Hari ini tibalah saatnya untuk Ammar mengucapkan sebuah janji suci dihadapan penghulu. Hari yang menegangkan bagi Ammar dan hari yang membahagiakan bagi keluarga Ammar. Ammar akan melangsungkan acara ijab kabul dan resepsi pernikahan di rumah Aida sampai sore hari dan akan dilanjutkan di rumah Ammar sampai malam.
Keluarga Ammar memilih dekorasi tenda bernuansa putih dan terlihat sangat indah nan anggun dan keluarga Aida pun memilih dekorasi bernuansa putih sama seperti dirumah Ammar. Begitu pun dengan keluarga Ammar yang mengenakan seragam bernuansa putih pula. Ammar terlihat sangat tampan hari ini, jas kerja yang dikenakannya biasanya dominan berwarna hitam, namun kali ini berwarna putih. Setelah semua keluarga serta kerabat Ammar sudah siap untuk pergi ke rumah Aida. Ayah Farhan, Bunda Naeni dan Ammar pergi ke kamar Arumi terlebih dahulu.
Tok! Tok! Tok!
"Assalamualaikum..." Ucap Bunda Naeni dari balik pintu kamar Arumi.
"Wa'alaikumsalam..." Jawab Arumi yang sedang duduk bersandar di tempat tidurnya sembari melamun. Namun saat ada suara ketukan pintu Arumi langsung tersadar dari lamunanya dan menatap kearah pintu kamarnya.
"Pagi sayang..." Sapa Bunda Naeni setelah masuk kedalam kamar Arumi diikuti Ayah Farhan dan Ammar.
"Pagi Bun..." Jawab Arumi diakhiri dengan senyuman.
Bunda Naeni pun menghampiri Arumi dan duduk disebelah Arumi, sedangkan Ayah Farhan dan Ammar tetap berdiri mengadap Arumi.
"Gimana? Udah baikan?" Tanya Bunda Naeni sembari mengenggam tangan Arumi.
"Alhamdulilah Bun Arum udah lebih baik. Kalian udah mau berangkat ya? Aku ikut ya Bun..." Rajuk Arumi memohon agar ia bisa ikut pergi ke rumah Aida.
"Sayang kamu itu belum sehat banget, kamu aja masih pake selang oksigen sama selang infus. Kamu istirahat aja, Bunda gak mau kamu nanti malah kenapa-napa" Bunda Naeni mencoba memberikan pengertian pada Arumi.
"Tapi Bun, ini kan acara yang penting. Masa Arum gak hadir nyaaksiin kak Ammar ijab kabul?"
"Bunda bener Rum! Mending lo sekarang istirahat aja, lagian kalo lo sekarang ikut kesana masih dalam kondisi belum sehat banget. Bisa-bisa kondisi lo malah makin drop" Ucap Ammar yang mencoba juga memberi pengertian pada Arumi.
"Iya sayang, Ayah juga gak akan izinin kamu ikut kesana. Ayah gak mau sampe kamu kenapa-napa" Lanjut Ayah Farhan yang memberi pengertiannya juga pada Arumi.
"Yaudah deh kalo Arum emang gak diizin Arum tetep disini" Ucap Arumi yang akhirnya mengalah untuk tetap berada dirumah. "Semangat ya kak! Semoga acaranya lancar" Lanjut Arumi yang menyemangati Ammar diakhiri dengan senyuman.
"Ia semoga aja acaranya lancar, lo baik-baik ya disini!" Jawab Ammar diakhiri dengan senyuman dan Arumi hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.
"Yaudah kalo gitu nanti Bunda panggilin suster untuk temenin kamu disini. Kalo kamu butuh apa-apa minta tolong aja sama suster" Ucap Bunda Naeni.
Karena dirumah Arumi tidak ada pembantu rumah tangga, Bunda Naeni akhirnya memanggil suster untuk menemani Arumi.
"Iya Bun, Bunda gak usah khawatir" Jawab Arumi diakhiri dengan senyuman.
"Yaudah kalo gitu kita pergi dulu, muach!" Bunda Naeni mengecup kening Arumi. Diikuti Ayah Farhan juga yang ikut mengecup puncak kepala Arumi diakhiri dengan senyuman. Namu berbeda dengan Ammar, Ammar malah mengusap-usap puncak kepala Arumi sembari tersenyum.
"Kak Ammar apaan sih?" Ucap Arumi sedikit kesal sembari memegang tangan Ammar yang mengusap-usap kepalanya.
"Lo do'ain gue ya? Semoga acaranya berjalan dengan lancar" Ucap Ammar saat sudah berhenti mengusap-usap kepala Arumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Dalam Diam √
General FictionMengagumimu dalam diam adalah cara sederhanaku. Aku tidak terobsesi untuk memiliki mu dan aku juga tidak terobsesi untuk menjadi pasanganmu. Aku sudah merasa cukup dengan mengagumimu saja meski tanpa bisa memilikimu seutuhnya. Meski sebenarnya ak...