Sudah Jatuh,Tertimpa Tangga Pula

1K 74 1
                                    

Saat Arumi berlari dengan cepat meninggalkan gedung kosong itu dan jarak Arumi sudah cukup jauh dari gedung kosong itu, tiba-tiba saja Arumi menghentikan langkahnya seketika.

"Aku bener-bener gak nyangka kalo Pandu sama kak Rafka bisa ngelakuin ini ke aku. Aku bener-bener kecewa sama mereka" Gumam Arumi dalam hati sembari berlari dan menghapus air matanya yang terus jatuh membasahi pipinya.

Seketika Arumi menghentikan langkahnya saat ia melihat orang gila yang pernah ia temui sebelumnya berada sedikit jauh di depannya. Kebetulan jalanan terlihat sangat sepi dan Arumi tidak perlu cemas dan malu karena tidak ada orang yang melihatnya berlari-lari sembari menangis.

"Apa?! Orang gila itu lagi? Ya Allah... Kenapa harus sekarang?" Gumam Arumi yang berhenti berlari sembari melihat orang gila laki-laki paruh baya itu.

"Istriku..." Ucap Orang gila paruh baya itu dan ia terlihat berjalan hendak menghampiri Arumi.

"Ya Allah, kenapa ini harus terjadi lagi?" Gumam Arumi sembari perlahan berjalan mundur. Saat Arumi hendak berbalik badan, Arumi melihat Pandu yang berada tak jauh darinya dan dibelakang Pandu terlihat Rafka. "Pandu? Gimana ini? Aku gak mungkin balik lagi kesana, tapi aku juga gak mungkin terus lari karna ada orang gila itu" Ucap Arumi setelah menoleh kebelakang. Karena melihat Pandu, Arumi langsung memalingkan wajahnya lagi. Arumi sekarang sudah mulai takut dan bingung harus melakukan apa. Sementara disekitarnya tidak ada tempat untuk bersembunyi kecuali semak-semak.

"Arum...!" Panggil Pandu dari kejauhan yang ikut berhenti di belakang Arumi.

Ketakutan Arumi bertambah ketika ia melihat orang gila paruh baya itu berjalan hendak menghampiri Arumi.

"Istriku...!" Orang gila itu kini melihat kearah Arumi sembari tersenyum.

"Ya ampun gimana sekarang?" Gumam Arumi yang sangat ketakutan sembari menoleh kearah kanan dan kiri untuk mencari persembunyian. "Aku lari kesemak itu aja kali ya? Gak papa deh, yang penting bisa sembunyi" Gumam Arumi lagi.

"Arumi!" Kini Rafka ikut berhenti bersebelahan dengan Pandu meski jaraknya tidak terlalu dekat.

Arumi kini berdiri di tepi kanan jalan. Saat Arumi hendak berlari kesemak-semak yang berada di sebelah kirinya tiba-tiba saja ada mobil yang melintas dengan kecepatan tinggi. Mobil tersebut tidak sampai menabrak Arumi, namun mobil itu berhasil menyerempet Arumi sampai Arumi terjatuh dan kepalanya sampai terbentur tepian trotoar.

Tin....!

"Aaaa...." Teriak Arumi saat mobil sedan melintas dan menyerempetnya. Meski mobil itu sempat menelakson, tetapi Arumi terlambat menghindar.

Dug!

Arumi terjatuh dan kepalanya terbentur tepi trotoar samapi pelipis Arumi mengeluarkan darah. Arumi pun pingsan seketika.

"Arum...!" Teriak Pandu dan Rafka berbarengan karena sangat terkejut. Lalu mereka langsung berlari menghampiri Arumi.

"Istriku..." Teriak orang gila paruh baya itu yang ikut terkejut. Orang gila itu pun langsung berlari untuk menghampiri Arumi. Sedangkan mobil Sedan yang menyerempet Arumi pergi begitu saja tanpa bertanggung jawab.

"Arum bangun Rum!" Gumam Pandu yang panik saat sudah ada didekat Arumi dan Pandu langsung mengangkat kepala Arumi dan meletakan kepala Arumi di pangkuannya.

"Pandu sekarang lo bawa Arum ke rumah sakit. Biar gue tanganin orang gila itu!" Ucap Rafka.

Mendengar perkataan Rafka barusan, tanpa fikir panjang Pandu pun langsung membopong Arumi dan membawanya kembali ke gedung kosong itu untuk mengambil mobil Pandu yang masih berada disana. Sedangkan Rafka menangani orang gila paruh baya itu.

Mengagumi Dalam Diam √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang