk yang melingkar apik di pinggangnya, menandakan bahwa sang majikan baru saja menyelesaikan ritual bersih dirinya.

Jisung melotot melihat pemandangan sensual dihadapannya itu. Abs sempurna pada badan sang majikan, dipadu dengan otot lengan yang kekar dan dada yang bidang, tetap saja membuat degup jantungnya berdetak tak karuan. Meskipun ia sudah sering berhubungan intim bersama, namun rasa aneh itu masih belum bisa hilang hingga saat ini.

"Mukamu merah. Kau kepanasan?" tanya Minho yang kini berjalan menuju meja kerjanya dan mengambil remote AC dari atas meja.

"T—tidak kak" jawab Jisung dengan segera.

"Lalu?"

"T—tidak apa-apa kak. M—memang begini wajahku dipagi hari" ujar Jisung asal.

Minho menautkan alisnya karena bingung atas jawaban Jisung. Namun ia memilih tak ambil pusing dan segera beralih menuju lemarinya untuk kemudian menyiapkan baju kerjanya.

"Mandilah! Lalu kerumah sakitlah bersama Felix. Punggungmu semakin mengkhawatirkan" perintah Minho tanpa mengalihkan wajahnya untuk menatap Jisung.

Jisung dengan cepat menganggukkan kepalanya.

Ia pun dengan segera berlari masuk kedalam kamar mandi karena saat ini dirinya hanya memakai celana dalam saja sebagai satu-satunya bahan yang melapisi kulitnya.

Boss (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang