Hari demi hari sudah terlewati, Arumi pun sekarang sedang melaksanakan Ujian Nasional. Arumi menjalani ujiannya dengan semangat. Bahkan siang dan malam Arumi terus belajar. Saat Arumi sedang melaksanakan Ujian Nasional, Ayah Farhan melarang Ammar untuk menjaili Arumi dan selama ini Arumi dan Ammar tidak saling meledek. Ayah Farhan dan Bunda Naeni pun merasa tenang karena tidak ada yang membuat keributan di rumah.
Arumi mendapat sesi 3 atau sama dengan sesi terakhir dalam melaksanakan Ujian Nasional dan itu sekitar jam 13.30 siang. Karena Arumi mendapat sesi terakhir ia selalu di antar jemput Ammar pergi ke sekolahnya karena Arumi tidak mau lagi membawa motor. Sejak bertemu orang gila paruh baya waktu itu, Arumi benar-benar takut untuk pergi sendiri. Karena Ammar mendapat tugas untuk mengantar Arumi pergi kesekolah, Ammar selalu pulang jam 12.00 siang saat istirahat kerjanya lalu ia berangkat bekerja lagi setelah mengantar Arumi ke sekolah dan sebelum pulang kerja Ammar selalu datang ke sekolah Arumi lagi untuk menjemput Arumi.
"Kak nanti gue berangkat sama temen gue aja ke sekolahnya." Ucap Arumi yang sedang memakan buah pisang di pagi hari.
"Kenapa gak bareng sama gue? Nanti lo ketemu orang gila lagi baru tau rasa!" Ucap Ammar sembari mengoles selai coklat di atas roti tawar yang di pegangnya.
"Soalnya nanti gue mau belajar kelompok dulu sama temen-temen gue sebelum berangkat ke sekolah. Lagian nanti gue berangkat ke sekolahnya bareng-bareng kok, lo tenang aja" Ucap Arumi santai.
"Yaudah terserah lo aja, yang penting gue udah ngingetin. Oh iya, Nanti lo naik taksi aja kerumah temen lo, soalnya gue berangkat pagi"
"Iya nanti gue kerumah temen gue naik taksi aja" Ucap Arumi yang kembali memakan buah pisangnya.
Dreeet... Dreeet...
Ponsel Ammar yang berada di atas meja makan berdering karena ada yang menelfon dan Ammar pun langsung mengangkatnya meski sedikit bingung karena yang menelfon nomer tak dikenal.
"Siapa?" Gumam Ammar sembari mengambil ponselnya "Halo ini siapa?" Tanya Ammar setelah mengangkat telfonnya.
"Halo. Ini kak Ammar kan?" Jawab seorang perempuan.
"Iya bener, maaf ini siapa ya?" Tanya Ammar penasaran.
"Saya teh Patin temen sekelasnya Arumi kak"
"Patin?" Ucap Ammar dengan nada suara bingung dan membuat Arumi langsung menoleh pada Ammar saat Ammar menyebut nama Patin.
"Siapa yang telfon?" Tanya Arumi sembari menatap Ammar.
"Dia bilang dia Patin temen sekolah lo. Emang lo punya temen yang namanya Patin? Kaya ikan aja!" Jelas Ammar pada Arumi dengan sedikit menjauhkan telfonnya agar Fatin tidak mendengarnya.
"Oh! Iya dia temen gue, tapi sebenernya namanya Fatin. Tapi karena dia orang Sunda jadi bilangnya Patin" Jelas Arumi yang melanjutkan memakan buah pisangnya.
"Oh iya. Ada apa ya telfon saya?" Tanya Ammar yang kembali mendekatkan ponselnya di telinganya.
"Iya kak saya mau tanya, Aruminya ada? Nanti dia jadi kerja kelompok gak?" Tanya Fatin yang membuat Ammar menatap Arumi heran.
"Iya Arumi ada, katanya sih tadi bilangnya jadi" Ucap Ammar sembari menatap Arumi heran dan membuat Arumi menaikan kedua alisnya meminta penjelasan kenapa Ammar menatapnya heran.
"Oh yaudah kalo gitu, makasih kak infonya. Assalamualaikum..." Ucap Fatin, lalu setelah itu Fatin menutup telfonnya.
"Wa'alaikumsalam..." Ucap Ammar sembari menatap bingung ponselnya. Lalu setelah itu Ammar menatap Arumi dengan tatapan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Dalam Diam √
General FictionMengagumimu dalam diam adalah cara sederhanaku. Aku tidak terobsesi untuk memiliki mu dan aku juga tidak terobsesi untuk menjadi pasanganmu. Aku sudah merasa cukup dengan mengagumimu saja meski tanpa bisa memilikimu seutuhnya. Meski sebenarnya ak...