part 19

12K 1.3K 234
                                    

chapter 19
pulang ke rumah
(1713 words)







***





"Jisung, kau boleh pulang hari ini"

Pagi itu, Jisung mendapat kabar gembira yang membuat mood nya menjadi sangat baik secara langsung. Woojin memperbolehkannya pulang hari ini.

"Benarkah dok?" tanya Jisung dengan semangat dan mata berbinar-binar.

Woojin menganggukkan kepalanya pelan dan tersenyum simpul.

"Kesehatanmu mulai membaik sejauh ini. Selanjutnya kau hanya perlu datang kesini untuk terapi pemulihan seminggu sekali. Mengerti?" perintah Woojin.

Jisung pun menganggukkan kepalanya paham.

"Jadi, siapa yang perlu kutelepon untuk menjemputmu hari ini? Seungmin? Hyunjin? atau..."

Kalimat Woojin menggantung ketika hendak mengucapkan nama Minho. Diotaknya masih berbekas kejadian dua minggu yang lalu ketika Minho beradu mulut dengannya dan dengan entengnya menganggap Jisung hanya sebagai mainannya saja.

Jisung yang melihat Woojin menggantung kalimatnya ketika hendak mengucap nama Minho dengan segera memotong kalimat itu.

"Aku akan pulang sendiri dok. Aku sudah sehat kok!" potong Jisung sembari tetap menunjukkan senyum penuh semangatnya.

"Hei! Tidak boleh begitu! Kamu baru saja sembuh! Kamu tidak boleh kecapekan dulu untuk beberapa hari kedepan! Kok malah ingin pulang sendiri!" celoteh Woojin melarang.

"Tapi aku tidak mau merepotkan Kak Seungmin. Dia sudah sering mengunjungiku kerumah sakit setiap beberapa hari sekali" ujar Jisung membela diri.

Ya, Seungmin adalah satu-satunya orang yang sering menjenguk Jisung. Ditengah-tengah kesibukannya mengurus rumah Minho, Seungmin akan menyempatkan diri mengunjungi rumah sakit dan membantu Jisung jika lelaki manis itu membutuhkan bantuan.

Hyunjin dan Minho sayangnya tidak pernah menunjukkan batang hidung mereka lagi semenjak hari pertama Jisung dirawat dirumah sakit. Namun Jisung berusaha untuk tidak kecewa atas hal itu. Jisung paham betapa sibuknya Minho mengurus dua perusahaan sekaligus dan bagaimana sibuknya Hyunjin juga menjadi kaki tangan Minho yang paling dipercaya majikannya itu.

"Tidak boleh Jisung. Setidaknya aku akan menelpon Seungmin untuk menjemputmu" ucap Woojin terdengar otoriter.

"J—jangan dok! Kak Seungmin pasti sibuk. Ia baru saja menjengukku kemarin. Pasti pekerjaannya dirumah ada banyak" tolak Jisung dengan segera.

Woojin pun nampak berpikir ketika mendengar betapa seriusnya Jisung menolak saran-sarannya sejak tadi.

"Hm, yasudah. Kalau kau tidak mau dijemput Seungmin atau Hyunjin, aku akan mengantarmu pulang nanti. Bagaimana?" tanya Woojin.

Jisung mengangkat alisnya bingung.

"D—diantar dokter?" ucap Jisung balas bertanya.

"Iya. Tapi nanti malam, setelah jam kerjaku selesai. Bagaimana?" tawar Woojin sekali lagi.

Jisung yang merasa tidak ada pilihan lain pun akhirnya dengan terpaksa menganggukkan kepalanya pelan.

"M—maaf merepotkanmu dok" ujar Jisung sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ah santai saja" jawab Woojin sembari menepuk bahu Jisung pelan.

"Sekarang istirahatlah saja. Kau baru saja pulih dan harus banyak istirahat. Jika makan siangmu datang, habiskan. Kau perlu banyak energi untuk bisa sembuh total. Mengerti?" lanjut Woojin sembari bersiap untuk pergi dari kamar inap Jisung.

Boss (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang