Betapa terkejutnya Aida setelah mendengar semua yang diceritakan oleh Arumi tentang hubungan antara Rafka dan Seyla. Demi menyelesaikan permasalahannya, Aida memaksa Arumi agar turun kebawah dan menemui Rafka.
"Yaudah sekarang kita turun" Ucap Aida setelah Arumi menjelaskan semuanya.
"Enggak mba, aku gak mau!" Tolak Arumi dengan tegas.
"Arum... Kalo kamu kaya gini, masalahnya gak akan kelar. Kamu harus jelasin semuanya dan putusin apa yang mau kamu ambil. Ayah sama Bunda juga kebetulan ada dirumah, jadi kamu bisa putusin semuanya" Jelas Aida penuh perhatian sembari menggenggam tangan Arumi.
"Tapi mba...?" Arumi masih ragu untuk turun kebawah, namun Aida membujuk Arumi lagi.
"Udah ayo, tenang aja. Nanti aku pasti belain kamu" Ucap Aida diakhiri dengan senyuman. Lalu Arumi pun akhirnya mau untuk turun dan menemui Rafka.
Saat Arumi dan Aida sedang menuruni anak tangga, mata Rafka langsung tertuju pada Arumi. Sedangkan Arumi berjalan sembari menundukkan kepalanya dan menggandeng tangan Aida. Setelah Arumi dan Aida sudah sampai diruang tamu, Arumi langsung duduk bersebelahan dengan Aida dan Aida berada bersebelahan dengan Ammar, mereka duduk di satu sofa panjang. Sedangkan Rafka duduk sendiri di sofa panjang. Ayah Farhan juga Bunda Naeni belum ada di ruang tamu,mungkin mereka masih berada di kamar.
"Arum, kamu gak papa?" Tanya Rafka yang terlihat khawatir. Namun Arumi tidak menjawab pertanyaan Rafka, Arumi masih terus menundukkan kepalanya.
"Coba lo ceritain yang sebenernya ke gue. Gimana ceritanya lo sampe di tampar sama temen lo sendiri?" Tanya Ammar yang kini penasaran dengan yang sudah terjadi pada Arumi. Pasalnya Rafka pun tidak tau benar alasan kenapa Seyla tiba-tiba menampar Arumi dan memutuskan hubungan persahabatan dengan Arumi.
"Kak Ammar, maaf, aku gak bisa lanjutin perjodohan ini" Arumi menjawab sembari menatap sendu Ammar.
"Hah? Maksudnya? Kenapa lo tiba-tiba batalin perjodohan ini? Bukannya sebelumnya lo udah setuju?" Ammar pun terkejut dengan perkataan Arumi barusan.
"Aku gak bisa terima di jodohin sama laki-laki yang suka mainin perasaan perempuan. Aku juga gak mau kehilangan sahabat aku cuma karna perjodohan ini kak. Jadi aku mau perjodohan ini batal." Ucap Arumi sembari menatap Ammar tegas namun terdengar lirih.
"Apa maksud lo Rum?" Ammar masih belum mengerti apa yang dimaksud dengan Arumi.
"Arum apa maksud kamu? Kamu salah faham" Ucap Rafka yang merasa kalau perkataan Arumi barusan tidak benar.
"Salah faham apa kak? Harusnya kak Rafka mikir dulu sebelum terima perjodohan ini, kak Rafka masih punya hubungan gak sama perempuan lain? Jangan sampe kak Rafka mainin perasaan perempuan di luar sana, apalagi itu sahabat aku sendiri kak. Ini sakit kak, aku sakit, aku sebelumnya udah sakit lebih dari ini, aku pikir kalo aku terima perjodohan ini aku bisa ngelupain rasa sakit sebelumya. Tapi apa kak? Ternyata ini lebih menyakitkan dari sebelumnya, sahabat yang paling aku sayang, sampe tega nampar aku cuma gara-gara kak Rafka. Maaf kak, aku lebih baik gak punya pasangan dari pada harus ngorbanin persahabatan aku sendiri!" Arumi bercerita sembari menatap Rafka dan dari mulanya mata Arumi hanya berkaca-kaca, kini akhirnya air mata Arumi pun menetes.
"Sabar Rum..." Aida mencoba menenangkan Arumi sembari merangkul Arumi.
"Itu semua gak bener Rum. Saya gak ada hubungan apa-apa sama Seyla. Saya deket sama dia karna saya cuma pengen tau tentang kamu, saya gak berniat untuk mainin persaan dia" Jelas Rafka yang masih menyangkal perkataan Arumi.
"Tau tentang aku? Apa yang mau kak Rafka tau tentang aku? Kalo itu emang tujuan kak Rafka, kenapa kak Rafka gak tanya langsung aja sama aku atau kak Ammar? Kenapa harus sama Seyla? Asal kak Rafka tau aja, perasaan perempuan itu dalem kak. Semakin kakak deketin perempuan itu meski dengan tujuan lain, semakin perempuan itu juga nganggep lebih dari itu!" Jelas Arumi dengan tegas sembari menghapus air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Dalam Diam √
General FictionMengagumimu dalam diam adalah cara sederhanaku. Aku tidak terobsesi untuk memiliki mu dan aku juga tidak terobsesi untuk menjadi pasanganmu. Aku sudah merasa cukup dengan mengagumimu saja meski tanpa bisa memilikimu seutuhnya. Meski sebenarnya ak...