Setelah Arumi dan yang lainnya pergi ke Cafe, Arumi duduk bersebelahan dengan Aida, sedangkan Ammar bersebelahan dengan Rafka. Tak berapa lama setelah mereka sampai, mereka pun langsung memesan makanan dan minuman. Ditengah perbincangan sembari makan, Arumi ingat sesuatu. Setelah kejadian waktu itu ia bertemu Pandu di Cafe, ia belum memberi penjelasan pada Fatin dan Seyla. Sedangkan ponselnya pun masih rusak, lalu Arumi pun akhirnya meminjam ponsel milik Ammar untuk menghubungi Fatin.
"Kak aku boleh pinjem handphone kak Ammar gak?" Tanya Arumi yang tiba-tiba berhenti makan sembari menoleh pada Ammar. Yang lain pun langsung menoleh pada Arumi.
"Mau ngapain?" Tanya Ammar.
"Aku mau telfon Fatin sebentar aja, nanti aku langsung balik lagi kesini" Jelas Arumi.
"Yaudah nih" Ucap Ammar sembari memberikan ponselnya pada Arumi.
"Yaudah kalo gitu aku pergi dulu" Ucap Arumi sembari beranjak dari duduknya.
"Loh lo mau kemana?" Tanya Ammar yang melihat Arumi malah beranjak dari duduknya.
"Ya aku mau telfon Fatin, kan tadi aku udah bilang!" Jelas Arumi yang berhenti saat hendak pergi.
"Emang gak bisa telfon disini aja?" Tanya Ammar yang masih heran karena Arumi hanya ingin menghubungi temannya saja tetapi mengapa harus sampai pergi.
"Ini soalnya penting, yaudah kalo gitu aku pergi dulu" Lalu Arumi pun pergi ke toilet. Sedangkan yang lainnya melanjutkan untuk makan. Meski sebelumnya merasa sedikit bingung.
🌺🌺🌺
"Halo Assalamualaikum Tin!" Ucap Arumi setelah ia sudah berada di dalam toilet dan saat Fatin sudah menerima telfon dari Arumi.
"Iya halo, wa'alaikumsalam" Jawab Fatin.
"Ini aku Tin, Arum." Lanjut Arumi.
"Oh kamu Rum, kerain Patin teh kak Ammar. Patin udah seneng-seneng pas ngangkatnya, eh ternyata bukan" Jelas Fatin yang terdengar menyesal menerima telfon dari Arumi karena ternyata bukan Ammar yang menelfon.
"Fatin...! Kak Ammar itu udah punya istri, jadi kamu jangan terlalu berharap" Jawab Arumi yang heran dengan satu temannya itu.
"Iya Rum, kamu teh bener. Patin udah gak ada harapan" Jawab Fatin yang kini terdengar sedih.
"Ayolah sayang, ini bukan waktunya kamu untuk sedih. Oh iya, aku minta maaf ya waktu itu langsung pergi. Tapi kenapa tiba-tiba Pandu ada disana Tin?" Jelas Arumi yang langsung pada intinya.
"Iya kamu teh kenapa Rum? Kita semua teh sampe bingung pas kamu tiba-tiba aja pergi. Sebelumnya si Pajrin teh kasih tau Patin katanya si Pandu udah pulang ke Indonesia. Yaudah kebetulan waktu itu kita lagi kumpul, Patin telpon dia aja" Jelas Fatin.
"Telfon? Kenapa waktu aku telfon dia beberapa kali gak pernah satu kalipun diangkat, bahkan gak aktif. Tapi kenapa giliran waktu itu Fatin yang telfon langsung diangkat?" Gumam Arumi dalam hati. "Kalian udah ngobrol banyak selagi aku pergi ketoilet?" Tanya Arumi yang masih penasaran.
"Enggak banyak Rum, tapi kenapa kamu teh waktu itu malah pergi? Padahal Pandu teh nungguin kamu tau"
"Aku bener-bener minta maaf Tin. Tapi tolong nanti sampein langsung ke Pandu ya Tin, aku gak mau punya urusan lagi sama dia dan tolong kamu bilang ke dia aku juga udah terima perjodohan yang Ayah aku ajuin sebelumnya" Jelas Arumi meski terasa sedikit berat.
"Apa?! Kamu teh gak bercanda Rum? Bukannya kamu teh deket sama Pandu? Tapi kenapa gak mau punya urusan lagi sama si Pandu? Terus kenapa kamu teh malah terima perjodohan itu? Terus kenapa juga tiba-tiba banget Rum?" Fatin langsung mencerca Arumi dengan banyak pertanyaan karena ia sangat terkejut dengan perkataan Arumi barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Dalam Diam √
Fiksi UmumMengagumimu dalam diam adalah cara sederhanaku. Aku tidak terobsesi untuk memiliki mu dan aku juga tidak terobsesi untuk menjadi pasanganmu. Aku sudah merasa cukup dengan mengagumimu saja meski tanpa bisa memilikimu seutuhnya. Meski sebenarnya ak...