2 Bulan kemudian...
Hari-hari Arumi di isi dengan kegiatan seperti biasanya, yaitu kuliah dan mengaji. Arumi ingin fokus dengan pendidikannya agar ia bisa lulus dengan prestasi yang sangat baik. Meski masalah yang Arumi alami di Indonesia masih terasa sampai sekarang, tetapi Arumi menjalani hari-harinya dengan santai tanpa harus terus berfikir keras mengenai masalah yang dihadapinya.
Setelah dua bulan berlalu Arumi sangat jarang berkomunikasi dengan keluarganya. Bahkan bisa dibilang tidak pernah. Arumi memang meminta keluarganya untuk tidak terlalu sering menghubunginya karena Arumi ingin fokus dengan pendidikannya dan jika ia terlalu sering menghubungi keluarganya ia akan sangat rindu pada keluarganya yang membuatnya ingin pulang ke Indonesia.
Kini Arumi sedang berada di dalam kamarnya sedang mengerjakan tugas yang begitu banyak. Arumi mengerjakan tugasnya dengan laptop yang biasa di pakai olehnya. Tak disengaja Arumi melihat ada e-mail yang masuk dan ternyata itu dikirim oleh Rafka.
Rafka
22.00 p.m
Assalamualikum Arum, ini saya Rafka. Saya cuma mau bilang terimakasih banyak untuk kamu yang udah mau menepati janji kamu ke almarhum Papah saya. Tapi jujur, meski saya seneng banget sama keputusan kamu, saya gak mau memaksakan kehendak orang. Kalau kamu emang keberatan dengan perjodohan ini, saya tidak keberatan kalau kamu membatalkan perjodohan ini. Karna saya tidak mau ada keterpaksaan dalam suatu hubungan, apalagi jika sudah menikah nanti. Jadi saya mau kamu berfikir matang-matang soal ini. Dan satu lagi, saya berharap kamu disana baik-baik aja. Arum semoga sukses! Assalamualaikum..."Kak Rafka?" Gumam Arumi saat melihat nama pengirim pesannya. "Kenapa tiba-tiba perasaan aku aneh kaya gini? Kenapa rasanya aku seneng banget dapet perhatian dari kak Rafka?" Gumam Arumi sembari melihat pesan yang ditulis Rafka untuknya. "Arum kamu mikir apaan sih?" Arumi langung tersadar dari fikiran yang menurutnya aneh, sembari menggelengkan kepalanya. "Apa aku harus bales pesan ini?" Gumam Arumi lagi sembari menatap bingung.
Arumi
13.15 a.m
Wa'alaikumsalam kak. Kak Rafka gak usah khawatir lagi soal perjodohan itu. Aku pikir itu emang udah rencana Allah yang terbaik untuk aku. Aku cuma berharap, kalo aku bisa berhubungan baik sama kak Rafka sampai kita menikah nanti.Arumi pun langsung mengirim pesannya pada Rafka tanpa membaca ulang terlebih dahulu. Saat pesannya sudah terkirim, Arumi membaca ulang pesannya dan ia sangat terkejut karena pesan yang dikirimnya untuk Rafka.
"Apa?! Kenapa aku nulis pesan kaya gini? Ya ampun, kenapa sama aku ini?" Gumam Arumi sembari menepuk keningnya karena menyesal.
Tak berapa lama Rafka pun kembali membalas pesan dari Arumi. Sepertinya Rafka memang sedang membuka laptopnya, sehingga ketika Arumi membalas pesannya, ia pun segera kembali membalas.
Rafka
17.16 p.m
Alhamdulillah kalau itu emang udah keputusan kamu. Saya seneng banget dengernya. Yaudah kalo gitu, jangan lupa jaga kesehatan ya... Dan terus semangat!"Ah kenapa kak Rafka perhatian banget sama aku? Apa emang kak Rafka bener-bener seneng sama perjodohan ini?" Gumam Arumi sembari menatap layar laptopnya dan entah kenapa pipinya kini mulai memerah. "Enggak! Ayolah Arum kamu gak boleh baper kaya gini!" Gumam Arumi sembari menggelengkan kepalanya dan langsung menutup laptopnya tanpa membalas lagi pesan dari Rafka.
🌺🌺🌺
2 Tahun kemudian...
Hari demi hari terus terlewati sampai tak terasa tahun sudah terus berganti. Tak terasa Arumi sudah begitu lama berada di Kairo, sampai tak terasa Arumi pun sudah lulus kuliah. Hari ini Arumi berniat pulang ke Indonesia dan Arumi akan memberi kabar pada keluarganya saat sudah berada di indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Dalam Diam √
General FictionMengagumimu dalam diam adalah cara sederhanaku. Aku tidak terobsesi untuk memiliki mu dan aku juga tidak terobsesi untuk menjadi pasanganmu. Aku sudah merasa cukup dengan mengagumimu saja meski tanpa bisa memilikimu seutuhnya. Meski sebenarnya ak...