Hari terus berganti sampai tiba hari minggu yang dinantikan. Pertandingan bola basket yang di adakan di SMA Jaya Sakti tidak jauh dari sekolah Arumi SMAN Nusa Bakti.
Fatin dan Seyla berjanjian berkumpul di rumah Arumi sebelum berangkat ke pertandingan. Tak hanya itu, ternyata teman-teman yang lain pun ikut dengan Fatin dan Seyla berkumpul dirumah Arumi. Kebanyakan perempuan, namun laki-laki juga ada meski sedikit.
Pertandingan basket diadakan sekitar jam 10 pagi. Pagi ini baru jam 9 pagi, masih ada waktu satu jam untuk Arumi bersiap. Ayah Farhan dan Ammar sudah berangkat ke kantor dan Arumi berada dirumah bersama Bunda Naeni.
Krining... Krining... Telfon rumah Arumi berdering dan Arumi pun langsung mengangkatnya.
"Iya, ini siapa?" Ucap Arumi setelah mengangkat telfon.
"Halo Rum, ini gue Ammar. Rum lo ambil berkas yang ada di meja kamar gue, mapnya warna biru, terus lo anterin ke kantor. Tadi gue lupa bawa, bentar lagi ada rapat penting dan gue butuh berkasnya sekarang" Jelas Ammar panjang lebar yang membuat Arumi memutar bola matanya malas.
"Maaf ya kakak ku yang ganteng... Gue lagi sibuk! Kalo butuh ambil aja sendiri" Jawab Arumi malas.
"Gue minta tolong sama lo, lagian berkas itu juga penting untuk Ayah. Jadi sekarang lo anterin berkas itu ke kantor Rum" Ucap Ammar yang membawa nama Ayah Farhan agar Arumi mau mengantarkan berkas Ammar ke kantornya.
"Yaudah nanti gue anterin, kalo berkas itu penting untuk ayah pasti gue anterin. Tapi kantor lo kan jauh!"
"Yaudah lo naik taksi aja, nanti biar gue yang bayar"
"Gue males naik taksi, yaudah gue mau berangkat ke sana sekarang, soal gue kesana naik apa gampang. Gue bisa pake motor aja" Jelas Arumi.
"Panas-panas kaya gini lo mau naik motor? Gue sih ogah!" Ucap Ammar.
"Iya lo kan orangnya lebay! Jam segini itu panasnya sehat. Yaudah lah gue males debat, mau gue anterin gak berkasnya?" Ucap Arumi.
"Ya iyalah! Yaudah cepetan ya? Awas aja lo kalo sampe sini ngeluh kepanasan!" Ucap Ammar dengan nada mengancam.
"Siap pak bos!" Jawab Arumi tegas dan singkat
"Yaudah gue tunggu! Jangan lupa mapnya warna biru"
"Iya! Cerewet banget sih jadi orang!" Pekik Arumi.
Tut! Tut! Tut! Ammar mematikan telfonnya dan membuat Arumi sangat kesal.
"Kalo ada maunya aja mohon-mohon, gak nyadar, dia juga kalo ada maunya sampe mohon-mohon. Dasar gak sadar diri!" Gumam Arumi menyerngitkan dahinya karena kesal.
Arumi pun pergi ke kamar Ammar dan mengambil berkasnya. Sebelum keluar kamar Arumi sempat berfikir.
"Kalo gue ke kantor terus balik lagi kerumah pasti bisa-bisa gue telat dateng ke pertandingan basket. Apa gue langsung aja ya? Nanti abis dari kantor gue langsung ke SMA Jaya Sakti. Iya nanti biar gue kabarin Fatin, gak papa lah gue berangkat sendiri juga" Gumam Arumi sembari memegang berkas ber-map biru saat berada di kamar Ammar, lalu Arumi langsung bersiap-siap dan pergi ke kantor Ammar dengan motor Scoopy nya.
Setengah jam lebih Arumi berada dalam perjalanan dan kini Arumi sudah berada tepat di depan kantor Ayahnya itu yang kini di ambil alih oleh Ammar. Arumi berjalan menuju Resepsionis untuk bertanya dimana ruangan Ammar. Arumi lupa karena sudah lama tak pernah datang ke kantor Ayahnya itu.
"Maaf mba ruangan Pak Ammar Rifqi Abizar dimana ya? Saya harus ketemu" Ucap Arumi pada resepsionis perempuan yang seumuran dengan Ammar.
"Maaf mba siapa ya? Apa sudah buat janji sebelumnya sama pak Ammar?" Tanya resepsionis itu dengan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Dalam Diam √
General FictionMengagumimu dalam diam adalah cara sederhanaku. Aku tidak terobsesi untuk memiliki mu dan aku juga tidak terobsesi untuk menjadi pasanganmu. Aku sudah merasa cukup dengan mengagumimu saja meski tanpa bisa memilikimu seutuhnya. Meski sebenarnya ak...