Aku tersesat menuju hati mu
Beri aku jalan yang indah
Izinkan ku kepas penat ku
Tuk sejenak lelap dibahumuDapatkah selamanya kita bersama
Menyatukan perasaan kau dan aku
Semoga cinta kita kekal abadi
Sesampainya akhir nanti
Selamanya..Tentang cinta yang datang perlahan
Membuat ku takut kehilangan
Kutitipkan cahayat terang
Tak padam di dera goda dan masaDapatkah selamanya kita bersama
Menyatukan perasaan kau dan aku
Semoga cinta kita kekal abadi
Sesampainya akhir nanti
Selamanya..Prok prok prok
Terlihat sebagian besar pengunjung cafe berdiri dan memberikan senyum puas mereka setelah mendengar suara Nada yang menusuk hingga ke jiwa.
Tapi di antara banyaknya pengunjung yang rata-rata adalah anak SMA dan Mahasiswa, mata Nada menangkap sosok Ranu yang ada di ujung cafe yang juga berdiri memeberikan tepukan tangan serta senyumannya.
"Bagus" ucap Ranu saat Nada telah berada di hadapannya, satu pujian yang sebenarnya ingin Aulia dengar, dan sekarang ia mendengarnya tapi untuk Nada, lagi-lagi Nada.
"Gue suka" lanjut Ranu makin memanaskan pipi Nada, cowok tuh gitu ya suka banget bikin pipi cewek berasa kek kepiting rebus, panas, merah.
"Oh iya, lo lagi buru-buru enggak?" tanya Ranu, nanya nya gak salah tapi pertanyaannya agak aneh ya.
"Enggak, kenapa?"
"Bagi nomor lo boleh?" aish Nada seketika ingin tertawa mendengar Ranu mengucap itu, iya Nada ingat beberapa hari yang lalu saat Ranu meminta nomor Nada ia beralasan buru-buru dan sekarang Ranu mengantisipasi itu, okey.
"Sini hp lo." Nada pun mencatat nomornya di ponsel milik Ranu, meskipun Nada sedang sibuk tapi ia bisa merasakan Ranu sedang menatap Nada sangat dalam, makin deg degan deh.
"Ini, yaudah gue duluan ya, bye." lanjut Nada memberikan ponsel Ranu pada sang empunya, Ranu masih tak menanggapi ucapan Nada, bukan karena ia mengabaikan Nada seperti Aulia, gak tau kenapa pokoknya mukanya itu aneh, matanya tenang banget, senyumnya gak lepas, apa jangan jangan Ranu ketempelan? Iya ketempelan cinta nya Nada, wkwkwk.
Nada berjalan menjauhi Ranu, di balik rasa bahagia Nada sebenarnya Nada sangat ingin tertawa mengingat apa yang sudah ia lakukan.
Malam itu, Aulia meminta ponsel bundanya yang sudah tak ia pakai tapi masih lumayan bagus untuk digunakan, mendaftarkan nomor whatsapp yang sudah ia siapkan, lalu memasang foto Nada di profilnya, jika saja Ranu tak meminta nomor Nada, Aulia tak harus sibuk begini, drama banget hidup nya deh.
Nada mengulum tawa di bibirnya, berusaha untuk baik-baik saja tapi ya susah, gak ada yang lucu mungkin ya? Tapi buat Nada itu memalukan, malu-maluin tingkat dewa gila, halu banget hidupnya itu, tapi gak papa lah setidaknya Aulia bisa memantau perubahan mood Ranu lewat Nada, ya semoga saja Ranu tak menyukai Nada, jangan.
• • •
Hari ini Aulia berangkat pagi, jelas dia piket kalo berangkatnya siang gawat, ntar didenda sama Meli, mana galak lagi narikinnya.
Tapi langkah Aulia terhenti di perempatan koridor saat dirinya melihat sosok Ranu yang sedang dipapah oleh Rafki menuju ke ruang UKS.
"Ranu, Ranu.. Kamu kenapa?" tanya Aulia panik, namun Ranu? Dia terdengar menghembuskan nafas panjangnya seolah malas melihat Aulia saat ini.
"Nu, kamu kenapa?" tanya Aulia lagi,
"Kecelakaan" oh iya Aulia baru sadar bahwa celana Ranu sedikit robek di bagian bawah dan terpampang jelas cairan merah keluar dari sana, darah?
"Yaudah aku bantu ke dalem ya?" saat itu Aulia benar-benar lupa bahwa Ranu tak menyukai dirinya, terlihat dari respon di luar dugaan Aulia, tepisan kasar menyambut tangan Aulia.
"Gak usah SKSD sama gue?! Harus berapa kali gue bilang!?"
"Tapi aku cuma mau bantuin kamu, nu."
"Gue gak butuh bantuan lo!" lagi-lagi sebulir air mata jatuh untuk kesekian kalinya di pipi Aulia karena laki-laki bernama Ranu itu.
"Kadang niat baik emang gak selalu dipandang baik." Aulia spontan menghapus airmatanya lalu membalikkan badan untuk melihat siapa yang mengatakan itu, dan dia adalah..
"Kevin"
Iya anak baru yang menawarkan Aulia pertemanan kini ada di hadapan Aulia dan telah menyaksikan drama Aulia tadi.
"Kamu udah lama disitu?" lanjut Aulia memastikan.
"Banget lah, lo nangis?"
"Enggak, sok tau kamu tu."
"Gue nanya bukan sok tau."
"Hehe enggak, aku gak nangis kok."
"Lo suka sama Ranu ya?" Aulia mengalihkan pandangannya kala pertanyaan ini menghampiri dirinya, Aulia harus jawab apa? Masa bilang 'iya' sih, masa bohong juga,
"Yaudah gak usah dijawab gak papa, ke kelas yuk, lo kan piket." kenapa sih Kevin ini tak mau menjauhi Aulia, dia harus dengar semuanya tentang Aulia kalau gitu.
"Duluan aja."
"Apaan sih lo duluan duluan, bareng aja orang juga satu kelas geh."
Kamu gak tau betapa mereka akan menghina ku kalau sampai aku jalan sama kamu vin ~~ tukas Aulia dalam hati, meskipun Kevin adalah anak baru tapi karena parasnya yang gak kalah tampan dari The Prince, dia juga banyak disukai para ciwi-ciwi, entah ya mereka tuh cuma suka sama yang ganteng ganteng aja gitu, kenapa?
"Ayok aulia" lanjut Kevin dengan menarik tangan Aulia, Aulia hanya berjalan sesuai alur yang Kevin tentukan menatap tangannya yang digenggam oleh Kevin, berharap tak ada orang yang akan melihat ini, tapi apalah mereka tampak begitu ramai bergunjing di depan kelas masing masing sambil menatap jijik ke arah Aulia.
Berhenti deket sama aku vin, atau mereka akan selalu natap aku dengan jijik seperti itu, aku sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...