part 47

9.8K 1.2K 178
                                    

chapter 47
bang jeongin
(1564 words)







***





Jisung benar-benar menuruti perintah Minho. Ia benar-benar mencoba menghindari Jeongin sebisa mungkin.

Pernah satu waktu Jeongin mengintip-intip dari jendela kamar milik Jisung untuk mencoba mencari keberadaan Jisung, namun Jisung memilih untuk berpura-pura tidur agar Jeongin tidak masuk kedalam kamarnya.

Sebenarnya alasannya untuk tidak 'bandel' untuk menemui Jeongin adalah karena kedatangan Minho yang tak pernah terduga. Bisa pagi, bisa siang, bisa juga malam. Tergantung kesibukannya di kantor. Ia tak mau mengambil resiko jika ia sedang menemui Jeongin dan tiba-tiba Minho datang ke rumah sakit. Ia tak mau Minho berlaku kasar seperti dulu kepadanya.

Hari itu, sudah tepat dua minggu Jisung tidak bertemu dengan Jeongin sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu, sudah tepat dua minggu Jisung tidak bertemu dengan Jeongin sama sekali. Jeongin sudah tak pernah terlihat lagi mengintip dirinya dari jendela kamarnya. Jujur saja, Jisung sangat rindu mendengarkan celotehan remaja berparas rubah itu. Namun apa daya, ia tak punya alasan untuk sekedar bertegur sapa dengannya lagi.

Kebetulan siang itu Jisung baru saja menyelesaikan jadwal cuci darahnya.

Ia kini sedang duduk dengan lemasnya diatas kursi rodanya dengan Minho yang mendorongnya dibelakangnya.

Mereka berdua menyusuri koridor lobby rumah sakit yang kebetulan cukup ramai dengan perawat, dokter, juga pasien yang sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

Tak ada percakapan apapun diantara Minho dan Jisung. Minho memang sengaja tak mau mengajak Jisung mengobrol karena ia mengetahui betapa lemasnya Jisung pasca tindakan cuci darah.

Jisung pun hanya diam sembari melihat orang yang berlalu lalang disekitarnya dengan tatapan lemasnya.

Namun pandangannya tiba-tiba teralihkan ketika mata Jisung melihat sosok tak asing yang berada dihadapannya kini.

Seorang bocah laki-laki, tergolek lemas duduk diatas kursi roda, dengan wajah pucat, bibir memutih, juga sebuah crochet hat yang terpakai di kepalanya, dan tak lupa seragam yang dipakai sama dengan yang dipakai oleh Jisung.

Itu Jeongin.

Ia kini sedang menunggu perawatnya yang tengah sibuk menunggu berkas-berkasnya di depan meja registrasi.

Sosok Jeongin nampak tak melakukan apa-apa. Hanya duduk lemas sembari mengamati tangannya yang berwarna putih pucat itu dengan tatapan tanpa ekspresi.

Jisung sangat ingin menyapa Jeongin, menanyakan keadaannya, dan apa yang ia lakukan akhir-akhir ini. Namun sayangnya, ia menyadari Minho kini sedang berada dibelakangnya dan mendorong kursi rodanya.

Maka dari itu, ia hanya pasrah ketika kursi rodanya berpapasan dengan sosok Jeongin yang nampak semakin memucat dan semakin kurus itu. Ia sangat tak rela, tapi ia terlalu lemas untuk sekedar meminta Minho untuk memberinya kesempatan bertegur sapa dengan Jeongin.

Boss (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang