Arumi kini sudah ada di depan pintu gerbang rumahnya. Tanpa menunggu lagi Arumi langsung berlari sekencang mungkin masuk kedalam rumahnya dan kebetulan di rumah Arumi tidak ada siapa-siapa dan Arumi langsung lari ke kamarnya. Setelah Arumi berada di kamarnya, ia langsung menuju meja belajarnya lalu Arumi membuka laci meja belajarnya dan mengambil ponselnya yang rusak. Setelah Arumi mengambilnya, Arumi langsung pergi lagi dari rumah untuk membetulkan ponselnya yang rusak.
Sekitar 40 menit Arumi menunggu ponselnya yang sedang dibenarkan di konter yang berada tak jauh dari rumahnya, akhirnya selesai juga. Setelah ponselnya sudah berada ditangannya, Arumi langsung mengecek pesan yang masuk di ponselnya dan ternyata memang banyak sekali pesan yang masuk, terutama pesan yang dikirim Pandu dan Seyla. Meski Arumi melihat pesan yang dikirim Pandu berada paling atas, tetapi Arumi mengabaikannya dan Arumi langsung membuka pesan yang dikirim oleh Seyla pada Arumi. Karena pada waktu itu Seyla mengatakan akan mengirim foto seseorang yang sedang dekat dengannya. Saat Arumi membuka pesan dari Seyla, Arumi sangat terkejut sampai membulatkan matanya penuh saat melihat foto yang dikirim Seyla padanya. Ternyata foto itu adalah Rafka, ya! Rafka yang dijodohkan oleh Ayah Farhan untuknya.
"Apa?! Jadi orang yang Seyla maksud itu kak Rafka. Kenapa? Kenapa lagi-lagi ini terjadi sama aku ya Allah?" Gumam Arumi dalam hati. Saat Arumi melihat fotonya, mata Arumi berkaca-kaca. Lalu Arumi memejamkan mata dan akhirnya air matanya pun menetes.
🌺🌺🌺
Arumi merasa ia sudah terjatuh sampai ke dasarnya sekarang. Bahkan Arumi merasa tubuhnya sudah tidak kuat lagi untuk berdiri. Kini Arumi sedang terduduk lemas di sofa yang berada di dalam kamarnya, matanya yang terpejam terus mengeluarkan air sampai rasanya ia tak bisa lagi membendungnya.
"Ya Allah.. Kenapa engkau memberikan hamba-Mu ini ujian yang sangat berat. Apakah hamba-Mu ini tak pantas untuk bahagia? Ya Allah, jadikanlah hamba-Mu ini menjadi umatmu yang kuat, yang bisa menahan segala apapun yang menerjang hamba-Mu ini" Gumam Arumi dalam hati, samapi Arumi terisak menangis dalam matanya yang terpejam.
Tak disadari karena Arumi terus menangis sembari memejamkan mata, ia sampai tertidur. Bahkan Arumi tertidur sampai menjelang sore. Ammar tidak mengetahui kalau Arumi mendapat masalah setelah ia pergi, ditambah lagi ponsel Ammar yang dipegang Arumi jadi Rafka tidak bisa memberitahu Ammar. Ketika Arumi sedang terlelap tidur, tiba-tiba ponselnya berbunyi sampai membangunkannya, ternyata itu hanyalah peringatan kalau batrai ponselnya lemah.
"Aku ketiduran?" Gumam Arumi pelan sembari mengucek matanya dan sembari melihat ponselnya yang berbunyi. "Udah sore? Aku ketiduran lama banget?" Ucap Arumi yang terkejut saat melihat jam didinding di kamarnya, lalu Arumi pun beranjak dari duduknya dan langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi.
Saat Arumi sedang mandi, Ammar datang ke kamar Arumi untuk mengambil ponsel miliknya.
Tok! Tok! Tok!
"Rum...!" Panggil Ammar setelah mengetuk pintu. Namun tak ada jawaban, karena Ammar sudah beberapa kali mengetuk pintu dan tak ada jawaban, ia pun mencoba membuka pintu kamar Arumi dan ternyata pintu kamar Arumi pun tidak dikunci.
"Rum...!" Panggil Ammar lagi saat sudah masuk ke dalam kamar Arumi. "Lagi mandi. Rum gue ngambil handphone!" Gumam Ammar saat mendengar suara keran air menyala dari kamar mandi, lalu Ammar meminta izin pada Arumi untuk mengambil ponselnya dengan nada tinggi, namun entah dengan Arumi yang mendengarnya atau tidak. Setelah Ammar mengambil ponselnya, ia langsung pergi dari kamar Arumi.
🌺🌺🌺
Disisi lain Pandu yang sedang ingin mencari tau tentang perubahan sikap Arumi padanya pun kini berhenti. Pandu berhenti saat dirinya tahu kalau Arumi menerima perjodohan yang Ayah Farhan ajukan. Pandu merasa sangat kecewa, ditambah lagi dengan Rafka yang menerima perjodohan itu. Tentu saja Pandu tidak terima dengan kenyataan itu, Pandu berniat akan melakukan sesuatu agar perjodohan itu tidak dilanjutkan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Dalam Diam √
General FictionMengagumimu dalam diam adalah cara sederhanaku. Aku tidak terobsesi untuk memiliki mu dan aku juga tidak terobsesi untuk menjadi pasanganmu. Aku sudah merasa cukup dengan mengagumimu saja meski tanpa bisa memilikimu seutuhnya. Meski sebenarnya ak...