Bel istirahat berbunyi, Aulia memutuskan untuk pergi ke kantin karena energinya terkuras habis oleh matematika barusan.
"Aulia!!" langkah Aulia terhenti di ambang pintu, mengusap telinganya, Aulia gak salah denger kan barusan? Ada yang memanggil namanya? Siapa?
"Heh! Kalo dipanggil tu nengok!"
"Meli? Ada apa mel?" tanya Aulia pada siswi bernama Meli itu, iya pasalnya tumben tumbenan dia memanggil Aulia dengan namanya, biasanya juga 'Nerd'
"Ah aku tau, kamu mau ke kantin bareng aku ya?" lanjut Aulia sotoy, dan dari ekspresi Meli saat ini Aulia sudah bisa menebak apa yang akan Meli ucapkan setelah ini.
"Bukan!" hah? Dalam ekspektasi Aulia, Meli akan berkata ogah banget gue makan bareng nerd kayak lo atau bisa gatel gatel gue makan bareng lo atau apa kek gitu, dan ini benar benar tak sesuai perkiraan Aulia, ini aneh, ada apa?
"Terus kenapa kamu manggil aku?"
"Bayar kas!" oh pantas saja Meli memanggil nama Aulia dan tak berkata sekasar biasanya, minta duit to?
"Berapa, Mel?"
"Lo udah nunggak 5 minggu jadi kaliin aja 2000 dikali 5 minggu." Aulia meletakkan jarinya tepat di depan wajahnya, menghitung 2000 dikali 5 minggu, betapa itu sangat berat untuk Aulia.
"50.000 bego! Cepet bayar!"
"Hah? Kok banyak, Mel? Ya kalo segitu aku gak punya."
"Bodo amat! Cepet bayar!"
"Mel aku kan udah bilang gak punya uang, besok deh janji"
"Besok itu sabtu, libur! Bayar sekarang gak?! Nerd!" nah udah mulai kembali nih jiwa-jiwa yang biasanya.
"Lo tu ya! Udah nerd! Oon! Gak punya temen! Miskin lagi!" lanjut Meli mulai mengeluarkan kata-kata kasarnya.
Untuk masalah Aulia tak memiliki teman, ya itu kan bukan kemauan Aulia, mereka aja yang tak mau berteman dengan Aulia, Meli juga kan.
"Bayar, Nerd!!"
"Gak punya, Mel."
"Apa kek usaha sono minjem kawan lu kek apa kek." Meli ini bagaimana sih, tadi dia sendiri yang bilang Aulia tak memiliki teman, kenapa sekarang dia menyuruh Aulia meminjam kepada teman Aulia, memang siapa teman Aulia?
"Sisshh gue lupa, siapa sih yang mau temenan sama Nerd kayak lo ini." lanjut Meli, yang Aulia lakukan hanya menunduk, bagaimana ucapan Meli benar, siapa orang yang mau berteman dengan Aulia?
"Sekarang ya Nerd! Bodoamat lo mau punya temen atau enggak yang pasti serahin ke gue duit 50.000 sekarang! Tunai tanpa utang utangan!"
Aulia memutar otaknya, dia tak akan terbebas dari Meli sampai Aulia memberikan Meli uang yang dia mau, pantas di kelas Aulia tak ada yang nunggak bayas kas, orang bendaharanya segalak singa gini.
Lalu Aulia menangkap sosok Ranu yang sedang duduk dibangkunya bersama Rafki, Ranu terlihat memberikan uang pada Rafki satu lembar berwarna biru, uang yang Aulia butuhkan itu.
"Tunggu sini ya, Mel." ucap Aulia pada Meli lalu berlari menghampiri Ranu, dan mengambil uang Ranu sebelum sampai di tangan Rafki, okey ini namanya anak nekat.
"Aku pinjem" Aulia kembali dan memberikan uang yang dari tadi Meli minta, Aulia tau apa yang ia lakukan sangat sangat salah tapi kan Aulia cuma minjem.
"Balikin duit gue!" ucap seseorang di belakang Aulia, Aulia tau ini suara siapa.
"Balikin duit gue, Mel!" ucapnya lagi pada Meli yang telah mengantongi uang milik Ranu itu.
"Lah ini udah buat bayar kasnya Nerd kali, Nu." jawab Meli masih tak mau mengembalikan uang serobotan Aulia milik Ranu itu.
"Ya bodo, itu urusan dia, kenapa ngambilin duit gue, siniin."
"Nu.. Please.. Ya minjem doang elah, aku balikin kok, aku gak punya uang nu buat bayar kas." rengek Aulia dan ditatap jijik oleh ketiga pasang mata itu.
"Nuuu.. Seenggaknya sekali aja bantuin aku yaaaaa." lanjut Aulia semakin menjijikan di mata Ranu.
"Ki! Kasih duit lo!" ujar Ranu
"Kok gue, gak gak gak, gue makan pake apa ntar gila!"
"Lo gak akan miskin dengan cuma ngasih dia 50.000." ucap Ranu, memang benar, Rafki tak akan miskin sekali pun dia memberikan uang satu koper pun, anak sultan dia itu, tapi ya sama dengan Ranu dan mereka-mereka yang lain, mana ada orang yang rela barangnya tersentuh oleh tangan Aulia yang sering mereka bilang dekil itu.
"Lo juga kali bambankk, ngapa gak duit lo aja, udah ikhlas kan saja." dan saat ini yang membuat Aulia merasa tak enak adalah ia telah membuat dua sahabat itu berseteru.
"Duit gue takut karatan kalo dipegang sama dia, ntar gak laku lagi." ucap Ranu menyakiti hati Aulia, mungkin jika kalimat itu keluar dari mulut orang lain seperti Meli ataupun Rafki tak apa, tapi ini Ranu orang yang benar-benar Aulia sayangi.
Setelah bertengkar dengan Ranu agak lama, akhirnya Rafki memberikan satu lembar uang 50.000an dan Meli pun memgembalikan uang milik Ranu, secara teori sama saja kan, sama sama uang ini, tapi secara rasa tetap beda, di mana rasa benci itu hadir maka apapun hal yang berkaitan tak akan pernah jadi arti, hanya sebatas tak sudi.
"Inget ya, Nerd! Senin lo harus udah balikin itu duit! Tepat pukul 07.00 telat satu menit bunga 2 kali lipat."
Aulia membulatkan matanya, betapa Rafki bak seorang rentenir, eh tunggu-tunggu kalo satu menit telat 2 kali lipat nah kan Aulia tak pernah berangkat pagi, minimal juga mentok bel baru masuk gerbang,
Eh senin kan upacara, biasanya Aulia menunggu upacara selesai baru masuk sekolah, sedangkan upacara dimulai pukul 07.25 dan berakhir pukul 08.00 paling lambat segitu.
Kalo dihitung, selisih waktu nya hanya 35 menit, hanya? Enggak! Itu banyak kalo dikaliin 50.000, aissshh Rafki memang orang kaya yang pelit, dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...