Setelah beberapa hari, bahkan beberapa minggu Arumi sudah lancar dalam berbahasa Inggris juga Arab. Arumi juga mempelajari bahasa Arab karena di Kairo banyak yang menggunakan bahasa Arab. Bahkan jika materi yang di bahas adalah agama dan Al-Qur'an maka bahasa Arab lah sebagai bahasa pengantarnya.
Hari ini adalah hari minggu, Ayah Farhan dan Ammar pun libur bekerja. Tetapi mungkin Ayah Farhan akan tetap sibuk mengerjakan pekerjaannya dirumah meski itu hari libur. Setiap pagi hari jika Ayah Farhan libur bekerja, maka Ayah Farhan selalu duduk di kursi yang berada di taman sebelah rumah Arumi sembari meminum secangkir teh dan roti, tak lupa Ayah Farhan pun selalu membaca koran.
"Pagi Yah!" Sapa Arumi yang menghampiri Ayah Farhan sembari membawa secangkir teh dengan cangkir yang berukuran lebih besar dari cangkir teh milik Ayah Farhan, lalu duduk berhadapan dengan Ayah Farhan.
"Pagi sayang, tumben nyamperin Ayah kesini?" Tanya Ayah Farhan sembari meminum tehnya.
"Arum udah bawa cangkir segede ini, masa Ayah masih tanya. Ya Arum mau minum teh sama Ayah lah" Jawab Arumi dengan santai.
"Oh iya, Ayah lupa ngomong sama kamu. Tes di kampus Al Azhar untuk mahasiswa baru akan dilaksanakan hari senin lusa. Ayah pikir lebih baik kamu berangkat hari selasa besok, supaya kamu bisa mempersiapkan diri disana sebelum ikut tes" Jelas Ayah Farhan sembari menaruh koran yang sedang di bacanya di meja.
"Ayah... Arum udah belajar setiap hari dari pagi sampe malem, untuk persiapan tes kuliah di Kairo. Tapi rasanya Arum berat untuk pergi ke sana Yah, rasanya kaki Arum gak kuat melangkah jauh dari rumah. Arum gak tau, sebelumnya Arum udah percaya diri banget untuk kuliah disana. Tapi detik-detik keberangkatan, Arum malah ngerasa Arum gak bisa, kepercayaan diri Arum tiba-tiba aja hilang entah kemana" Jelas Arumi panjang lebar dengan nada suara yang tiba-tiba berubah menjadi lirih.
"Sayang... Kamu harus percaya diri. Jangan pernah kamu merasa kalau kamu itu lemah. Jangan pernah kamu merasa kesepian saat keluarga kamu gak ada disamping kamu, meski kamu berada jauh dari keluarga kamu, Ayah akan selalu ada di dekat kamu. Do'a Ayah selalu ada bersama kamu, jadi kamu gak perlu merasa takut. Rasa takut hanya akan membuat kamu lemah, jadi lawan rasa takut itu dengan keberanian" Jelas Ayah Farhan dengan penuh perhatian sembari mengelus pipi Arumi lalu berakhir memegang bahu Arumi.
"Arum gak tau harus apa Yah, tapi Arum akan berusaha sekeras mungkin untuk mencapai kesuksesan" Jawab Arumi dengan percaya diri meski sedikit merasa ragu diakhiri dengan senyuman tipis.
"Ayah percaya kamu pasti bisa!" Ucap Ayah Farhan dengan semangat diakhiri dengan senyuman lebar. "Ayah juga udah kabarin temen Ayah yang di Kairo, nanti kamu tinggal di apartemen temen Ayah sama keluarganya" Jelas Ayah Farhan.
"Iya Ayah juga pernah bilang ke Arum sebelumnya, tapi siapa nama temen Ayah sama istrinya?" Arumi mulai percaya diri lagi dan tidak merasa sedih lagi.
"Nama temen Ayah, Aditia dan nama isterinya Zahra, mereka juga punya dua anak. Yang pertama kalo gak salah namanya Ali dan yang kedua Fatimah"
"Ayah... Arum takut ngerepotin mereka kalau Arum harus tinggal di apartemen mereka"
"Kamu tenang aja, Ayah udah urus semuanya. Lagian Apartemen mereka juga besar, Ayah juga akan bayar sewa selama kamu tinggal disana. Jadi kamu fokus aja sama kuliahnya. Oke?!" Ucap Ayah Farhan tegas diakhiri dengan senyuman.
"Oke!" Jawab Arumi singkat diakhiri dengan senyuman. "Kalo gitu sekarang Arum mau siap-siap" Arumi beranjak dati duduknya.
"Siap-siap mau kemana?" Tanya Ayah Farhan yang terlihat penasaran.
"Mau pergi nagih janji! Dah Ayah..." Jawab Arumi diakhiri dengan senyuman. Lalu ia pun pergi meninggalkan Ayah Farhan, sedangkan Ayah Farhan hanya tersenyum mendengar jawaban Arumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Dalam Diam √
General FictionMengagumimu dalam diam adalah cara sederhanaku. Aku tidak terobsesi untuk memiliki mu dan aku juga tidak terobsesi untuk menjadi pasanganmu. Aku sudah merasa cukup dengan mengagumimu saja meski tanpa bisa memilikimu seutuhnya. Meski sebenarnya ak...