Hari Yang Menyebalkan

3.6K 141 0
                                    

Arumi pulang sekolah dengan sedikit kesal karena ia kurang puas menjahili Jodi karena di ganggu oleh Bu Bella dan Pandu. Karena Pandu datang, Arumi gagal menjaili Jodi dan malah sebaliknya, Arumi lah yang dikerjai oleh Pandu. Arumi pulang sekolah berjalan kaki karena Kakaknya tidak kunjung datang menjemputnya. Kekesalannya pun bertambah, ia berjalan di troroar sembari menendang-nendang batu kecil yang ada dihadapannya.

Srottt...

Tiba-tiba ada seseorang yang mengendarai mobil BMW puith melindas sebuah aqua yang masih berisi air dan parahnya air itu terkena Arumi. Jilbab, baju dan rok Arumi pun basah. Lengkap sudah kekesalan Arumi hari ini.

"Aaa... Gila tuh mobil gak liat apa?! Baju gue jadi basah semua. Heh Lo berenti!" Teriak Arumi dengan kesal sembari terus membarsihkan pakaiannya.

Mobil itu pun berhenti dan Arumi langsung menghampirinya dengan raut wajah kesal. Saat ia sudah berada di samping mobil orang itu, Arumi melampiaskan semua kekesalannya sampai ia tak berhenti bicara. Saat orang itu membuka kaca mobilnya, Arumi langsung terdiam sembari menatap orang itu.

"Eh Lo gak gimana sih bawa mobilnya? Liat nih baju gue basah semua. Kalo bawa mobil tuh liat-liat..." Ucap Arumi sembari menatap orang itu dan ia mengusap-usap bajunya yang basah.

"Maaf saya gak sengaja" Ucap pria itu, lalu ia keluar dari mobilnya.

Arumi pun terdiam seketika sembari menatap pria itu, pria itu sangat tampan, keren dan ditambah memakai baju kantoran. Kelihatannya pria itu seumuran dengan kakak Arumi Ammar.

"Mati gue, dia orang kantoran!" Fikir Arumi sembari menatap pria itu.

"Hey! Kamu gak papa?" Pria itu melambaikan tangannya di depan wajah Arumi sampai Arumi tersadar.

Arumi tersadar dan langsung berbalik badan membelakangi pria itu karena menyesali perkataannya, ia menundukkan kepalanya lalu menepuk keningnya. Setelah itu Arumi membalikan badannya lagi menghadap pria itu.

"E--Maaf kak, bukan maksud saya bicara gak sopan sama kakak. Tapi baju saya basah semua karna tadi kena air aqua yang kakak lindas" Ucap Arumi kikuk. Arumi bingung ingin memanggil pria itu apa. Karena Arumi melihat pria itu seperti kakaknya sendiri, maka dari itu ia memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

"Sekali lagi saya minta maaf, saya benar-benar tidak sengaja. Kamu murid sekolah, tapi kenapa baru pulang jam segini?" Tanya pria itu mengalihkan pembicaraan.

"E--Saya gak di jemput sama Kakak saya, jadi terpaksa jalan kaki" Ucap Arumi kikuk.

"Apa jarak rumah kamu masih jauh?" Tanya pria itu memastikan.

"Lumayan! Emang kenapa Kak?" Tanya Arumi kikuk.

"Gimana kalo saya antar kamu pulang sebagai perminta maafan saya" Ucap Pria itu memberi tawaran.

"Gak usah kak makasih! Saya udah telfon Kakak saya kok, paling sebentar lagi juga sampe. Yaudah kalo gitu saya duluan, permisi" Tolak Arumi yang langsung meninggalkan pria itu "Arumi... untung aja orang itu seumuran kak Ammar, coba kalo emak-emak apa bapak-bapak pasti abis gue diomelin balik!" Gumam Arumi sembari terus mengusap bajunya dan berjalan cepat.

"Aneh banget, tadi marah-marah sampe gak bisa di rem. Terus pergi gitu aja! Ditawarin tumpangan juga gak mau, baru kali ini ada cewek yang nolak tawaran gue" Gumam pria itu sembari melihat Arumi yang berjalan semakin menjauh.

Pria itu pun hanya menatap bingung, lalu ia pun akhirnya masuk kembali ke dalam mobilnya dan pergi. Saat melewati Arumi pria itu pun menelakson pada Arumi dan Arumi pun melirik lalu tersenyum.

"Hufft... Gue sebel banget hari ini! Mana masih jauh lagi sampe rumah. Sebenernya kak Ammar kemana sih? Katanya mau jemput gue! Awas aja kalo gue jalan sampe rumah, terus dia gak jemput gue. Gue kerjain!" Gumam Arumi kesal sembari menendang batu kecil yang ada di hadapannya dengan keras sampai melambung jauh, Arumi melampiaskan semua kekesalannya pada batu yang ditendangnya.

Mengagumi Dalam Diam √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang