Setelah kepergian Rafka semalam, Arumi pun langsung berkemas-kemas memasukan pakaiannya ke dalam koper yang berukuran cukup besar. Arumi sempat berfikir apakah ia harus membawa semua barang yang telah diberikan kepadanya? Tetapi Arumi akhirnya memutuskan untuk membawa Squishy pemberian Ammar, barang yang nanti akan diberikan Ayah padanya juga Music Box yang diberikan Pandu padanya. Karena bagi Arumi Music Box pemberian Pandu lebih penting baginya, lagi pula Music Box pemberian Pandu dan Rafka sama persis, jadi tidak masalah jika Arumi hanya membawa salah satunya.Mentari sudah bersinar di ufuk timur dan sinarnya begitu cerah menyinari kota Jakarta. Pagi ini adalah pagi terakhir bagi Arumi berada dirumahnya, karena sekarang adalah keberangkatannya ke Kairo, Mesir. Ayah Farhan dan Ammar sengaja tidak pergi ke kantor karena ingin mengantar Arumi ke Bandara, begitupun dengan Bunda Naeni.
"Kak Ammar tolong bantuin gue...!" Panggil Arumi saat ia hendak menuruni tangga sembari membawa kopernya. Lalu Ammar pun keluar dengan pakaian seperti mau pergi ke kantor.
"Sini..!" Ammar membantu Arumi menuruni koper yang berukuran cukup besar.
"Lo mau ke kantor kak?" Tanya Arumi sembari berjalan di belakang Ammar saat menuruni anak tangga.
"Iya soalnya di kantor banyak kerjaan, tapi nanti abis nganterin lo ke bandara" Jawab Ammar sembari terus berjalan.
"Gimana? Udah siap semuanya?" Tanya Ayah Farhan pada Arumi saat keluar dari dari kamarnya.
"Udah Yah!" Jawab Arumi singkat.
"Yaudah sekarang kita langsung berangkat aja, soalnya bentar lagi pesawatnya take off" Jelas Ayah Farhan. "Bunda... Ayo berangkat!" Panggil Ayah Farhan pada Bunda Naeni yang sedang berada di kamarnya sedang bersiap.
"Iya, ayo Bunda udah siap" Jawab Bunda Naeni sembari merapihkan pakaian yang dikenakannya saat keluar kamar.
Lalu Ammar membawa dan memasukan koper Arumi yang berukuran besar ke dalam bagasi mobil Ayah Farhan, karena mobil Ayah Farhan lebih luas dan lebih besar dari mobil milik Ammar. Sedangkan Ayah Farhan membawa koper berukuran kecil dan memasukannya ke dalam bagasi mobil.
Beberapa menit berada di perjalanan akhirnya sampai juga di Bandara. Arumi pun langsung mengurus segalanya di bantu dengan Ayah Farhan, setelah selesai dan Arumi hanya tinggal menunggu keberangkatan Arumi, Ayah Farhan kembali berkumpul dengan Bunda Naeni dan Ammar yang sedang duduk di kursi penunggu. Ayah Farhan duduk disebelah Ammar sedangkan Arumi duduk disebelah Bunda Naeni.
Saat Arumi sudah duduk, ia terus menundukkan kepalanya. Bunda Naeni yang merasa heran pun mengangkat dagu Arumi agar Arumi melihat ke arah Bunda Naeni.
"Sayang... Kamu kenapa?" Tanya Bunda Naeni sembari mengangkat dagu Arumi dan Arumi pun mendongakkan kepalanya lalu melihat kearah Bunda Naeni. "Kok matanya berkaca-kaca?" Lanjut Bunda Naeni yang melihat mata Arumi yang berkaca-kaca.
Bukannya menjawab pertanyaan Bunda Naeni, Arumi malah menatap sendu Bunda Naeni dan Arumi malah meneteskan air matanya.
"Loh-loh kok malah nangis?" Ucap Bunda Naeni yang terlihat khawatir sembari mengusap air mata Arumi. Ayah Farhan dan Ammar pun sontak menoleh ke arah Arumi.
"Bunda... Hiks...hiks..." Jawab Arumi dengan nada lirih dan langsung memeluk Bunda Naeni. "Bunda, Arum gak mau pergi... Batalin aja ya Bun? Hiks....hiks..." Jelas Arumi sembari terisak menangis dipelukan Bunda Naeni dan Bunda Naeni pun mengelus kepala Arumi serta punggung Arumi agar ia merasa lebih tenang.
"Kok bilang gitu?" Tanya Bunda Naeni singkat.
"Arum gak mau jauh dari Bunda, Ayah juga kak Ammar hiks...hiks... Arum mau pulang aja Bun hiks...hiks..." Jelas Arumi yang masih terisak menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Dalam Diam √
General FictionMengagumimu dalam diam adalah cara sederhanaku. Aku tidak terobsesi untuk memiliki mu dan aku juga tidak terobsesi untuk menjadi pasanganmu. Aku sudah merasa cukup dengan mengagumimu saja meski tanpa bisa memilikimu seutuhnya. Meski sebenarnya ak...