part 12

13K 1.5K 117
                                    

chapter 12
rindu
(1365 words)






***


Sudah 6 hari Minho dan Hyunjin pergi ke China untuk menyelesaikan masalah perusahaan mereka yang tak kunjung usai. Selama 6 hari itu pula kondisi kesehatan Jisung juga semakin menurun dari hari ke hari entah kenapa.

"Jisung kau tidak apa-apa?" tanya Seungmin yang memasuki kamar Jisung dengan sebuah nampan berisi sarapan.

Seungmin meletakkan nampan itu diatas meja disamping lemari baju milik Jisung lalu kemudian duduk dipinggir kasur, disamping Jisung yang masih membaringkan tubuhnya dan terlapisi oleh selimut tebal.

Jisung hanya menganggukkan kepalanya pelan, namun bagi Seungmin itu adalah sebuah kebohongan karena raut wajah Jisung benar-benar pucat saat ini.

Seungmin meletakkan telapak tangannya diatas dahi Jisung, tetapi setelah itu menggeleng kebingungan.

"Tidak panas..." gumam Seungmin kebingungan.

"Apa yang kau rasakan, Jisung-ah? Jelaskan padaku" tanya Seungmin karena lelah pada Jisung yang terus menyembunyikan apa yang ia sedang rasakan.

"Kak..." ucap Jisung pelan sembari mulai mengangkat tubuhnya untuk bersandar pada headboard kasurnya.

Seungmin mengangkat alisnya, memasang telinganya untuk mendengarkan penjelasan Jisung.

"Sepertinya aku hamil..." lanjut Jisung sembari menundukkan kepalanya.

Seungmin cukup terkejut mendengar ujaran Jisung barusan.

"J—jangan bercanda kau Han Jisung!" ucap Seungmin mencoba membantah pernyataan Jisung.

"A—aku lupa meminum obat yang diberikan Kak Minho saat sehari sebelum dia berangkat ke China" jelas Jisung.

Seungmin dengan segera mengubah ekspresi terkejutnya dihadapan Jisung. Ia menggenggam tangan Jisung erat-erat karena mengetahui lelaki dihadapannya itu mulai menunduk dengan bahu bergetar, sepertinya hendak menangis.

"H—hei! Jangan menangis, Jisung-ah!" pinta Seungmin.

"Bos sudah mengeluarkan 'didalam' berapa kali? Kau sudah berapa kali tidak meminum obatnya?" tanya Seungmin beruntutan.

"Dia mengeluarkannya sering didalam, tapi aku baru satu kali saja tidak meminum obatnya" jawab Jisung dengan suara ragu-ragu.

Mendengar jawaban jujur Jisung itu, Seungmin pun dapat bernafas lega. Ia kemudian tersenyum simpul sembari menepuk pundak Jisung pelan.

"Tak usah khawatir. Jika kau hanya kelewatan minum sekali, itu hanya sebuah kemungkinan kecil jika kau bisa hamil" tutur Seungmin dengan percaya diri.

"Kau lihat diluar sana, banyak pasangan suami istri yang sudah bercinta berkali-kali tapi masih belum punya keturunan kan? Tak usah panik begitu! 'Sperma' bos pasti tidak sekuat itu untuk menghamilimu dalam satu malam! Toh spermanya sering di 'keluarkan' bersama mu kan? Pasti jumlahnya ga banyak kan? Santai saja, okay?" lanjut Seungmin sedikit bercanda untuk mencairkan suasana yang sempat tegang sebelumnya.

"Tapi kak—"

"Sudahlah santai saja" potong Seungmin dengan nada santai.

"Dari kemarin, memang apa saja keluhanmu? Coba sebutkan, biar aku carikan obatnya habis ini" lanjut Seungmin bertanya.

"Keram perut dan sedikit pusing sih kak. Sama selalu terasa lemas seharian" ujar Jisung sembari mengingat-ingat apa yang ia rasakan dari kemarin dan saat ini.

Boss (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang