part 25

10K 1.3K 101
                                    

chapter 25
perpisahan
(1674 words)









***







Pagi itu, Seungmin mendapat sebuah pekerjaan baru yang tak ia duga sebelumnya. Merawat Jisung, lebih tepatnya.

Sebenarnya tidak ada yang menyuruhnya untuk membantu Jisung saat ini. Namun, ketika ia hendak membangunkan Jisung, betapa terkejutnya Seungmin mendapati Jisung yang sedang duduk dilantai disalah sudut kamarnya, tanpa mengenakan baju, dan sedang memeluk lututnya. Seungmin pun dapat mendengar suara isakan tertahan yang sedang disembunyikan oleh Jisung.

Ketika mendapati belasan luka robek pada kulit Jisung, betapa terkejutnya Seungmin saat itu. Ia dengan segera berlari mengambil kotak P3K untuk mengobati luka-luka yang masih basah itu.

Dan itulah akhir cerita mengapa Seungmin bisa mendapatkan sebuah aktivitas tambahan pagi itu.

Dengan telaten, Seungmin mencoba membersihkan darah yang telah mengering pada punggung putih Jisung. Yang diobati pun hanya bisa menggigit bibirnya sembari menahan sakitnya ketika permukaan basah kapas yang telah ditetesi alkohol bertemu dengan luka-luka yang menganga pada punggungnya.

"Sebenarnya, apa yang terjadi, Sung?" tanya Seungmin sembari tetap membersihkan darah-darah yang telah mengering itu.

Jisung diam seribu bahasa. Ia yang duduk memunggungi Seungmin hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku tahu tuan itu kasar. Tapi ini benar-benar keterlaluan. Kesalahan apalagi yang kau perbuat, Sung?" tanya Seungmin sekali lagi.

Jisung menghela nafasnya berat.

"Kak Chan menciumku tiba-tiba semalam, dan Kak Minho memergokiku" ujar Jisung dengan suara pelan dan dilanjutkan dengan menghela nafas kembali.

Seungmin hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya. Ia tidak tahu harus merespon apalagi. Ia lebih memilih fokus untuk menyiapkan cairan iodine yang akan segera ia lumuri pada punggung Jisung yang penuh luka itu.

"Tahan ya. Ini akan sangat perih" ujar Seungmin.

Jisung hanya menganggukkan kepalanya dan mulai menggigit bibirnya untuk menahan sakit.

"Ngh—" rintih Jisung ketika merasakan cairan dingin itu membasahi permukaan kulitnya.

"Tahan ya tahan... Sebentar lagi selesai" pinta Seungmin ketika merasakan badan Jisung bergetar menahan sakit. Tangannya dengan sigap meratakan cairan kecoklatan itu diseluruh punggung Jisung, entah yang luka ataupun tidak, mengingat banyaknya luka yang ada disana.

Jisung pun menganggukkan kepalanya lagi sebagai respon.

"Sudah selesai" ucap Seungmin sembari meletakkan botol iodine itu didalam kotak obat.

Ia kemudian berjalan menuju lemari pakaian Jisung dan mencari sebuah kaos yang sekiranya berukuran sangat besar untuk dipakai oleh Jisung. Alasan Seungmin memilih kaos yang besar karena Seungmin tidak mau luka-luka itu menempel dan bergesekan pada kaos yang dipakai Jisung.

"Pakai ini" suruh Seungmin sembari memberikan sebuah kaos berwarna hitam polos kepada Jisung.

Jisung sebenarnya tak pernah mengingat pernah memiliki kaos itu karena ia jarang berganti-ganti pakaian. Yang dipakainya hanya itu-itu saja.

"Sepertinya ini kaos bekas milik Hyunjin. Dulu ia suka sekali memakai baju kebesaran ketika belum menjadi asisten pribadi tuan Minho. Namun setelah pindah kesini, yang dipakainya sehari-hari ternyata pakaian formal saja. Makanya pakaian ini jadi terbengkalai dan kuberikan padamu karena dulu kau datang kesini tak membawa apa-apa sama sekali" jelas Seungmin.

Boss (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang