part 21

8.3K 494 1
                                    

"Nad, bisa gak sih lo gak usah diemin gue gini, gue salah apa sama lo?" Nada jelas tertawa mendengar penuturan Ranu itu, bagaimana dia masih mempertanyakan tentang apa salah nya? Wow.

"Oke oke, kalo gue salah gue minta maaf, oke masalah cewek itu, masalah pacar pura-pura gue minta maaf, tapi gue cuma mau tau, kenapa lu segitu marahnya sama gue, Nad?" lanjut Ranu menatap Nada lekat, betapa jantung Nada bedegup sangat cepat, itu adalah impiannya menatap Ranu jelas di hadapannya seperti ini, tapi lagi-lagi Nada, bukan Aulia.

"Nad, ngomong dong jangan diem gini, apa? Apa yang harus gue lakuin? Apa?"

"Diem" ucap Nada sembari membalikkan badan berniat meninggalkan Ranu, tapi belum sempat Nada melangkah, tangannya sudah lebih dulu ditarik Ranu, satu detik setelahnya, Nada merasa dia menabrak sesuatu, dan jantungnya? Kenapa jadi lari lari gini?

"Gue sayang sama lo, Nad." Nada melepas pelukan Ranu,

Dia baru sadar, jantungnya benar-benar berkejaran karena wangi tubuh Ranu benar-benar terasa, karena tangan Ranu benar-benar menyentuh Nada, karena karena karena karena semuanya,

Semua tentang Ranu detik itu membuat otak Nada berhenti bekerja dan rasa ingin tenggelam dalam pelukan Ranu, tapi ingat, bukan itu tujuan Nada ada, Ranu milik Aulia.

"Lo gila."

"Gila lo bilang? Gue cuma ngungkapin apa yang gue rasain, dan lo bilang gue gila?"

"Iya lo gila lo tau, hah?! Kita kenal baru kemarin dan lo udah bilang sayang sama gue? Semurah itukah rasa sayang?"

"Cinta itu gak mandang waktu dan gak tau waktu." Nada tersenyum miring, begitu opini Ranu tentang cinta.

"Jadi kalo lo masih mikir gue cuma mainan gue gak serius, lo salah, gue lebih dari serius." lanjutnya, menatap mata Nada,

Bisakah Ranu menarasakan apa yang Aulia rasakan? Tatapan itu hanya milik Aulia, bukan Nada, bukan gadis itu bukan semua orang, hanya Aulia.

"Bukan cuma itu, bahkan lo gak seharusnya ada disini, Nu. Ada hati yang harus lo hargain di sana, jauhi gue."

Nada melangkahkan kakinya mundur lalu pergi meninggalkan Ranu, benarkan? Dia hanya diam, itu artinya gadis itu memang kekasih ranu, lalu untuk apa dia ngomong sayang tadi, gak jelas banget sih Ranu itu, dasar.

• •

Sepanjang jalan Aulia hanya diam, bersama bundanya, dari bazar kini mereka menuju rumah, masih terngiang tatapan Ranu, wangi parfum Ranu, pelukan Ranu juga ucapan Ranu, mengapa Nada? Semua orang sayang Nada, kenapa bukan Aulia?

"Sayang, jangan bengong." Aulia tertawa kecil, tak ada yang lucu hanya saja Aulia aneh, memikirkan orang yang tak pernah berniat memikirkannya, haha lucu aja sih.

Ranu, Ranu, dan Ranu terus, entah mengapa nama itu jelas terputar diotak Aulia,

Tingkahnya yang sama sekali tak menghargai Aulia, ucapannya yang sama sekali tak pernah memikirkan bagaimana perasaan Aulia, terus saja terputar, bukan benci tapi Aulia bahkan semakin menyukai Ranu, Aulia bukan murahan, Tapi Aulia sayang, sayang banget,

Seperti apapun Ranu dia tetap laki-laki pertama yang membuat Aulia kenal dunia rasa, kenal apa itu patah hati sepatah-patahnya, dan juga laki-laki pertama yang mengajarkan Aulia tentang bagaimana mencintai tanpa pernah dicintai, dia Ranu.

Betapa aku adalah duri mawar yang sebenarnya melindungi, namun aku adalah yang dibenci oleh semuanya, kumbang pun lebih mencintai wangi mawar daripada menyapa kabar duri.

Aulia tersenyum lagi, menatap dirinya di layar ponselnya sebagai Nada, betapa sangat cantik Nada, pantas kumbang begitu menyukai mawar, dia cantik, sedangkan duri? Hanya sebatas parasit yang menganggu, hanya parasit, ya.

Dan Ketika aku merasa iri pada diriku sendiri :'(

Dua Satu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang