Tak terasa dua minggu sudah terlewat dan sudah banyak perubahan yang terjadi di dalam hubungan Arumi dan Rafka. Arumi dan Rafka terlihat lebih mesra dari pada sebelumnya. Namun masih ada sesuatu yang masih belum bisa Arumi lakukan pada Rafka.Malam ini Arumi sedang berada di dalam kamarnya duduk dan bersandar di tempat tidurnya sembari membaca buku novel islami. Saat itu juga Rafka masuk kedalam kamar dan langsung menghampiri Arumi.
"Masih baca buku?" Tanya Rafka saat sudah masuk ke dalam kamar, lalu Rafka berjalan menghampiri Arumi dan duduk disebelah Arumi tepatnya menghadap Arumi. Arumi pun hanya tersenyum dan langsung berhenti membaca. "Gak kerasa ya kita nikah udah ada dua minggu?" Lanjut Rafka diakhiri dengan senyuman.
"Iya, tapi masih banyak hal yang belum bisa aku lakuin untuk mas Rafka. Aku bener-bener minta maaf karna belum bisa ngelakuin apa yang harusnya di lakuin. Bahkan aku belum berani buka jilbab di depan mas Rafka" Arumi merasa bersalah karna belum sepenuhnya melakukan apa yang harusnya dilakukan oleh istri kepada suaminya. Tetapi saat ini Arumi sudah memanggil Rafka dengan sebutan mas.
"Gak masalah, kamu panggil aku mas aja, aku udah seneng banget kok" Jawab Rafka diakhiri dengan senyuman dan Arumi pun membalas dengan senyuman.
"Udah dua minggu aku disini, tapi aku belum pernah denger tentang kabar Pandu. Padahal bukannya gak lama dari aku wisuda, Pandu juga harusnya wisuda? Tapi kenapa sampe sekarang gak ada kabar dari dia? Bahkan waktu kita nikah Pandu gak dateng" Jelas Arumi yang tiba-tiba membahas soal Pandu.
"Pandu ambil gelar masternya di Jerman dan kemungkinan itu baru selesai dua tahun kemudian. Tapi kenapa tiba-tiba kamu tanya soal Pandu? Dan apa kamu mau lanjutin pernikahan kita kalau Pandu dateng ke acara pernikahan kita?" Rafka pun tiba-tiba merasa sedikit tidak suka kalau Arumi masih menanyakan Pandu dan Rafka sedikit tidak suka karena Arumi seperti masih mengharapkan Pandu.
"Bukannya gitu, mas Rafka jangan salah faham. Bagi aku komitmen adalah hal yang penting dan pantang untuk dilanggar. Aku cuma pengen tau aja, apa Pandu masih marah sama aku, sampe dia gak mau pulang ke Indonesia? Udah sekedar itu aja mas, karna bagi aku sekarang Pandu cuma temen aja gak lebih" Jelas Arumi yang merasa tidak enak hati pada Rafka karena telah menanyakan soal Pandu.
"Iya aku bisa ngerti, mungkin Pandu emang lagi sibuk aja sampe belum bisa kasih kabar. Kamu gak usah khawatir lagi ya soal itu" Ucap Rafka diakhiri dengan senyuman dan Arumi pun menganggukkan kepalanya sembari tersenyum. "Harusnya kamu nganggep Pandu bukan sebagai temen lagi Rum, tapi sebagai adik ipar" Gumam Rafka dalam hati dan dalam senyumnya.
"Makasih mas Rafka selalu bisa ngertiin aku, meski terkadang aku udah keterlaluan sama mas Rafka" Ucap Arumi yang merasa bersalah pada Rafka.
"Aku suami kamu, jadi aku harus selalu bikin kamu bahagia meski mungkin itu sangat sulit" Jawab Rafka diakhiri dengan senyuman. "Oh iya, aku punya hadiah buat kamu. Sebentar," Rafka beranjak dari duduknya lalu mengambil sesuatu di laci yang berada di sebelah tempat tidurnya. "Nih, dua tiket hanimun kita" Rafka memberikan dua tiket hanimun kepada Arumi. Lalu Rafka kembali duduk berhadapan dengan Arumi.
"Jerman?" Arumi terkejut bukan main saat ia membaca tujuan tiket hanimunnya. "Ke--Kenapa harus ke Jerman?" Tanya Arumi yang tiba-tiba kikuk karna saat melihat tujuan yang tertera di tiket hanimunnya dan Arumi terkejut karena hanimunnya seminggu lagi.
"Kenapa? Kamu gak suka? Bukannya kamu harusnya seneng karna kamu nanti bisa ketemu Pandu?" Ucap Rafka dengan raut wajah yang masih terlihat kurang nyaman.
"Mas Rafka masih marah karna tadi aku tiba-tiba aja bahas soal Pandu? Aku bener-bener minta maaf mas, aku gak bermaksud ngebahas soal masa lalu itu lagi" Kini Arumi merasa sangat bersalah, ia memohon maaf sembari menggenggam tangan Rafka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Dalam Diam √
General FictionMengagumimu dalam diam adalah cara sederhanaku. Aku tidak terobsesi untuk memiliki mu dan aku juga tidak terobsesi untuk menjadi pasanganmu. Aku sudah merasa cukup dengan mengagumimu saja meski tanpa bisa memilikimu seutuhnya. Meski sebenarnya ak...