Kesedihan Yang Berakhir

1.8K 95 0
                                    

Malam itu Pandu sedang berada di kamarnya sedang sibuk dengan ponselnya. Pandu merasa haus dan ingin meminum air dingin dan akhirnya Pandu pun turun kebawah karena kamarnya berada di lantai dua dekat dengan kamar Rafka. Pandu pun pergi ke dapur dan mengambil air dingin yang berada dilemari pendingin. Setelah itu ia menuangkan airnya ke gelas dan Pandu meminumnya sembari berjalan kembali ke kamarnya. Namun langkahnya terhenti karena mendengar Papah dan Mamahnya yang sedang membahas perjodohan.

Papah Pandu bernama Gimnastiar, nama belakang Rafka dan Pandu sengaja di ambil dari nama Papahnya karena sebagai identitas. Sedangkan Mamahnya bernama Vidya.

"Papah udah sepakat sama sahabat Papah untuk jodohin Rafka sama anaknya temen Papah. Menurut Mamah gimana?" Ucap Papah Gimnastiar pada Mamah Vidya, mereka mengobrol di ruang keluarga sembari menonton televisi.

Saat mendengar kata "Perjodohan" Pandu pun berhenti minum lalu menghampiri Papahnya.

"Siapa yang mau dijodohin Pah?" Tanya Pandu yang masih memegang gelas berisi air dingin saat sudah berada di dekat Papah Gimnastiar.

"Eh kamu Ndu? Ngagetin aja!" Sontak Papah Gimnastiar pun menoleh ke arah Pandu karena terkejut "Jadi rencananya Papah mau jodohin kakak kamu sama anaknya sahabat Papah, tapi ini baru rencana aja. Papah juga belum kasih tau Rafka" Jelas Papah Gimnastiar.

"Di jodohin? Kaya gak laku aja dijodohin! Zaman itu udah modern Pah, bukan zaman Siti Nurbaya lagi yang harus di jodohin. Lagian bang Rafka kan ganteng, keren terus tajir pasti banyak cewek yang mau kok sama dia" Ucap Pandu tanpa ragu.

"Kalo itu Papah juga tau! Banyak perempuan yang mau sama dia itu karena fisiknya aja, belum tentu dalam keadaan lain di tetep mau setia. Papah itu cuma mau cariin perempuan yang terbaik aja untuk Rafka" Jelas Papah.

"Ya iya sih, tapi emang harus ya lewat perjodohan? Emang bang Rafka mau dijodohin sama siapa Pah?" Tanya Pandu lalu ia meminum airnya kembali.

"Nama anaknya sahabat Papah kalo gak salah Arumi" Ucap Papah Gimnastiar yang sontak membuat Pandu terkejut sampai ia tersedak air yang sedang diminumnya.

"Uhuk... Uhuk..." Pandu batuk karena tersedak.

"Sayang pelan-pelan dong minumnya?" Ucap Mamah Vidya.

"Si--Siapa Pah namanya?" Ucap Pandu memastikan kembali sembari mengusap baju dan mulutnya yang basah karena air yang sedang ia minum tadi.

"Arumi! Emang kenapa?" Tanya Papah Gimnastiar.

"Arumi? Apa Arumi yang di maksud Papah Arumi si Arum?" Pikir Pandu "Arumi? Arumi mana Pah? Rumahnya dimana? Dia masih sekolah apa udah lulus?" Ucap Pandu yang membuat Papah Gimnastiar kebingungan untuk menjawabnya.

"Kamu itu nanya apa interograsi Papah sih?" Tanya Papah Gimnastiar.

"Udah Papah jawab aja!" Ucap Pandu sangat penasaran.

"Kalo rumahnya Papah juga lupa karna udah lama gak pernah kesana, tapi kalo gak salah anaknya seumuran sama kamu Ndu. Kakaknya juga seumuran Rafka, kalo gak salah dia masih sekolah di sekolah yang sama, sama kamu. Tapi Papah gak tau dia ambil jurusan apa?" Jelas Papah Gimnastiar sembari sedikit berfikir.

"Jangan-jangan itu bener si Arum?" Pikir Pandu "Nama panjangnya siapa Pah?" Ucap Pandu yang mencoba memastikan lagi.

"Siapa ya? Papah juga lupa. Tapi kalo gak salah Arumi Kha-- Kha-- Siapa ya? Papah lupa" Papah Gimnastiar tak bisa mengingatnya, karena Papah dan sahabatnya terakhir bertemu pada saat sedang rapat di luar kota.

"Arumi Khanza Shofia! Itu bukan Pah nama panjangnya?" Ucap Pandu menebak.

"Nah iya itu! Arumi Khanza Shofia. Iya itu nama lengkapnya" Ucap Papah Gimnastiar diakhiri dengan seyuman.

Mengagumi Dalam Diam √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang