Beribu Pertanyaan

1.1K 78 0
                                    

Sekarang sudah tanggal 27 Februari, tetapi Arumi belum juga mendapat balasan pesan dari Pandu. Padahal Arumi menunggu penjelasan dari Pandu perihal apa yang telah terjadi belakangan ini. Kondisi Arumi pun jauh lebih membaik dari sebelumnya, selang infusnya pun sudah dilepas. Arumi hanya membutuhkan waktu untuk istirahat saja saat ini. Dari Arumi datang, ia masih berada di dalam kamarnya sampai sekarang. Arumi sedang menunggu balasan pesan dari Pandu hingga sampai tepat pukul 00.00 malam nanti. Sedangkan sekarang jam masih menunjukan pukul 13.05 siang. namun Arumi belum juga mendapat balasan pesan dari Pandu.

Tok! Tok! Tok!

Arumi sedang duduk dan bersandar di tempat tidurnya sembari melamun memikirkan banyak hal yang telah terjadi kemarin. Tiba-tiba Arumi tersadar dari lamunannya saat ada yang mengetuk pintu.

"Masuk..." Jawab Arumi yang melihat kearah pintu.

Lalu Ayah Farhan, Bunda Naeni dan Ammar masuk kedalam kamar Arumi. Entah mengapa mereka secara bersama-sama datang ke kamar Arumi. Seperti nya mereka akan membicarakan sesuatu yang penting dengan Arumi.

"Hai Rum!" Sapa Ammar saat masuk kedalam kamar Arumi.

"Hai kak, ada apa kalian sampe dateng kesini bareng-bareng?" Tanya Arumi yang sedikit bingung.

Ayah Farhan menarik kursi yang berada di kamar Arumi lalu Ayah Farhan duduk di samping tempat tidur Arumi sebelah kanan dekat dengan Arumi. Bunda Naeni duduk di tempat tidur Arumi di sebelah Arumi dekat dengan Ayah Farhan, sedangkan Ammar naik ke tempat tidur Arumi dan duduk di samping Arumi sebelah kiri.

"Ayah mau minta penjelasan sama kamu. Kemaren malem Aditia telfon Ayah, katanya kamu pergi tanpa minta izin dulu sama mereka dan kamu gak cerita kalo kamu punya masalah ke mereka. Yang bikin ayah bingung lagi, kamu cuma tulis surat pamitan untuk mereka. Ayah mau kamu jelasin semuanya sejelas-jelasnya, apa maksud dari itu semuanya?" Ayah Farhan langsung meminta penjelasan pada Arumi.

"Iya Yah, Arum minta maaf. Arum emang salah karna gak minta izin dulu sama om Aditia juga tante Zahra waktu Arum mau pulang. Arum cuma mau kasih kejutan aja untuk kalian, makanya Arum sengaja tulis surat untuk om Aditia juga tante Zahra dan Arum pergi di tengah malem makanya mereka gak tau" Jelas Arumi yang menjelaskan hal yang berbeda dengan kenyataannya, Arumi sengaja tidak ingin memberi tahu masalah yang sedang dihadapinya. Apalagi itu masalah dengan seorang lelaki, Ayah Farhan pasti akan sangat marah jika mengetahuinya.

"Kejutan? Maksud lo ini semua kejutan Rum? Iya lo berhasil bikin kita semua kaget dengan kedatangan lo yang tiba-tiba aja dengan kondisi sakit" Ucap Ammar yang tidak percaya dengan perkataan Arumi.

"Sayang... Kalo kamu emang mau bikin kejutan untuk kita semua. Kenapa kamu dateng dengan kondisi lagi gak sehat? Kondisi badan kamu lemes, muka kamu pucet, mata kamu juga sembab. Arum sebenernya apa yang terjadi sama kamu? Bunda tau kamu pasti sembunyiin sesuatu dari kita semua" Lanjut Bunda Naeni yang merasa curiga pada Arumi kalau Arumi berbohong padanya.

"Enggak Bunda... Arum bener, emang beberapa hari terakhir ini Arum gak nafsu makan makanya jadi lemes. Kalo mata Arum yang sembab, Arum emang nangis karena Arum gak sabar ketemu sama kalian semua, Arum juga kangen banget sama kalian, jadinya selama perjalanan pulang Arum nangis Bun" Jelas Arumi yang terus mencoba mencari alasan lain agar keluarganya percaya.

"Bener? Tapi Ayah masih gak percaya. Baru kali ini kamu sakit sampe separah ini. Kamu bener-bener gak sembunyiin sesuatu kan dari kita semua?" Tanya Ayah Farhan yang masih tidak percaya dengan perkataan Arumi dan masih menginterogasinya.

"Enggak Yah... Ayah gak usah khawatir, Arum cuma sakit biasa doang kok" Ucap Arumi diakhiri dengan senyuman.

"Yaudah kalo gitu Ayah percaya sama kamu. Tapi gimana sama kondisi kamu, sekarang kamu udah lebih baik?" Ayah Farhan akhirnya percaya dengan perkataan Arumi, meski masih sedikit ragu.

Mengagumi Dalam Diam √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang