Untuk apa kembali
Jika hanya ingin membuat luka lagi***
"Gue bahkan gak tau nama lo siapa dan lo ngaku-ngaku bakal jadi pacar gue? Lo ngimpi ya?!"
Aulia seperti mendengar sesuatu dari belakang kelasnya, suaranya sangat tak asing di telinga Aulia, benar itu seperti Ranu, tapi.. Ngomong sama siapa?
"Kak, aku suka sama Kakak." Aulia membulatkan matanya penuh, benar itu Ranu, bersama siswi yang sempat melabraknya kemarin.
Dan tunggu, siswi itu berkata begitu? Kenapa dia mengotori nama 'Aulia' untuk kedua kalinya setelah Aulia sekarang dia, Aulia yakin dan sudah sangat menebak apa jawaban Ranu, tatapan mata Ranu menatap adik kelas itu sama seperti ia menatap Aulia, jahat.
"Gak cuma lo yang suka sama gue, tapi gue gak suka lo ngaku-ngaku ke semua orang kalo lo bakal jadi pacar gue, karena itu gak akan mungkin!" ucapan Ranu masih sekasar biasanya,
Entah kenapa senyum Aulia terukir jelas di bibir Aulia kala mendengar Ranu mengucapkan itu, ucapan yang biasanya hanya ditujukan untuk Aulia kini juga ditujukan untuk orang lain yang memiliki nama sama dengan Aulia, sama saja.
Tapi sebenarnya bukan itu alasan Aulia tersenyum, bukan karena Ranu mengatai orang lain sekasar ia mengatai Aulia, melainkan Aulia bahagia Ranu mengucap itu, karena artinya kesempatan Aulia masih terbuka, hati Aulia akan baik-baik saja, pasti.
"Tapi kemarin Kakak perlakuin aku manis banget, itu apa?" iya, Aulia juga sepemikiran dengan siswi itu, benar, apa arti sikap Ranu di taman kemarin? Mengusap rambut, tersenyum, menatap tenang, dan? Duduk bersama,
Iya, menurut Aulia itu perlakuan manis, pasalnya seorang Ranu tidak pernah memperlakukan wanita manapun dengan begitu, Nada pun tak pernah, sama sekali, hanya ucapannya saja lebih halus, tapi sikapnya? Benar kemarin itu sikap termanis Ranu yang pernah Aulia lihat.
"Manis? Enggak! Lo nya aja yang ke-pd-an! Udah deh Yang pasti stop sebar hoax paham!!" senyum Aulia semakin mengembang, Aulia bahagia,
Ranu masih sama, iya, dugaan Aulia tepat, Ranu pasti masih sama, dan masalah kemarin Ranu pasti hanya khilaf, iya Aulia yakin. Seorang Ranu Narendra tidak mungkin dengan cuma-cuma memberikan perhatian nya pada wanita yang tidak ia kenal, iyalah yang 3 tahun berjuang aja gak dilirik-lirik kok ini yang baru dikenal udah mau jadi pacar, instan amat.
Dan ya setidaknya ketakutan Aulia sedikit mereda, sampai saat ini Ranu masih tak memanggilkan nama "Aulia" untuk siapapun, panggilan pertama itu harus kepada Aulia, tidak sekarang tapi suatu saat nanti,
Aulia akan terus berjuang untuk membuat Ranu menoleh ke arahnya, pasti.
• •
Aulia melangkahkan kakinya menyusuri halaman rumahnya, ada sebuah mobil berwarna putih disana, itu bukan mobil bunda, lalu? Itu siapa?
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam sayang." bunda? Itu suara bunda, bunda sudah pulang?
"Bund--" Aulia menggantungkan suaranya saat dia memasuki ruang makan, melihat seseorang yang sedang bersama dengan bundanya,
Orang itu? Air mata Aulia jelas menetes, betapa Aulia sangat bahagia, sedih, dan kecewa, orang itu lagi? Aulia seperti sedang bermimpi, benarkah? Dia di sini?
"Nada? Anakku." ucap seseorang itu memeluk Aulia, pelukannya sangat hangat, pelukan ini yang sangat Aulia rindukan, pelukan yang selama ini sangat ingin Aulia rasakan dari orang yang setiap harinya Aulia doakan.
"Ayah.." Aulia merenggangkan pelukannya menatap mata laki-laki yang selama ini sangat ia rindukan, laki-laki yang sempat ia cap sebagai lelaki paling jahat karena meninggalkannya bersama dengan bundanya sendirian, laki-laki yang sering Aulia panggil 'Ayah'
Dan detik ini dia ada di sini, memeluk Aulia erat, menatap Aulia lekat, tersenyum begitu manis,
"Bunda, dia?" masih bingung, jelas, laki-laki yang sempat menghilang bertahun-tahun kini muncul lagi? Ini bukan mimpi kan?
"Iya sayang, dia Ayah, Ayah kamu, yang selama ini kamu cariin, ini orangnya." Aulia terpaku menatap laki-laki itu,
Tatapan itu terakhir kali Aulia lihat saat ia masih sangat kecil, wajah yang hampir hilang dari ingatan Aulia kini diperjelas lagi karena ia hadir bukan dalam mimpi lagi tapi benar-benar hadir dalam hidup Aulia, nyata.
"Sayang, ini Ayah, ayo peluk Ayah." ucap laki-laki itu membuka kedua tangannya, matanya terlihat begitu bahagia.
"Gak! Kamu bukan Ayahku!! Aku gak punya Ayah!!"
"Sayang---"
"Bunda dia bukan Ayah, kenapa Bunda mau ditipu! Ayah itu udah gak ada Bunda.. Dia bukan Ayah!!" ucap Aulia pada Bundanya.
Air mata Aulia menetes jelas, laki-laki yang sudah jahat itu tiba-tiba mau masuk kekehidupannya dan Bunda lagi? Setelah dia menorehkan begitu banyak luka? Tidak! Aulia tak akan membiarkannya.
"Sayang, jangan gitu dong--"
"Untuk apa kembali jika hanya ingin membuat luka lagi?!! Aulia benci dia, Bunda!!" Aulia berlari memasuki kamarnya, jelas Aulia sangat kecewa pada laki-laki itu,
Maafin Aulia Ayah, Aulia cuma gak mau kecewa lagi karena Ayah ~~ ucap Aulia dalam hatinya, Aulia mungkin salah telah memperlakukan Ayahnya seperti ini, tapi Ayah lebih salah telah membuat Aulia dan Bunda seperti ini.
"Sayang, buka pintunya." terdengar suara Bunda sembari mengetok pintu kamar Aulia yang sengaja Aulia kunci. Suara bunda serak, sepertinya bunda menangis.
"Sudah biar dia sendiri dulu." timpal laki-laki itu, lalu setelahnya tak ada ketokan lagi dari Bunda ataupun ucapan-ucapan Bunda untuk membujuk Aulia keluar.
Aulia duduk di lantai, badannya yang menahan pintu kini sudah terduduk di lantai yang sama, menangis,
Aulia bahagia Ayah pulang, bahagia banget, tapi rasa sakit di hati Aulia masih ada, saat laki-laki itu memilih pergi bersama beberapa orang dulu, dan sekarang dia kembali?
Selama ini Aulia kira jika Ayah pulang, setidaknya hati Aulia akan lebih baik tapi nyatanya itu semua tidak benar, ayah sudah kembali dan hati Aulia masih seperti ini, bahkan lebih sakit dari biasanya.
Dan Bunda? Kenapa dia begitu terbuka menerima Ayah kembali saat sudah jelas laki-laki itu sering membuatnya menangis menahan luka dihatinya,
Aulia yakin luka di hati bunda belum sembuh, lalu kenapa dia membiarkan laki-laki itu masuk dan bersiap membuat luka lagi?
Aku sayang Ayah, tapi Ayah kan gak pernah sayang aku, jadi aku juga gak sayang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...