part 2

17.2K 1.1K 13
                                    

Jika kita mencintai seseorang dengan tulus, suatu saat nanti, kita akan dicintai dengan jauh lebih tulus

***

¤Abimana Ranu Narendra, cowok terkeren sejagat raya, cowok famous yang otaknya encer banget, dan cowok yang selalu buat aku meleleh, haduu idaman kuu¤

Aulia tersenyum melihat tulisannya sendiri, Ranu kan memang begitu, dia adalah satu-satunya cowok terkeren sejagat raya buat Aulia, dia juga selalu dapat ranking satu di satu angkatan, keren, kan? Iya lah, Ranu gitu loh.

Pantas dan wajar kalau Ranu punya banyak penggemar yang tersebar di seluruh penjuru sekolah. Bahkan di Instagram-nya pun, banyak yang berkomentar "uhh ranu ganteng banget sih."

Dan dari sekian banyak penggemar Ranu, terselip satu penggemar yang paling tak diinginkan kehadirannya, yakni, Aulia.

Bukan tanpa alasan Aulia beranggapan bahwa dirinya sangat tak diinginkan kehadirannya oleh Ranu.

Saat itu pelajaran Bu Silva, dan ada tugas mengerjakan soal dengan kelompok, ya cuma dua orang sih anggotanya, tetapi, mungkin Bu Silva tau bahwa Aulia tak bisa mengerjakan, makanya dia memasangkan Aulia dengan Ranu, sosok yang paling cerdas saat itu.

"Nu, kok kamu ganteng, sih?" ucap Aulia membuka topik saat Ranu sedang serius menulis, dan yang Ranu lakukan hanya melirik Aulia sekilas lalu kembali mengerjakan pekerjaannya.

"Kalo aku bilang aku suka kamu gimana, Nu?" terlihat senyum kecut terlukis di tengah kesibukan Ranu.

"Aku serius, Nu, aku sayang sama kamu." kali ini Ranu benar-benar menghentikan kegiatan menulisnya, menatap Aulia dengan tatapan aneh.

"Heh! Lo punya kaca kan? Ngaca!" ujar Ranu menyakiti hati Aulia, tapi saat itu yang Aulia pikirkan adalah ya sudah tidak masalah, Ranu cuma ngungkapin isi hatinya, sama sepertiAulia.

Itulah kali pertamanya Aulia berani mengungkapkan isi hatinya, saat itu mereka menduduki bangku kelas sepuluh semester dua, berharap Ranu memiliki rasa yang sama tapi realitas memang tak seindah ekspektasi, faktanya, Ranu tak menyukainya.

Tapi harapan Aulia saat itu adalah jika Ranu tak menyukainya, setidaknya dia akan menolak Aulia dengan halus, bukan dengan mengatakan Aulia harus 'Ngaca' seolah berkata bahwa Aulia tak pantas bersanding dengannya.

Aulia tersenyum miris menutup bukunya, sampai saat ini yang ia tekankan pada dirinya adalah jika kita mencintai seseorang dengan tulus, suatu saat nanti, kita juga akan dicintai dengan jauh lebih tulus.

• •

Saat ini tepukan tangan menginterupsi seluruh penjuru kafe akibat usainya nyanyian dari seorang gadis cantik yang memiliki suara emas dan petikan gitar yang mampu menarik perhatian pengunjung untuk menghentikan aktivitasnya, hanya demi mendengarkan gadis itu, dan orang-orang biasa memanggilnya dengan.

"Nada." gadis bernama Nada itu menoleh saat seseorang memanggilnya, lalu ia tersenyum dan berjalan menghampiri orang yang memanggilnya tadi.

"Bunda bangga sama kamu, Nak." Iya perempuan paruh baya itu adalah Rahayu, Bunda Nada,

Rahayu adalah pemilik kafe yang lumayan besar dan telah memiliki banyak cabang di beberapa kota besar di Indonesia, maka dari itu Nada menyalurkan hobi bermusiknya di kafe sang bunda.

"Seharusnya begini, Nak." ucap bunda Nada lagi dengan mengusap rambut hitam milik Nada.

"Hilangkan Aulia dan kamu tunjukan Nada di hadapan mereka." dan ya, Nada adalah Aulia dan Aulia adalah Nada, Sherina Nada Aulia,  iya, mereka adalah satu orang yang berperan sebagai dua pribadi yang sangat berbeda.

Sejujurnya Aulia ataupun Nada itu sama saja, memang apa bedanya? Hanya skill kan?

Jika mereka adalah teman yang baik, maka, mereka tak akan memuji Nada lalu menghujat Aulia, mereka akan menerima entah itu Nada ataupun Aulia, tapi faktanya, mereka sangat jauh dari kata baik untuk Aulia, bahkan seseorang yang Aulia cinta pun begitu, kan? Iya, Ranu.

Satu di samping itu semua, mengapa Nada memilih menyembunyikan identitas aslinya di balik kacamata dan kuncir duanya?

Nada hanya ingin mendapatkan sesuatu tanpa semua orang memandang sebelah mata.

Maksudnya, Nada tak ingin dia dipuji hanya karena kecantikan parasnya, karena itu akan membuat Nada begitu tersinggung, bahkan itu akan menyakiti hati Nada jauh lebih sakit daripada ditolak Ranu, serius deh, karena Nada beranggapan bahwa mereka akan berkata

Lah, siapa sih yang gak mau sama Nada? Kan dia cantik.

Demi apapun Nada benci kata-kata itu, Nada bukan perempuan murahan, woy! Jadi, lebih baik dia dibenci dan mendengar kata siapa "juga yang mau sama Nerd macam Aulia gitu" iya, itu jauh kebih terhormat, yakin.

Dua Satu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang