Saat orang yang terlihat rendah direndahkan oleh orang tinggi
Disitu lah titik di mana orang rendah ternyata jauh lebih tinggi dari orang yang terlihat tinggi***
Semenjak kejadian di kelas bersama Ranu itu seluruh isi sekolah tau bahwa Nada adalah Aulia dan sejak saat itu cafe tak seramai biasanya,
Entah siapa yang membocorkan rahasia Aulia, yang Aulia tau di sana hanya ada Ranu dan Aulia, tapi faktanya ada satu siswa yang berhasil mengambil gambar Aulia yang melepas kuncir rambut dan kaca matanya,
Lalu disebar keseluruh grup sekolah, entah kenapa orang itu begitu jahat, sampai semua itu berefek kepada cafe bunda Aulia, jahat.
"Masalah Ayah belum selesai ini ditambah lagi Nada kebongkar, cafe jadi sepi, ya Allah kenapa harus bertubi-tubi begini?"
Aulia masih duduk di bangkunya sendirian, hari itu entah teman-teman satu kelas Aulia ke mana, tak ada yang berada di dalam kelas satupun.
"Aulia bantuin gue." Aulia cepat menoleh,
Terlihat Kevin yang terjatuh, Aulia cepat-cepat membantunya, memapah Kevin untuk duduk di bangkunya,
Langkah Kevin sangat berat wajahnya babak belur seperti habis bertengkar dengan seseorang, Kevin kenapa?
"Muka kamu kenapa, Vin? Kamu berantem sama siapa?"
"Sama Ranu." Aulia sedikit terkejut, Ranu? Bukannya Kevin sekarang sudah berteman baik dengan Ranu?
"Kenapa sama Ranu?"
"Iya gue belain lo waktu dia sama Rafki jelek-jelekin lo sama bokap lo, tentang lo sama Nada yang satu raga, masalah bokap lo utamanya, tentang perasaan lo ke Ranu, semuanya," ternyata Ranu sebegitu teganya, bahkan sama temannya sendiri dia berani berbuat begitu.
"Emm makasih ya, Vin. Kamu temen terbaik aku, makasih udah belain aku dan maaf buat luka ini gara-gara aku." Kevin tersenyum menatap Aulia, kevin memang teman yang baik, dan Ranu? Entah kenapa sekarang dia benar-benar berubah menjadi monster, jahat.
"Permisi," Aulia dan Kevin pun menoleh kearah sumber suara.
Seorang siswi ada di depan pintu saat ini, sepertinya adik kelas.
"Maaf kak, disuruh manggil kak Kevin, disuruh ke ruang BK." Kevin tampak mengangguk dan tersenyum tipis,
Setelah itu dia menatap Aulia,
"Gue ke BK dulu ya,"
"Aku ikut ya, Vin." iya, Aulia hanya ingin memastikan bahwa Kevin akan baik-baik saja, disana pasti akan ada Ranu.
"Enggak usah, lo di sini aja, gue cuma sebentar, ntar gue balik lagi kok."
Kevin pun pergi dengan langkah sempoyongan, entah kenapa Aulia menjadi sedikit benci dengan Ranu, dia kasar sekarang.
Selama hampir 3 tahun Aulia mengenal Ranu, ini kali pertamanya Ranu berbuat kasar pada seseorang. Biasanya Ranu sangat sayang jika mengotori tangannya serta namanya di hadapan guru BK, Ranu benar-benar berubah,
• •
Hampir setengah jam Aulia duduk dengan cemas di bangkunya, teman teman satu kelas Aulia sudah kembali ke kelas sejak Kevin diminta ke ruang BK,
Tatapan mata mereka juga aneh sewaktu memasuki kelas, tatapannya terasa begitu menusuk,
Aulia tau kenapa, karena mereka berpikir, kenapa Kevin mau segitunya membela Aulia? Pasti.
Beberapa saat setelahnya Kevin datang dengan di belakangnya adalah Ranu yang berjalan bersama Rafki,
Terlihat Ranu tak ada luka sedikit pun, sedangkan Kevin? Ranu benar-benar keterlaluan.
"Kamu gila, Nu!!" ucap Aulia saat Ranu melintasinya, Kevin sudah duduk di bangku miliknya,
Aulia sadar, seluruh isi kelas saat ini tengah menonton drama yang sebentar lagi akan segera dimulai, ya.
"Kamu gila tau enggak! Kamu boleh maki-maki aku, Nu! Silakan! Tapi stop gangguin temen aku! Kenapa sih? Kamu gak rela aku punya temen? Hah?!"
Rafki membuka mulutnya untuk berniat membela Ranu Aulia tau itu, tapi Ranu menghalanginya dengan menarik tangan Rafki sebagai kode tak usah berbicara.
"Kenapa? Kenapa kamu segininya sama aku? Kevin itu temen kamu!! Kamu gak pernah mikir ya!"
Ranu hanya diam menatap Aulia tajam, tatapan itu sudah berubah tidak seperti biasanya, tatapan itu lebih tajam menusuk sampai hati.
Aulia sebenarnya tidak sampai hati berbicara begitu pada Ranu tapi dia sudah keterlaluan,
"Aku tau Ayahku penipu, tapi emang kenapa, Nu? Itu masa lalunya, semua orang punya masa lalu dan semua orang pernah salah, jangan selalu ngerasa kamu paling suci, Nu. aku tau kok keluarga kamu emang bahagia, keluarga kamu idaman semua orang, tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya ngerendahin keluarga lain!!"
Sekali lagi Ranu menahan emosinya, setiap dia berbicara dengan Aulia dia akan menahan emosi seperti itu, Ranu tak pernah santai jika berbicara dengan Aulia.
"Kamu boleh kasar sama aku, Nu. kamu boleh ngerendahin aku, tapi gak sama orang-orang yang deket sama aku, Bukan hak kamu maki-maki Ayah aku! Kamu juga gak pantes ngehajar orang yang ngebelain kebenaran, Papa kamu orang hebat berpendidikan, Mama kamu juga, keluarga kamu disegani semua orang, tapi aku bingung, KENAPA ANAKNYA GAK PUNYA MORAL KAYAK KAMU?!!"
Ranu jelas melotot, bagaimana bisa Aulia berkata begitu, seluruh isi kelas juga sudah pasti tidak terima dengan ucapan Aulia, mereka pasti berbisik bisik tak jelas setelah ini.
"Maaf kalau aku harus kasar gini ke kamu, ini buat tonjokan yang kamu kasih ke Kevin dan buat makian yang kamu tuju ke ayah aku, buat semua perlakuan buruk kamu ke orang-orang yang aku sayang,"
Ranu tak membalas satupun ucapan Aulia, dia hanya menunjukkan tatapan tajamnya lalu setelah itu duduk di bangkunya dengan diikuti oleh Rafki.
Ranu tak seperti itu, dia tak pernah sekasar itu pada orang lain, Ranu juga tak pernah memaki orang tua, bahkan Ranu pernah menjaga nama Aulia di hadapan Bunda Aulia, dengan tak memakinya dan berbicara dengan nada rendah,
Tapi sekarang kenapa Ranu berubah begitu drastis, tak seperti Ranu yang biasanya, Aulia tak kenal dengan Ranu yang sekarang.
Kenapa kamu berubah jadi monster kayak gini sih, Nu. Aku sayang sama kamu, kamu yang dulu bukan yang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...