Menjawab Meski Terasa Berat

994 69 1
                                    

Satu hari sudah terlewati dan kini tiba pada hari minggu. Keadaan Arumi pun sudah berangsur membaik dan Arumi terlihat lebih ceria dati sebelumnya. Tetapi entah dengan hatinya yang sependapat dengan fisik yang berlangsung membaik atau tidak. Arumi kini hanya membawa koper kecil dan tas selempang kecil miliknya yang sering dipakai. Meski luka Arumi sudah berangsur pulih, tetapi Arumi tetap masih memakai perban di pelipisnya yang terluka.

"Arum...! Lo udah siap belum?" Panggil Ammar dari lantai bawah, sedangkan Arumi masih berada di dalam kamar.

"Iya kak" Jawab Arumi sembari keluar dari kamarnya.

"Gimana? Udah siap semua?" Tanya Ayah Farhan pada Ammar.

"Udah Yah" Jawab Ammar singkat, setelah itu Arumi, Aida dan Bunda Naeni datang menghampiri Ammar dan Ayah Farhan yang sudah berada diruang tamu.

Dreeet... Dreeet....

Ponsel Ayah Farhan yang berada didalam saku celananya berdering.

"Sebentar" Ucap Ayah Farhan sembari mengambil ponselnya lalu menerima telfonnya. "Apa? Kok bisa? Yaudah saya kesana sekarang" Ucap Ayah Farhan yang terlihat panik secara tiba-tiba setelah menerima telfon.

"Kenapa Yah?" Tanya Bunda Naeni yang ikut terlihat panik.

"Gimnastiar masuk rumah sakit, katanya kena serangan jantung. Terus sekarang kondisinya kritis" Jelas Ayah Farhan.

"Innalillahiwainailaihiraji'un..." Gumam Semua orang yang mendengarnya.

"Terus gimana?" Tanya Ayah Farhan lagi.

"Katanya Gimnastiar sempet sadar dan dia pengen ketemu sama Arum" Ucap Ayah Farhan yang membuat Arumi sangat terkejut.

"Aku?" Gumam Arumi terkejut dan bingung.

"Iya sayang, katanya om Gimnastiar pengen ngomong sesuatu sama kamu" Jawab Ayah Farhan.

"Kenapa sama aku?" Arumi pun semakin bingung.

"Ayah juga gak tau. Yaudah mending kita semua kesana dulu, baru nanti kita langsung ke bandara"

"Tapi Yah. Kayanya Arum gak bisa, Arum gak bisa ketemu sama keluarganya kak Rafka" Arumi langsung menolak dengan cara halus.

"Tapi sayang, ini om Gimnastiar nya sendiri yang pengen ngomong kamu meski disaat kondisi dia sekarang yang lagi kritis. Kamu gak perlu ngomong sama siapapun selain om Gimnastiar gak papa, tapi Ayah mohon sama kamu tolong mau temuin om Gimnastiar sekarang" Ayah Farhan sangat berharap kalau Arumi mau datang kerumah sakit untuk menemui Papah Gimnastiar.

Mendengar Ayah Farhan yang sampai memohon pada Arumi. Arumi terdiam sejenak untuk berfikir, lalu setelah itu ia menghela nafas berat dan melanjutkan bicara.

"Yaudah Yah, Arum mau" Jawab Arumi setelah menghela nafas berat.

"Yaudah, kalo gitu sekarang kita berangkat. Ammar, kamu bawa koper Arum ke mobil" Perintah Ayah Farhan.

"Iya Yah" Jawab Ammar yang langsung mengambil koper Arumi yang berada di sebelah Arumi. Lalu semua orang pun mulai berjalan keluar rumah kecuali Arumi.

"Ya Allah kuatkanlah hati hamba-Mu ini ketika sudah ada disana. Jangan biarkan hati ini lemah dihadapan orang yang sudah menyakitiku. Aku berharap kalau mereka gak ada disana" Gumam Arumi dalam hati yanga masih berdiri tepat pada posisinya sembari tertunduk.

"Arum...!" Panggil Aida dengan nada lembutnya.

"Iya mba, sebentar!" Jawab Arumi. Lalu Arumi berlari kembali ke kamarnya untuk mengambil sesuatu dan ternyata Arumi mengambil paper bag berisi music box pemberian Rafka. Karena Arumi akan pergi kerumah sakit untuk menemui om Gimnastiar, Arumi pun teringat kalau ia belum mengembalikan barang pemberian Rafka. Arumi sengaja membawa paper bag itu untuk dikembalikan pada Rafka jika memang ada di rumah sakit, kalau Rafka tidak ada ia akan menitipkannya pada Mamah Vidya.

Mengagumi Dalam Diam √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang