Keputusan Arumi

1.1K 83 0
                                    

Siang berganti malam, semua orang dirumah Arumi sudah berkumpul di meja makan untuk makan malam bersama. Karena Ammar dan Aida tinggal bersama keluarga Arumi, kini keluarga Arumi semakin ramai karena bertambahkan satu orang lagi yaitu Aida.

"Jadi gimana rencana kamu kedepannya Mar? Kamu mau tetep tinggal disini apa mau cari rumah sendiri?" Tanya Ayah Farhan membuka pembicaraan sebelum mulai makan.

"Bunda sih pengennya kalian tetep tinggal disini aja" Ucap Bunda Naeni sembari mengambil nasi untuk Ayah Farhan.

"Mungkin sementara ini Ammar sama Aida tetep tinggal disini Yah, Bun. Ammar udah beli rumah Yah, jaraknya agak jauh dari sini. Tapi Ammar pikir untuk sekarang Ammar tetep tinggal disini sampe Arum selesai kuliah di Kairo, baru nanti Ammar pindah rumah" Jelas Ammar.

"Loh kamu kok gak ngomong ke Ayah kalo udah beli rumah?" Tanya Ayah Farhan yang terkejut.

"Iya Yah Ammar minta maaf, soalnya belakangan ini Ammar sibuk sama kerjaan di kantor, jadi gak sempet kasih tau Ayah sama Bunda"

"Iya gak papa, tapi tempatnya strategis kan?"

"Iya Yah, tempatnya strategis banget. Jadi Ayah gak usah khawatir" Ucap Ammar diakhiri dengan senyuman.

"Syukur deh kalo gitu, Ayah juga seneng" Jawab Ayah Farhan diakhiri dengan senyuman.

"Rum lo kenapa? Tumben dari tadi diem aja?" Tanya Ammar pada Arumi yang sejak tadi hanya terdiam melamun sembari memegang satu buah apel dan memainkannya.

Arumi pun hanya menoleh pada Ammar sebentar sembari menggelengkan kepalanya pelan, lalu kembali memainkan apel yang di pegangnya.

"Arum kamu gak papa?" Tanya Aida pada Arumi yang duduk disebelahnya sembari memegang bahu kanan Arumi.

"Iya mba aku gak papa kok" Jawab Arumi pelan sembari menoleh pada Aida diakhiri dengan senyuman tipis.

"Sayang kamu masih gak enak badan? Kepalanya masih pusing?" Tanya Bunda Naeni yang kini terlihat khawatir.

"Enggak Bun, Arum gak papa" Jawab Arumi dengan jawaban yang masih sama seperti sebelumnya.

"Emang kamu kenapa Rum?" Tanya Ayah Farhan.

"Iya, emang lo kenapa Rum?" Tanya Ammar juga yang kini mulai penasaran.

"Tadi Arum gak enak badan sampe keringet dingin, katanya tadi waktu di Cafe dia naymbrak tiang Cafe sampe keningnya merah" Jelas Bunda Naeni.

"Haha emang tiang Cafenya segede semut sampe lo gak ngeliat? Lagian kok bisa gitu, tiang sampe di tabrak! Emang lo jalannya merem?" Bukannya memberi perhatian, Ammar malah tertawa terkekeh sampai membuat Arumi kesal.

"Mas Ammar jangan kaya gitu dong, kasian Arum" Ucap Aida yang menatap sinis pada Ammar sembari memukul pelan bahu Ammar.

Arumi tidak membalas perkataan Ammar yang meledeknya. Arumi hanya menatap sinis Ammar sembari mengerucutkan bibirnya, lalu dengan kesal Arumi memakan apel yang sedang di pegangnya.

"Ammar kamu kebiasaan deh" Ucap Bunda Naeni yang tidak suka Ammar malah meledek Arumi.

"Yaudah sekarang kita makan aja, dari pada ngobrol terus nanti gak makan-makan" Ucap Ayah Farhan yang sudah tidak sabar untuk makan.

"Iya, sayang kamu mau Bunda ambilin makannya?" Tanya Bunda Naeni pada Arum yang masih memakan apel dengan kesal.

"Enggak Bun, Arum udah kenyang!" Jawab Arumi malas.

"Loh emang kamu udah makan?" Bunda Naeni tak percaya dengan perkataan Arumi kalau Arumi sudah kenyang.

"Iya, Arum udah makan ledekan kak Ammar sampe kenyang!" Jawab Arumi sembari melirik tajam Ammar dan Ammar hanya menahan tawanya agar tidak kelepasan.

Mengagumi Dalam Diam √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang