Hancurnya Sebuah Kepercayaan

1.3K 82 0
                                    

Terakhir setelah percakapan Arumi dengan keluarganya lewat vidio call, Arumi belum mendapat kabar lagi dari keluarga perihal tanggal pernikahan Ammar. Tetapi sekitar satu minggu setelah itu, Ammar mengirim pesan lagi pada Arumi lewat e-mail untuk memberi tahu tanggal pernikahannya. Keluarga Ammar dan keluarga Aida sudah menetapkan bahwa Ammar dan Aida akan menikah pada tanggal 28 Februari. Arumi pun sudah berencana akan pulang dua hari sebelum acara inti pernikahan Ammar.

Hari ini adalah hari terakhir Arumi berada di Kairo dan ia kan kembali lagi ke Kairo setelah beberapa bulan kemudian. Arumi berencana akan mengirim pesan lewat e-mail pada Pandu untuk memberi tahunya bahwa besok ia akan pulang.

Arumi
16.30 p.m
Assalamualikum Ndu, tanggal 28 bulan ini kakak aku nikah dan rencananya aku pulang besok Ndu. Kamu jangan lupa ya, kalo aku tunggu kedatangan kamu. Yaudah aku cuma mau bilang itu doang, assalamualaikum...

Arumi tidak berharap kalau pesannya akan langsung dibalas oleh Pandu. Ia sekedar hanya ingin memberitahu itu saja, karena ia sudah berjanji akan memberitahu pada Pandu. Namun ternyata beberapa menit kemudian Arumi pun mendapat balasan pesan dari Pandu.

Pandu
16.40 p.m
Sorry! Who are you? I'm not Pandu, I'm Caroline. (Maaf! Kamu siapa? Saya bukan Pandu, saya Caroline).

Setelah membaca balasan pesan dari Pandu, Arumi sangat terkejut karena yang membalas pesannya bukanlah Pandu, melainkan seorang wanita.

"Caroline? Siapa Caroline? Kenapa dia yang bales pesan aku, bukannya Pandu? Apa dia..." Gumam Arumi yang langsung bertanya-tanya. Kini dibenaknya penuh pertanyaan tentang siapa Caroline? Mengapa dia yang membalas pesan Arumi? Apakah laptop Pandu sedang dipinjam oleh Caroline? Apa jangan-jangan Caroline adalah teman dekat Pandu, atau bahkan Caroline adalah kekasih Pandu? Semua pertanyaan itu terus berputar-putar dibenak Arumi, lalu ia pun kembali membalas pesan yang dikirim oleh Caroline lewat e-mail Pandu dengan bahasa Inggris pula. Sekaligus Arumi ingin mengajukan beberapa pertanyaan pada Caroline.

Arumi
16.50 p.m
Saya minta maaf, tapi siapa kamu? Apa kamu adalah temannya Pandu? Kenapa kamu Yang membalas pesan dari saya?

Kali ini Arumi sangat menantikan balasan pesan dari perempuan itu. Entah mengapa tiba-tiba Arumi merasa tidak tenang dan jantungnya terasa berdegup kencang menanti jawaban yang akan di berikan oleh Caroline padanya. Sekitar 10 menit menunggu, akhirnya Caroline membalas pesan Arumi.

Pandu
17.00 p.m
Bukan! Saya bukan temannya Pandu, tapi saya kekasihnya. Laptop Pandu sedang berada pada saya, maka dari itu saya yang membalas pesan dari kamu.

Arumi bagai kesambar petir saat Caroline menuliskan kalau dirinya adalah kekasih Pandu. Kini hati Arumi terasa tersayat pisau yang begitu tajam sampai ia tak mampu mengeluarkan sepatah kata apapun. Matanya kini berkaca-kaca sembari menatap sendu kalimat yang bertuliskan kalau Caroline adalah kekasih Pandu. Tetapi Arumi tak percaya begitu mudah dengan pesan yang dikirim oleh Caroline. Arumi tahu benar Pandu seperti apa, ia berfikir mungkin saja Caroline itu hanyalah teman Pandu dan mungkin saja Pandu sedang mengerjainya. Dengan tangan gemetar Arumi mengetikan satu persatu huruf agar tersusun menjadi sebuah kalimat.

Arumi
17.05 p.m
Tolong kamu jangan bercanda, saya sedang tidak ingin bercanda. Pandu tidak mungkin memiliki kekasih disana, saya ingin bicara dengan Pandu. Tolong bilang padanya, saya akan menelfonnya nanti.

Pandu
17.10
Tidak, saya tidak sedang bercanda. Saya memang benar-benar kekasih Pandu dan Pandu sedang sangat sibuk dengan kuliahnya. Jika kamu tidak percaya saya akan mengirim foto saya saat bersama Pandu. Seharusnya saya yang bertanya, siapa kamu?

"Apa maksudnya ini? Gak mungkin Pandu ngehianatin kepercayaan aku. Gak mungkin Pandu punya pacar disana, Pandu udah janji sama aku. Ini pasti salah!" Gumam Arumi yang masih tidak percaya dengan pesan yang dituliskan oleh Caroline.

Mengagumi Dalam Diam √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang