Pagi ini Arumi sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Arumi pergi ke meja makan lebih awal dari yang lainnya, bahkan Bunda Naeni pun masih memasak. Arumi sarapan sandwich dan susu yang ada di meja makan. Setelah itu Arumi pun berpamitan dengan Bunda Naeni."Bunda...!" Panggil Arumi "Bunda dimana?" Ucap Arumi sembari mencari sosok Bunda Naeni di sekitarnya.
"Bunda di dapur lagi masak" Jawab Bunda Naeni dari arah dapur.
Arumi pun menghampiri Bunda Naeni yang berada di dapur untuk berpamitan.
"Bunda Arum berangkat ya..." Ucap Arumi sembari mencium tangan Bunda Naeni.
"Loh Bunda baru selesai masak, kita makan dulu. Ayah sama kakak kamu juga masih siap-siap" Ucap Bunda Naeni sembari menaruh masakannya di mangkuk.
"Arum udah sarapan sandwich Bun, Arum harus berangkat pagi soalnya Arum piket"
"Yaudah minta Kakak kamu apa Ayah anterin kamu dulu kesekolah"
"Gak usah Bun, Arum naik angkot aja. Yaudah Arum berangkat dulu. Assalamualaikum Bun"
Arumi pun pergi meninggalkan Bunda. Saat membuka pintu rumah, Arumi terkejut dan heran karena ada motor Scoopy berwarna pink beserta helmnya yang terparkir di samping mobil Ammar.
"Motor siapa? Perasaan gak ada tamu" Gumam Arumi sembari menatap motor Scoopy pink tersebut. "Ayah! Bunda!" Panggil Arumi dengan sedikit berteriak.
Ayah Farhan, Bunda Naeni dan Ammar yang mendengar Arumi berteriak memanggil pun langsung keluar rumah.
"Kenapa Rum?" Tanya Ayah Farhan saat sudah berada di teras rumah.
"Ayah itu motor siapa? Kok ada disitu? Perasaan gak ada tamu?" Ucap Arumi sembari menatap Ayah Farhan.
"Coba tebak! Itu motor siapa?" Ucap Ayah Farhan sembari tersenyum.
"Mana Arum tau Yah! Kalo Arum tau, gak mungkin Arum tanya sama Ayah"
"Loh tadi malem siapa yang mohon-mohon sama Ayah untuk beliin motor?"
Arumi pun mengingat sejenak dan ia pun tersenyum lebar seketika. Ternyata motor itu untuk Arumi.
"Itu motor untuk Arum Yah?" Tanya Arum tak percaya.
"Iya itu motor untuk kamu, tapi inget kamu harus hati-hati naik motornya karna kamu belum punya SIM"
Arumi pun menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, lalu Arumi pun memeluk Ayah Farhan. Ayah Farhan pun membalasnya sembari tersenyum dan Bunda Naeni yang berada di samping Ayah Farhan pun ikut tersenyum.
"Kalo ada maunya aja minta sampe mohon-mohon, kalo gak di turutin ngambek. Dasar anak curut!" Ucap Ammar yang sedang bersandar di pintu.
Arumi yang mendengar perkataan kakaknya itu hanya menjulurkan lidahnya lalu memutar bola matanya dengan malas.
"Tapi Yah, kenapa warna motornya pink? Arum kan sukanya warna silver" Ucap Arumi saat sudah melepaskan pelukannya.
"Loh cewek itu kan biasanya suka warna pink dan Ayah kira kamu suka sama warna pink, yaudah deh jadinya Ayah beliin warna pink"
"Aduh Yah... Ayah kaya gak tau aja, anak Ayah yang satu itu kan bukan cewek seutuhnya. Makanya dia gak suka warna pink" Ucap Ammar meledek.
"Ammar..." Ucap Bunda Naeni menegur.
"Sembarangan lo! Lo tuh yang bukan laki-laki seutuhnya. Dasar curut tengil!" Ucap Arumi kesal "Yaudah Yah, Bun, Arum berangkat dulu" Arumi mencium kedua tangan orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Dalam Diam √
General FictionMengagumimu dalam diam adalah cara sederhanaku. Aku tidak terobsesi untuk memiliki mu dan aku juga tidak terobsesi untuk menjadi pasanganmu. Aku sudah merasa cukup dengan mengagumimu saja meski tanpa bisa memilikimu seutuhnya. Meski sebenarnya ak...