Hari hari berjalan dengan semestinya, sampai hari yang ditunggu-tunggu tiba, Aulia harus berpisah dengan semua teman-temannya, meskipun hanya Aulia yang menggap dan mereka tidak, tapi setidaknya mereka semua pernah ada di kehidupan Aulia,
Aulia sedih, waktu begitu cepat, dia sudah tumbuh besar, bukan lagi gadis kecil, perasaan Aulia baru kemarin masuk SD ini udah perpisahan SMA saja, haha.
Hari itu Aulia berdandan secantik mungkin, Aulia tak lagi mengenakan kacamata ataupun rambutnya dikuncir dua, tidak.
Jelas, itu adalah hari terakhir Aulia menjabat sebagai siswi SMA, dan bahkan saat itu Aulia sudah bisa disebut dengan alumni, karena surat pernyataan sudah menjelaskan bahwa Aulia LULUS, meskipun nilainya tak sesuai seperti yang ia harapkan,
Setidaknya Aulia ada peningkatan, Aulia peringkat nomer 2 dari bawah di satu angkatan, ada peningkatan dari paling nomor 1 dari bawah sekarang naik ke nomor 2, lumayan meningkat kan?
Aulia berangkat tidak bersama Ranu, pada dasarnya, Aulia ingin memberi kejutan pada Ranu tentang penampilannya, Aulia yakin hari itu kesan baik akan Aulia dapat,
Tiga tahun sekolah setidaknya Aulia juga ingin mendapatkan kesan baik, tidak buruk terus.
Benar saja, begitu Aulia memasuki area tempat duduk yang sengaja disiapkan untuk angkatan Aulia, seluruh mata memandang Aulia, Aulia sedikit tersanjung disana,
Aulia melihat Ranu juga menatapnya dengan senyum dan mata berbinar, Ranu juga tampak tampan dengan balutan jas hitamnya, jika dibayangkan Aulia dengan Ranu sangat cocok hari itu, Aulia mengenakan gaun dan Ranu mengenakam jas, tinggal ke pelaminan, terus sah deh, huuuuu.
"Aulia," awalnya niat Aulia adalah duduk di sebelah Ranu, tapi saat seseorang memanggilnya, dan melihat siapa orang itu, Aulia lebih memilih duduk bersama dia, dia sempat menghilang dari kehidupan Aulia, berusaha menjauhi Aulia, dan saat ini dia memanggil Aulia, mana mungkin Aulia menolaknya.
"Bintang," iya, dia Bintang, orang yang dengan baik hati membuat Aulia memiliki Ranu, orang yang juga Bintang sayang,
Aulia berpikir, mungkin dengan duduk di sebalah Bintang dia bisa tau lebih banyak tentang perasaan Bintang juga Adiknya, mungkin.
"Lo cantik banget, gue gak nyangka lo secantik ini, Ranu beruntung dapetin lo," Aulia tersipu malu, pujian itu ditujukan untuk Aulia setelah sekian banyak hujatan, akhirnya ada juga pujian yang datang, Aulia cantik?
"Makasih, kamu juga cantik banget, Kevin beruntung punya gebetan kayak lo,"
"Apaan sih, gue bukan gebetan Kevin," iya, jawaban Bintang masih sama seperti yang lalu,
Karena kamu sayang Ranu? --tukas Aulia dalam hatinya, ingin sekali Aulia bertanya kenapa Bintang berjuang dengan sebegitunya dan malah menukar perjodohannya dengan Azha,
"Padahal Kevin itu ganteng lo Tang, kamu gak akan nyesel deh pacaran sama dia,"
"Gue gak suka sama Kevin,"
"Karena lo suka sama cowok lain?"
Bintang mengalihkan pandangannya ke segala arah, makin terlihat bahwa Bintang memang masih mencintai Ranu, kenapa Bintang rela Ranu bersama Aulia?
"Kenapa kamu bantuin aku deket sama Ranu?"
"Karena gua tau lo terbaik buat Ranu," Aulia menatap Bintang,
Itu jujur, tapi Aulia melihat sesuatu yang juga ditutupi oleh Bintang, tapi apa?
"Gak ada yang lain? Aku tau kamu gak ngomong sepenuhnya,"
"Apaan sih sok tau lo,"
Aulia menarik tangan Bintang agar dia mau menatap mata Aulia, Aulia masih penasaran akan perasaan Bintang yang sebenarnya,
"Aku tau Tang, semuanya, kamu gak usah nutupin apa-apa lagi dari aku,"
Bintang melepas genggaman tangan Aulia, matanya menatap lurus ke arah depan lagi,
"Jadi? Kenapa kamu ngorbanin perasaan kamu buat semua orang?"
Bintang menghela napas sebentar, lalu menghadap Aulia dan bersiap mengatakan sesuatu, Aulia siap mendengarkan nya.
"Karena gue mau yang terbaik untuk Ranu, gue tau perasaannya sama lo,"
"Kamu tau perasaan dia buat aku? Kenapa kamu bertukar posisi sama Azha, Adik kamu, padahal menurut aku kamu lebih cocok sama Ranu,"
Bintang tersenyum kecut mendengar penuturan Aulia, dimata Bintang ada sesuatu yang aneh, sepertinya dia memang sedang menyembunyikan sesuatu, perasaannya penderitaan dan cintannya, kasihan Bintang.
"Kamu udah tau tentang itu? Ranu udah cerita? Yang pasti saat itu, gue mau Adik gue bahagia meskipun harus gue yang mundur, tapi sekarang gue tau Azha gak benar-benar sayang sama Ranu, maka dari itu, gue bantuin lo, gue mau lo yang sama Ranu,"
Aulia tersentuh dengan ucapan Bintang, betapa dibalik sikap dingin Bintang ternyata hatinya sangat lembut, Bintang baik banget,
Dia tak mempedulikan perasaannya sendiri demi orang-orang yang ada di sekelilingnya, terutama Ranu, dia mematahkan hatinya sendiri untuk itu,
Selama ini, Aulia pikir Aulia adalah satu-satunya orang yang paling sakit hati, patah, dan bodoh dengan berkorban untuk orang yang tak pernah memandangnya sekalipun.
Tapi, ternyata Bintang jauh lebih berkorban, jauh lebih patah dan jauh lebih sakit hati dibandingkan Aulia, Bintang berani melakukan hal yang tak akan pernah Aulia lakukan,
"Tapi, dengan begini aku bingung, harus terus maju atau--"
"Gak usah pikirin gue, kalo lo sampe mundur, sia-sia perjuangan gue, please..."
Melihat binar mata Bintang, Aulia menjadi sangat yakin atas cinta Ranu, Aulia harus mempertahankan Ranu, Aulia tak akan kalah dengan gadis bernama Azha itu, ya, Azha bahkan tak jauh lebih baik daripada Aulia, jelas lah.
* * *
Siapa yang mau ada diposisinya Bintang? Atau siapa yang pernah ada diposisinya Bintang?
Aduh kalo aku gak mau sih, jangan deh 😁
Happy Reading 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...