Aulia berjalan menyusuri hampir seluruh isi sekolah hanya untuk mencari keberadaan Kevin, tapi nihil Kevin tak ada di mana-mana
Di kelas, di kantin, di taman, di--
Aulia mengikuti arah perjalanan mereka bertiga hingga menuju kedalam ruangan yang selama Aulia sekolah saja tak pernah melihat tempat seperti itu,
Yang Aulia simpulkan sepertinya itu adalah gudang untuk menaruh meja dan barang-barang yang sudah tak terpakai, karena dengan jelas banyak sekali peralatan kelas yang sudah rusak disana,
"Hahaha, gue cuma mau ngasih lo sesuatu aja, Nada lo itu haha maksud gue si Nerd oon lo itu, yang katanya sayang banget sama lo,---"
Bughkk
Aulia mengerjapkan matanya beberapa kali saat benda berat itu mengenai bahu kanannya,
Aulia memejamkan matanya saat kejadian itu terputar lagi di benak Aulia, yah, Kevin pasti ada di sana, hanya tempat itu yang belum Aulia periksa,
Aulia menghembuskan napas yakin, lalu berjalan menuju tempat yang menjadi lokasi tangannya patah, okey, Aulia tak apa, ini demi Kevin, demi sebuah hubungan bernama pertemanan, Aulia yakin Kevin masih sama, dia baik.
Banar,
Benar dugaan Aulia,
Saat Aulia berada di ambang pintu ruangan itu, terlihat Kevin berdiri dengan memegang besi yang waktu itu digunakan untuk memukul Aulia,
Mental Aulia sedikit surut, rasa takut tiba-tiba menyerang Aulia,
Enggak Aulia, Kevin gak sejahat itu
Aulia memejamkan matanya lagi, berusaha menghilangkan rasa takut yang menyerang nya, sungguh rasa yakin Aulia yang penuh saat berjalan menuju ruang itu saat ini benar-benar luntur,
Tuhan, Aulia kenapa, kenapa Aulia menjadi penakut hanya karena Kevin memegang besi itu, padahal yang Aulia yakini Kevin masih menjadi Kevin sahabat Aulia dulu, iya kan?
Jelas, Kevin tak akan mungkin memukulnya lagi kan? Dan saat itupun tujuan Kevin bukan Aulia tapi Ranu, Aulia hanya mengambil alih posisi Ranu, jadi positif thinking Aulia, Kevin tak mungkin melakukan itu lagi, tidak.
"Lo?!"
Aulia cepat membuka matanya, saat suara itu terdengar jelas berada di dekat Aulia,
Dan benar, Kevin saat ini ada di hadapan Aulia, masih membawa besi besar itu, Aulia spontan menggenggam tangan kanannya yang harus patah karena benda itu,
Aulia mengerjapkan matanya beberapa kali berusaha menetralisir rasa takutnya,
Lalu Kevin tersenyum kecut dan melempar besi itu ke dalam ruangan, besi itu pun menatap tembok sehingga menghasilkan bunyi yang sangat keras, melengking dan mengerikan bagi Aulia, menandakan bahwa lemparan Kevin sangat keras.
Aulia jelas terkejut dengan suara itu, dengan Kevin yang tiba-tiba melempar besi itu, mungkin kah Kevin sedang menggertak Aulia, atau sengaja untuk membuat Aulia ketakutan saat ini?
Yang jelas, Aulia ingin berlari secepat kilat menghindari Kevin, tapi hatinya berkata lain, jika Aulia pergi dia tak akan bisa mendapatkan kesempatan berbicara empat mata begini lagi dengan Kevin, jelas.
Jadi, manfaatkan kesempatan ini dengan baik Aulia, ayolah.
"Mau apa lo?!"
Aulia menghela napasnya, menatap Kevin dengan berani, berusaha membangkitkan rasa yakinnya lagi, okey Aulia bisa.
Aulia tersenyum kikuk lalu menundukkan kepalanya, setelah itu Aulia menekuk kakinya berlutut di hadapan Kevin, sama seperti yang dia lakukan pada Ranu,
Tapi bedanya reflek Ranu langsung membawanya berdiri lagi, sedangkan Kevin? Dia bahkan tak mengatakan satu katapun saat Aulia melakukan itu,
"Aku minta maaf, Vin. Aku tau semuanya, aku ngerti kenapa kamu sampai segininya sama aku, wajar, tapi aku mohon maafin aku, Vin."
Aulia menatap ujung sepatu Kevin yang barusaja bergerak ke belakang satu langkah, okey Aulia merasa ada sinyal kebaikan yang muncul,
Kevin masih sama, keyakinan Aulia itu kembali lagi saat Kevin melagkah mundur meski hanya satu langkah,
"Aku tau, mungkin kesalahan Ayah sama keluarga kamu besar banget, aku tau ini gak bisa bayar semuanya, ta---"
"Gak usah drama deh lo!! Lo pikir apa? Dengan lo sujud di kaki gue, mau lo cium kaki gue sekalipun, itu gak akan pernah bisa balikin bokap gue lagi tau enggak!!"
Aulia mengangkat tubuhnya untuk berdiri tegap di hadapan Kevin lagi, wajahnya terlihat sangat emosi, Aulia merasakan bagaimana penderitaan yang sedang Kevin rasakan, untuk kedua kalinya Aulia merasakan apa yang namanya dibenci oleh orang yang dia sayang,
Dulu Ranu, sekarang Kevin.
"Aku tau Vin, aku tau semuanya, aku tau air mata aku pun gak akan pernah balikin papa kamu hidup lagi, tapi aku tulus minta maaf atas nama ayah aku, Vin."
"Denger ya, bokap gue udah baik sama bokap lo, kalo gak ada bokap gue, entah kalian jadi apa sekarang?! Tapi kebaikan yang bokap gue kasih! Itu disia-siain sama bokap lo! Bahkan disalah gunain!! Bokap lo licik!"
Aulia menundukkan kepalanya, tak mampu membela diri dengan kalimat apapun lagi, Aulia harus tahan dengan semua ucapan Kevin, karena itu memang fakta, Kevin berkata dengan jujur, Ayah yang selama ini bohong.
"Lo pikir? Dulu gue suka rela mau temenan sama lo? Sampai gue mau nyomblangin lo sama Ranu? Haha lo HALU TAU ENGGAK!! gue gak akan pernah mau temanan sama lo kalo bukan karena buat balas dendam!!"
Benar, dari awal Aulia sudah menegaskan pada dirinya agar tak menaruh harapan terlalu besar pada Kevin, jika Aulia tak mau sakit hati, dan faktanya? Sikap Kevin yang super baik dan selalu ada untuk Aulia, membuat Aulia sakit hati diakhir seperti sekarang ini, Aulia salah.
"Lo gampang bilang maaf kek gini, tapi lo gak ngerasain jadi gue kan? Betapa gue tersiksa hidup tanpa orang tua selama hampir 15 tahun ini, lo pernah mikir gak sih? Gimana rasanya jadi gue? Hah?!" lanjut Kevin semakin membuat Aulia merasa bersalah,
Aulia mengerti, jika terpisahkan dengan ayahnya, iya, hanya terpisahkan lalu Kevin? Benar-benar kehilangan, dia kehilangan sosok ayah dan juga ibunya, Aulia tak akan sanggup jika berada diposisi Kevin, tak akan sanggup,
"Sekali lagi gue tegasin sama lo! Kalo lo ngaku sebagai sahabat gue, gue yakin lo pasti ngerti apa yang gue maksud, ITU PUN KALAU LO EMANG BENER-BENER SAHABAT GUE!!"
Aulia mengernyitkan dahinya dengan penuturan Kevin itu, maksud Kevin? Setelah dia marah-marah seperti tadi, maksud apa lagi yang Kevin bicarakan? Kenapa Kevin selalu membuat Aulia bingung seperti ini? Aulia tak bisa mejawab semua teka-teki yang Kevin berikan,
Aulia menoleh menatap punggung Kevin yang sekarang mulai menghilang tenggelam oleh jarak, Kevin berjalan sangat cepat, mungkin dia sudah tak mampu lagi menahan emosinya jika berada didekat Aulia begini,
Dan,
Kenapa Kevin tak mau berbicara dengan terus terang sih? Kalau begini Aulia harus mencari tau maksud Kevin di mana lagi?
* * *
Nyambung gak sih alurnya, Aku pusing sendiri deh, 🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...