Pujangga tampan (3)
MuhammadRafki added KevinSyahreza
KevinSyahreza grup apaan ini?MuhammadRafki khusus pujangga tampan macam gue ini
MuhammadRafki and! Karena lo udah menyelinap ke kelompok gue itu artinya lo gak akan pernah bisa pergi, kecuali gue yang depak! Paham!Read(2)
MuhammadRafki kalian terbaik q
Read(2)
MuhammadRafki i love you babe :*
RanuNarendra bahasa gimana?
KevinSyahreza kerjain sekarang aja nu
RanuNarendra otw!
MuhammadRafki otw kemana beb?
RanuNarendra kuburan lo!
KevinSyahreza kerjain di rumah lo aja nu, shareloc tapi
RanuNarendra okey, pungut Rafki sekalian
MuhammadRafki sampah kali ah
KevinSyahreza haha siap nu! Rafki siap diantar
MuhammadRafki berasa jadi barang bawaan gue
Read(2)
MuhammadRafki read aja gapapa Rafki mah apa atuh
Ranu membalikkan ponselnya, sebenarnya Ranu bahagia Kevin menyelinap kepertemanan Ranu dengan Rafki, itu artinya akan ada orang yang menghendle Rafki dan membantu Ranu, lumayan.
"Dapatkah selamanya kita bersama, menyatukan perasaan..kau dan aku.. Semoga cinta kita kekal abadi sesampainya akhir nanti.. Selamanya.." terdengar Dhifa yang baru saja melewati kamar Ranu dengan bernyanyi lagu itu, lagu yang dinyanyikan oleh.. Siapa?
Gue udah kenalan belum sih?
Ranu mrngumpati dirinya sendiri akibat ingatan nya akan nama perempuan yang pernah ia mintai nomor teleponnya itu,
"Belum gue namain? Kok gue aneh sih." ucap Ranu saat melihat kontak tanpa nama di HP nya
08870703....
P
HayHadir
Sorry lupa, nama lo siapa?
Gue Nada
Ah iya, gue Ranu
Lo gak ke cafe?
Enggak, cafe tutup
Tutup?
Iya, nyokap gue lagi diluar kota, jadi cafe tutup 2 harian
Nyokap lo?
Iya, nyokap gue yang punya cafe itu, nad's cafe
"Ranu" belum sempat Ranu membalas chat Nada, mamanya keburu memasuki kamar Ranu membawa lemabaran kertas, Ranu tau itu apa.
"Kamu lagi ngapain? Jangan HPan terus"
"Enggak ma, ini Rafki." elak Ranu bagaiaman mamanya pasti marah jika Ranu berkata sedang berhubungan dengan seorang wanita.
"Ini, latihan dari guru les kamu, dia sakit jadi kamu dikasih tugas aja." benar kan? Itu yang selalu Ranu hadapai, gak di rumah gak di sekolah, buku, dan rumus hanya itu.
"Oh iya ma, nanti temen Ranu mau kesini, mau ngerjain tugas sekolah."
"Iya nanti mama buatin makanan, temen kamu Rafki kan?"
"Iya, sama Kevin, anak baru di kelas Ranu."
"Yaudah, kamu bersih bersih sana, nanti ini dikerjain ya." Ranu hanya mengangguk menanggapi ucapan mamanya, betapa Ranu sangat terkekang bahkan tentang teman pun Ranu harus laporan, keterlaluan memang.
Yang Ranu heran kan, kenapa keluarganya sebegitu menekan Ranu? Mamanya selalu meminta Ranu untuk mendapatkan nilai sekolah dengan sempurna sedangkan papanya, selalu mewanti-wanti Ranu agar lulus dan bisa kuliah di luar negeri dengan hasil ujian sempurna, okey hasilnya sama saja kan, mereka sama sama terpaku kata sempurna, kenapa sih?
• •
Lagu tentang rasa milik Astrid menginterupsi kamar Aulia, terbayang ucapan Ranu saat ia menyanyikan lagu itu
"Gue suka."
Ucapan itu terus terngiang di benak Aulia membuat lengkung senyum di bibir Aulia tak dapat terbendungkan, bagaimana dua kata itu mampu membuat Aulia bahagia, Aulia sangat mencintai Ranu.. Iya bagaimana pun sikap Ranu pada Aulia.
"Pengen banget lo jadi Tuan Putri di kelas ini?! Hah?! Bahkan lo gak pantes jadi budak sekali pun! Ngaca makanya!!"
Senyum yang awalnya susah dibendung kini hilang dengan sendirinya, bagaimana ucapan Ranu itu merusak mood Aulia, dan mungkin benar, bahkan jadi budak pun Aulia tak pantas.
Aulia menoleh ke arah meja belajarnya, tersenyum miris menatap bingkai dengan fotonya bersama bunda, tak ada sosok laki-laki di sana, Ayah Aulia pergi entah kemana, Aulia tak tau apa-apa, bahkan ketika ia berusaha mempertanyakan keberadaan ayahnya yang bundanya lakukan adalah menangis, ada apa Aulia tak tau.
"Ayah.. Ayah kemana? Aulia sayang ayah, Aulia pengen banget ketemu sama ayah, i miss you."
Ayah Aulia pergi sekitar 15 tahun yang lalu, saat itu umur Aulia masih 2 tahun belum genap, ayahnya pergi bersama dua orang yang tak Aulia kenal, bahkan Aulia hampir lupa bagaimana suara Ayahnya, bagaimana tatapan ayahnya, juga sentuhan lembut tangan ayahnya, Aulia lupa, saat itu terakhir kali Aulia mendengar menatap dan merasakan sentuhan tangan ayahnya.
"Jadilah anak yang cerdas nak."
Hanya itu, ucapan terakhir ayahnya yang Aulia ingat, dan Aulia merasa bersalah pada ayahnya, saat ini yang Aulia lakukan hanyalah membuat malu bundanya, bagaimana jika ayahnya tau dia pasti akan sangat malu memiliki anak seperti Aulia, maafkan Aulia ayah
Sesampainya akhir nanti.. Selamanya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...