Malam pertama yang kurang mengenakan bagi Rafka dan Arumi, terselip sedikit keromantisan di antara mereka berdua akibat kejadian saat Arumi menabrak dinding. Malam sudah terlewat, tepat jam tiga pagi dini hari Arumi bangun dari tidurnya karena seperti biasanya Arumi selalu menunaikan ibadah sholat sunah. Setelah Arumi bangun dan menyalakan lampu kamarnya, Arumi berjalan menghampiri Rafka untuk membangunkannya.
"Kak Rafka bangun, ayo kita sholat tahajud" Ucap Arumi dengan lembut sembari sedikit berbisik di telinga Rafka. Namun Rafka tidak bergeming, ia masih terlelap dalam tidurnya. "Kak Rafka... Ayo bangun..." Lanjut Arumi yang kini mencoba membangunkan Rafka dengan menggoyahkan bahu Rafka. Namun tiba-tiba saja Rafka menarik tangan Arumi sampai wajah Arumi tepat berada di atas wajah Rafka dan tiba-tiba saja Rafka memeluk Arumi dengan mata yang masih terpejam.
"Eh!" Gumam Arumi terkejut saat Rafka menariknya. "Ya ampun aku bisa ngerasain nafas kak Rafka. Kenapa aku jadi deg-degan kaya gini deket kak Rafka?" Gumam Arumi dalam hati, lalu Arumi mencoba melepaskan tangan Rafka yang memeluknya. Namun Arumi tidak bisa melepaskannya karena Rafka memeluknya terlalu erat. "Kak Rafka bangun!" Bisik Arumi di telinga Rafka yang kini dengan nada sedikit lebih keras. Lalu dengan sayup-sayup, Rafka mulai membuka matanya. Saat Rafka sudah membuka matanya, mata Arumi dan Rafka saling bertemu sehingga mereka saling bertatapan. Rafka pun tersenyum sangat manis kepada Arumi. Arumi pun jadi salah tingkah sampai pipinya kini mulai memerah. Dengan sedikit memaksa Arumi melepaskan tangan Rafka dan Rafka pun melepaskannya Arumi kembali berdiri lalu ia langsung memalingkan wajahnya dari Rafka.
"Ayo kak kita sholat berjamaah, aku ke kamar mandi duluan" Ucap Arumi tanpa menoleh kearah Rafka. Lalu Arumi hendak melangkah ke kamar mandi, tetapi tiba-tiba Rafka bangun dan duduk lalu berbicara sesuatu.
"Sayang..." Panggil Rafka pada Arumi dengan nada yang sangat lembut. Spontan Arumi pun berhenti lalu menoleh ke arah Rafka. Saat Arumi menoleh kearah Rafka, Rafka pun tersenyum dengan sangat manis. Dengan cepat Arumi pun kembali memalingkan wajahnya dari Rafka dan Arumi langsung bergegas masuk kedalam kamar mandi. Sedangkan Rafka hanya tertawa melihat istrinya yang salah tingkah itu.
Setelah Rafka dan Arumi selesai melaksanakan sholat tahajud berjama'ah. Mereka berdua langsung mengaji bersama sampai tiba saatnya sholat subuh. Setelah mereka berdua selesai melaksanakan sholat subuh berjama'ah, Arumi mencium tangan Rafka. Saat Arumi hendak berdiri untuk melepaskan mukena yang dikenakannya, Rafka menarik tangan Arumi sampai Arumi kembali duduk.
"Eh..." Arumi terkejut saat Rafka menarik tangannya.
"Tunggu sebentar" Ucap Rafka diakhiri dengan senyuman setelah Arumi duduk saling berhadapan dengan Rafka.
"Kenapa?" Tanya Arumi singkat.
"Arum sekarang kita udah jadi suami istri. Apa aku udah berhak atas kamu? Apa kamu izinin aku buat jadi suami sepenuhnya?" Tiba-tiba Rafka berubah menjadi serius.
"A--Apa maksudnya? Kak Rafka berhak ngelakuin apa aja sama aku, kecuali nyakitin aku" Jawab Arumi sedikit kikuk. Rafka yang mendengarnya tersenyum gembira.
"Makasih Rum, aku janji kalau bahagia aku adalah bahagia kamu juga" Ucap Rafka diakhiri dengan senyuman. Lalu Rafka mendekati Arumi dan kedua tangan Rafka memegang bagain belakang kepala Arumi. Wajah Rafka pun semakin dekat dengan wajah Arumi dan Arumi pun memejamkan matanya dengan kedua tangan yang saling mengepal karena jantungnya berdegup begitu kencang. Bibir Rafka mengecup kening Arumi sedikit lama, lalu turun ke bagian mata Arumi bergantian dan terakhir Rafka mengecup bibir Arumi. Saat bibir Rafka menyentuh bibir Arumi, spontan Arumi membuka matanya lebar dan langsung menjauhkan tubuh Rafka.
"Eh... Kenapa?" Ucap Rafka terkejut setelah di dorong oleh Arumi. Dengan cepat Arumi beranjak dari duduknya dan langsung memalingkan wajahnya dari Rafka. Rafka yang bingung pun ikut beranjak dari duduknya. "Kamu gak suka ya?" Tanya Rafka sembari memegang tangan Arumi yang sedang membuka mukenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Dalam Diam √
Ficción GeneralMengagumimu dalam diam adalah cara sederhanaku. Aku tidak terobsesi untuk memiliki mu dan aku juga tidak terobsesi untuk menjadi pasanganmu. Aku sudah merasa cukup dengan mengagumimu saja meski tanpa bisa memilikimu seutuhnya. Meski sebenarnya ak...