part 41

6.9K 442 1
                                    

"Lo gak tau gimana Ranu belain lo!! Dia bukan orang yang keras, tapi buat lo! Cuma buat Nerd kayak lo! Dia korbanin namanya cuma buat belain orang kayak lo!!"

Aulia menatap Bintang lagi,

Suaranya serak, mungkin karena Bintang jarang berbicara dan ketika berbicara dengan Aulia dia harus berteriak emosi,

Tapi, kenapa Bintang yang emosi,

"Ranu yang gak pernah masuk ruang BK itu harus ngurangin poinnya cuma karena lo! Bahkan Ranu sampai di skors! Lo gak ngerti kan dia di skors?! Iyalah, lo terlalu sibuk sama temen lo itu!!" Aulia membulatkan matanya penuh,

Ranu di skors? Kenapa Aulia tak tau, dan, karena apa Ranu di skors? Masalah dia dengan Kevin kah? Tapi, Aulia masih tak mengerti.

"Maksud kamu apa sih, Tang? Aku gak ngerti,"

Bintang jelas menatap Aulia dalam, tatapannya aneh, aneh sangat aneh,

"Maksud gue? Gue tau lo gak sebodoh itu, gue tau lo itu ngerti apa maksud gue, lo cuma pura-pura polos, iyakan? Lo cuma gak mau terima kenyataan bahwa Kevin lah orang yang merusak semuanya bukan Ranu, karena apa? Karena lo suka sama Kevin kan?!"

Aulia jelas menggelengkan kepalanya, bukan, Aulia mungkin nyaman didekat Kevin, Aulia merasa terlindungi jika bersama Kevin, tapi, Aulia jelas mencintai Ranu, seluruh penjuru sekolah juga tau akan hal itu, dan Aulia yakin Bintang juga tau,

Tapi kenapa dia menuduh Aulia menyukai Kevin?

Aulia cepat membuka matanya,

Bayangan itu selalu muncul meski Aulia sedang tidur sekalipun, mimpinya selalu saja itu, kenapa? Kenapa harus jadi serumit ini,

Aulia hanya menginginkan sedikit kebahagiaan, kenapa semuanya bahkan harus melalui tahap menyulitkan seperti ini?

Aulia kadang iri dengan orang-orang yang bisa bahagia dengan mudah, sedangkan Aulia? Untuk tersenyum saja dia harus berbohong pada dirinya sendiri, miris.

"Lo yang harusnya ngotak! Gue gak suka sama lo dan lo masih deketin gue?! Harga lo murahan banget sih!"

"Kamu gila tau enggak! Kamu boleh maki-maki aku nu! Silakan! Tapi stop gangguin temen aku! Kenapa sih? Kamu gak rela aku punya temen? Hah?!"

"Lo ngebelain dia yang ngebelain lo? Siapa yang ngebelain lo emangnya? Kevin?? Haha."

"Lo selalu bergaya seakan akan lo itu manusia paling terhina, manusia paling gak disukai, manusia paling gak dihargai, tapi nyatanya justru lo! Lo yang gak pernah ngehargain usaha orang lain tau enggak!!"

"Iya gue belain lo waktu dia sama rafki jelek-jelekin lo sama bokap lo, tentang lo sama Nada yang satu raga, masalah bokap lo utamanya, tentang perasaan lo ke Ranu, semuanya,"

Aulia mengusap wajahnya frustrasi, air matanya selalu turun, kata-kata itu juga selalu terputar dikepala Aulia,

Aulia menghela nafas panjang, mengambil kacamatanya diatas meja lalu memakainya, menatap lekat dirinya sendiri di cermin,

Jam menunjukkan pukul 23 : 45, Aulia baru saja terbangun dari tidurnya saat mimpi itu muncul dan merusak tidurnya, dalam hati Aulia ada yang mengganjal, Aulia tak suka situasi seperti ini, di mana dia hanya bisa pasrah atas apa yang akan terjadi selanjutnya,

Ya, Aulia adalah pemeran utama drama ini tapi Aulia berlaga seperti penonton, yang hanya menerima dan menikmati drama yang sedang terjadi,

Ingatan Aulia juga terus tertuju pada apa yang pernah Kevin katakan, hingga Aulia percaya bahwa Kevin adalah orang yang paling baik daripada siapapun,

Dua Satu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang