part 16

8.4K 518 0
                                    

"Nad, Nad please." Ranu menggenggam pergelangan tangan Nada untuk menghentikan langkah Nada.

Iya jam sudah menunjukan pukul 21:45 dan mereka berada di depan Nad's cafe berdua, hanya berdua, saat Nad's cafe baru saja tutup dan Ranu malah datang, beruntung bunda sudah pulang sebelum Ranu datang, jadi Ranu tak harus tau tentang Rahayu adalah bunda Nada juga Aulia.

"Apalagi sih, Nu?"

"Jangan giniin gue dong, Nad."

"Giniin gimana maksud lo?" iya, Nada tak habis pikir dengan Ranu, dia berkata seolah-olah dia dipermainkan, dan pada nyatanya Ranu lah yang selalu 'giniin' Aulia, pada dasarnya 'giniin' dalam artian semena mena.

"Iya gue tau gue salah, gue minta maaf." lihat bagaimana Ranu meminta maaf pada Nada meski tanpa salah, iya Ranu tak memiliki salah apapun pada Nada, tapi Ranu sudah terlalu banyak salah pada Aulia,

Aulia, juga perempuan itu, perempuan yang pernah Ranu akui sebagai pacarnya, tentu dia akan sakit hati jika tau bahwa kekasih tersayangnya ini sedang mendekati wanita lain, ternyata tampang tak selalu mencerminkan kelakuan ya.

"Lepas Nu sakit!" Ranu melepas genggaman tangannya, sepertinya dia merasa bersalah karena telah membuat Nada mengucap kata sakit, padahal sih enggak, tapi kalo gak gitu kan gak dilepas tangannya.

Nada menatap Ranu sebentar lalu pergi memasuki mobilnya dan menancap gas meninggalkan Ranu.

"Nada." Nada menoleh dan terkejut kala melihat Ranu sudah berada di hadapannya, bazar baju? Ranu? Kok?

"Lo ngapain disini?" tanya Nada.

"Gue mau ngomong sama lo, penting." Nada jelas melirik kearah bundanya yang sedang memilah milah baju lalu menarik tangan Ranu menjauh, Nada hanya takut Ranu mengenali bunda Nada sebagai bunda Aulia, itu gawat gaes.

"Itu nyokap lo?" tanya Ranu menolehkan kepalanya kearah dalam lagi, jelas Nada menarik pandangan Ranu agar tak melihat bundanya lagi.

"Lo mau ngomong apa?" sebenarnya Nada sangat penasaran dengan apa yang akan Ranu ucapkan, saat ini ekspresi Ranu sangat serius, sebenarnya dia mau ngomong apa? Jangan jangan dia mau ngaku kalau dia udah punya pacar, atau apa? Kenapa Nada jadi penasaran banget gini sih,

"Jadi gini, gue mau minta tolong sama lo boleh?"

"Tolong? Apa?"

Ranu terlihat menarik napas panjang sebelum menjelaskan apa tujuannya menemui Nada hari itu.

"Jadi, ada orang, cewek, dia suka sama gue, tapi gue gak suka sama dia, gue mau dia pergi dari hidup gue." satu nama yang barada di otak Nada saat ini, Aulia.

"Gue mau, lo pura pura jadi pacar gue buat bikin dia pergi dari hidup gue, lo mau?" apa ini?

Segitunya Ranu gak suka Aulia, sampai dia meminta Nada untuk menjadi pacar pura-puranya untuk mengusir Aulia? Tapi kenapa? Bukankah Ranu sudah memiliki pacar, kenapa dia minta Nada? kenapa bukan pacarnya saja.

Lagian jika benar itu Aulia, bagaimana Nada akan menemui dirinya sendiri, mengobrol dan mengusir Aulia? Bagaimana bisa,

"Sorry, kalo tujuan lo itu, gue ga bisa."

"Kenapa?"

"Lo gila ya! Gue bukan orang jahat kayak lo! Lo pikir apa? Gue bakal bilang iya dan buat sesama kaum hawa sakit hati? Hah?! Lo mikir dong! Lagian asal lo tau ya! Gue bukan perempuan murahan yang mau diperkenalkan kesemua orang dengan alasan kebohongan, sorry."

Nada berdiri dan berniat pergi tapi tangan kanan Ranu itu selalu saja menghalangi, genggaman tangan Ranu tuh ngefek lohhh, ngapain pake genggam genggam segala sih.

"Tapi, Nad.."

"Apa?! Apalagi?! Bodo amat ya, Nu! Lo mau ngaku punya pacar atau enggak sama dia! Gue gak peduli tapi gue gak sudi jadi pacar pura-pura lo! Paham!?" Aulia melepas genggaman tangan Ranu dan berlalu menuju parkiran, bagaimana Nada akan menyakiti hati Aulia jika dia menerima tawaran itu, solusi juga simpel sebenarnya , Ranu punya pacar, ngapain dia gak minta pacarnya aja, kenapa harus pura-pura sama Nada, aneh.

Nada melirik lewat spion, Ranu masih berdiri menatap mobil Nada di sebelah motornya,

Tunggu, Ranu bawa motor? Setau Aulia, Ranu tak diperbolehkan mengendarai motor deh, berangkat sekolah aja sama Rafki,

Aish bodo amat juga, lagian Ranu kan cowok, segala hal yang dia ambil pasti punya resiko, tapi siapa tau juga Ranu udah dibolehin sama mamanya, eh bodo amat Nada ayolah~~ ucap Nada dalam hati, iya benar, Ranu kan cowok, ya dia juga pinter, gak mungkin ngambil keputusan tanpa pikir panjang iya kan? Iyalah.

Dua Satu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang